Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Masa Depan Energi Terbarukan

4 Agustus 2024   01:05 Diperbarui: 4 Agustus 2024   07:08 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)

Selain itu, banyak proyek energi terbarukan memerlukan dukungan finansial yang signifikan dari pemerintah atau investor swasta. Tanpa insentif atau subsidi yang memadai, proyek-proyek ini mungkin tidak akan layak secara ekonomi, terutama di negara-negara berkembang yang menghadapi keterbatasan anggaran.

Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang proaktif dan dukungan finansial dari berbagai pihak sangat penting untuk memfasilitasi transisi ke energi terbarukan.

Kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dapat menghambat perkembangan energi terbarukan. Investor dan pengembang proyek energi terbarukan membutuhkan kepastian regulasi untuk membuat keputusan yang tepat. Ketidakstabilan kebijakan, seperti perubahan tiba-tiba dalam insentif atau regulasi lingkungan, dapat menghalangi investasi dan memperlambat pertumbuhan sektor ini.

Sebagai contoh, beberapa negara telah melihat perubahan dramatis dalam kebijakan energi mereka seiring dengan pergantian pemerintahan. Ini menciptakan ketidakpastian bagi investor yang khawatir bahwa proyek mereka mungkin tidak lagi layak secara ekonomi jika subsidi atau insentif ditarik kembali. Oleh karena itu, stabilitas dan kepastian regulasi sangat penting untuk menarik investasi jangka panjang di sektor energi terbarukan.

Meskipun energi terbarukan dianggap lebih ramah lingkungan, produksi teknologi ini sering kali bergantung pada bahan baku tertentu yang tidak terbarukan. Misalnya, produksi baterai untuk penyimpanan energi dan kendaraan listrik memerlukan logam seperti litium, kobalt, dan nikel. Penambangan dan pemrosesan bahan-bahan ini bisa berdampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.

Selain itu, ketergantungan pada bahan baku ini dapat menciptakan risiko geopolitik, karena beberapa negara mungkin mengendalikan sebagian besar cadangan global bahan-bahan ini. Diversifikasi sumber bahan baku dan pengembangan teknologi baru yang mengurangi ketergantungan pada bahan-bahan tersebut sangat penting untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang energi terbarukan.

Pembangunan infrastruktur energi terbarukan seperti ladang angin atau panel surya skala besar membutuhkan ruang yang signifikan. Di beberapa daerah, menemukan lokasi yang sesuai bisa menjadi tantangan, terutama jika lahan tersebut juga diperlukan untuk pertanian, konservasi, atau keperluan lain. Selain itu, meskipun energi terbarukan dianggap lebih ramah lingkungan, mereka juga dapat memiliki dampak lingkungan yang negatif.

Misalnya, turbin angin dapat mengganggu habitat burung dan kelelawar, sementara pembangunan dam untuk pembangkit listrik tenaga air dapat mengganggu ekosistem sungai dan mempengaruhi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dan mengelola dampak lingkungan dari proyek energi terbarukan untuk meminimalkan kerugian dan memastikan manfaat yang maksimal.

Peluang Energi Terbarukan

Beralih ke energi terbarukan dapat meningkatkan keamanan energi dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan menjaga stabilitas pasokan energi. Keberlanjutan energi juga penting untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun