Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjaga Warisan Budaya di Tengah Modernisasi

19 Juni 2024   18:26 Diperbarui: 21 Juni 2024   10:00 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Festival budaya, museum, dan situs warisan dunia menarik wisatawan dari seluruh dunia, yang pada gilirannya mendukung perekonomian lokal. Produk-produk kerajinan tangan tradisional juga dapat dipasarkan sebagai barang dagangan yang bernilai tinggi, menciptakan lapangan kerja dan mendukung penghidupan masyarakat lokal.

Tantangan dalam Melestarikan Warisan Budaya

Salah satu tantangan utama dalam melestarikan warisan budaya adalah pengaruh globalisasi dan modernisasi. Modernisasi sering kali membawa perubahan dalam cara hidup, teknologi, dan pola pikir masyarakat, yang dapat mengikis nilai-nilai tradisional dan menggantinya dengan budaya yang lebih global. 

Misalnya, penggunaan bahasa global seperti Inggris sering kali menggantikan penggunaan bahasa lokal, yang mengancam kelangsungan bahasa-bahasa tersebut. 

Selain itu, gaya hidup modern yang cenderung lebih individualistis dapat mengurangi partisipasi dalam kegiatan-kegiatan budaya tradisional yang bersifat komunal.

Kurangnya kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya juga menjadi tantangan. Banyak orang, terutama generasi muda, mungkin tidak menyadari pentingnya menjaga warisan budaya atau tidak merasa terhubung dengan tradisi dan adat istiadat mereka. 

Pendidikan yang tidak memadai tentang sejarah dan budaya lokal dapat memperburuk situasi ini. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai budaya, masyarakat cenderung mengabaikan atau bahkan meremehkan warisan budaya mereka.

Perubahan ekonomi dan urbanisasi juga mempengaruhi kelestarian warisan budaya. Urbanisasi sering kali mengakibatkan perubahan dalam struktur sosial dan pola permukiman, yang dapat mengancam keberlanjutan tradisi dan adat istiadat. 

Misalnya, pembangunan infrastruktur modern sering kali mengorbankan situs-situs budaya dan bangunan bersejarah. Selain itu, tekanan ekonomi dapat memaksa komunitas untuk meninggalkan praktik-praktik budaya tradisional yang tidak lagi dianggap ekonomis.

Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)

Strategi Melestarikan Warisan Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun