Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengungkap Fakta, Apa yang Terjadi di Balik Krisis Ekonomi Global?

22 Mei 2024   22:27 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:44 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)

Biaya rekonstruksi dan pemulihan setelah bencana ini sangat besar, menambah beban pada anggaran negara dan memperlambat pemulihan ekonomi. Selain itu, perubahan iklim juga mengancam ketahanan pangan global. Gangguan dalam produksi pangan akibat cuaca ekstrem dapat menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga, yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia harus berinvestasi lebih banyak dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk mengurangi dampak ekonomi yang merugikan ini. Ini termasuk investasi dalam energi terbarukan, infrastruktur tahan bencana, dan praktik pertanian yang berkelanjutan. Hanya dengan demikian, kita dapat membangun ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan di masa depan.

Ketidakadilan Ekonomi dan Sosial

Ketimpangan ekonomi yang semakin lebar juga merupakan faktor signifikan di balik krisis ekonomi global. Ketidakadilan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan memicu ketidakpuasan sosial dan ketidakstabilan politik di banyak negara. Ketika sebagian besar kekayaan terkonsentrasi pada segelintir orang, daya beli mayoritas masyarakat menurun, yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Selama beberapa dekade terakhir, kesenjangan pendapatan antara yang kaya dan miskin telah meningkat di banyak negara. Globalisasi dan teknologi telah menciptakan peluang besar bagi sebagian kecil masyarakat, sementara banyak lainnya tertinggal. Ketimpangan ini semakin diperburuk oleh kebijakan pajak dan upah yang tidak adil, serta akses yang terbatas ke pendidikan dan layanan kesehatan berkualitas bagi kelompok berpenghasilan rendah.

Ketidakadilan ekonomi juga berdampak pada stabilitas politik. Ketidakpuasan sosial akibat ketimpangan ekonomi sering kali memicu protes dan kerusuhan, yang dapat mengganggu stabilitas politik dan ekonomi. Di beberapa negara, ketidakpuasan ini telah mengarah pada kebangkitan populisme dan nasionalisme, yang dapat memperburuk ketegangan geopolitik dan menghambat kerja sama internasional yang diperlukan untuk mengatasi masalah global.

Tantangan dan Solusi

Untuk keluar dari krisis ekonomi global ini, diperlukan kerja sama internasional yang erat dan kebijakan yang berfokus pada keberlanjutan jangka panjang. Negara-negara harus bersatu dalam upaya mengatasi perubahan iklim, menstabilkan pasar energi, dan mempromosikan keadilan ekonomi. Beberapa langkah konkret yang dapat diambil antara lain.

Investasi dalam Energi Terbarukan

Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan beralih ke sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, dan energi air. Ini tidak hanya akan mengurangi emisi karbon, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan ketahanan energi.

Reformasi Pajak dan Kebijakan Upah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun