Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Masa Depan Bersepeda, Harapan dan Tantangan

14 Mei 2024   21:28 Diperbarui: 14 Mei 2024   21:59 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersepeda adalah salah satu aktivitas fisik yang menyenangkan dan menyehatkan. Selain menjadi sarana olahraga, bersepeda juga merupakan moda transportasi yang ramah lingkungan. Di berbagai negara maju, bersepeda telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, berkat dukungan infrastruktur yang memadai. Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, bersepeda semakin populer, namun masih menghadapi berbagai tantangan. Artikel ini akan membahas perbedaan bersepeda dulu dan sekarang, perkembangan infrastruktur bersepeda, serta rencana Pemerintah Kota Malang untuk menambah jalur sepeda dan berbagai respon yang muncul terkait hal ini.

Bersepeda telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Pada masa lalu, bersepeda lebih sering dianggap sebagai aktivitas rekreasional atau hobi. Infrastruktur yang ada sangat terbatas, sehingga pesepeda sering kali berbagi jalan dengan kendaraan bermotor. Jalanan yang belum padat dan udara yang relatif bersih membuat bersepeda di masa lalu terasa lebih menyenangkan dan aman.

Namun, seiring perkembangan zaman, jumlah kendaraan bermotor meningkat pesat, menyebabkan jalanan semakin padat dan polusi udara semakin parah. Bersepeda menjadi semakin berisiko, terutama di kota-kota besar. Meskipun demikian, kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan ramah lingkungan mulai tumbuh. Hal ini mendorong pemerintah dan masyarakat untuk kembali menggiatkan bersepeda sebagai moda transportasi alternatif.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat bersepeda, banyak kota di dunia mulai membangun infrastruktur yang memadai untuk mendukung aktivitas ini. Jalur sepeda khusus, tempat parkir sepeda, dan fasilitas pendukung lainnya mulai dibangun untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pesepeda.

Di Indonesia, upaya ini juga mulai terlihat, meskipun masih dalam tahap awal dan belum merata di semua daerah. Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya telah memulai pembangunan jalur sepeda untuk mendukung aktivitas ini. Namun, infrastruktur tersebut sering kali belum terhubung secara baik dan belum dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang memadai, seperti rambu-rambu yang jelas dan tempat parkir sepeda yang aman.

Baru-baru ini, Pemerintah Kota Malang mengumumkan rencana untuk menambah dua jalur sepeda baru di Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Borobudur. Rencana ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong masyarakat agar lebih banyak menggunakan sepeda sebagai moda transportasi sehari-hari. Kedua jalur sepeda tersebut diharapkan dapat menghubungkan jalur sepeda yang sudah ada, sehingga menciptakan jaringan jalur sepeda yang lebih komprehensif.

Rencana Pemkot Malang ini mendapatkan beragam respon dari masyarakat, terutama di media sosial seperti Twitter/X. Beberapa pihak mendukung penuh rencana ini karena melihat potensi manfaatnya bagi kesehatan masyarakat dan pengurangan polusi udara. Mereka berpendapat bahwa dengan infrastruktur yang memadai, masyarakat akan lebih terdorong untuk bersepeda dan meninggalkan kendaraan bermotor.

Namun, tidak sedikit pula yang meragukan efektivitas rencana ini. Beberapa warganet berpendapat bahwa daripada menambah jalur sepeda, pemerintah sebaiknya fokus terlebih dahulu pada pembenahan transportasi umum yang saat ini tidak memadai dan tidak terintegrasi. Menurut mereka, transportasi umum yang efektif dan efisien adalah kunci utama untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi.

Pendapat bahwa transportasi umum harus dibenahi sebelum memperbanyak jalur sepeda memang memiliki dasar yang kuat. Di banyak kota besar, transportasi umum yang tidak terintegrasi dengan baik menjadi salah satu penyebab utama kemacetan dan polusi udara. Sistem transportasi yang memadai akan membuat masyarakat lebih mudah beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi yang lebih efisien.

Transportasi umum yang baik juga harus didukung oleh berbagai fasilitas pendukung, seperti halte yang nyaman, jadwal yang tepat waktu, serta jaringan rute yang luas dan terhubung dengan baik. Jika transportasi umum sudah memadai, maka penambahan jalur sepeda akan menjadi langkah berikutnya yang sangat logis untuk mendorong masyarakat menggunakan sepeda sebagai moda transportasi alternatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun