Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harapan, Jurnalisme, Independen, dan Sustainable

27 April 2024   17:13 Diperbarui: 28 April 2024   03:15 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media perlu memiliki pedoman etika jurnalistik yang jelas dan mengikuti standar tertinggi dalam praktik jurnalistik. Ini termasuk prinsip-prinsip seperti kebenaran, akurasi, keterbukaan, dan keadilan dalam melaporkan berita. Mengembangkan mekanisme pengaduan publik yang efektif dapat membantu meningkatkan akuntabilitas media. Masyarakat harus memiliki akses untuk melaporkan keluhan mereka tentang liputan media dan media harus responsif terhadap masukan tersebut.

Pengawasan independen oleh lembaga independen dapat membantu memastikan bahwa media tetap mematuhi standar etika jurnalistik. Lembaga ini dapat memberikan rekomendasi atau sanksi terhadap pelanggaran etika yang dilakukan oleh media. Media dapat meningkatkan transparansi mereka dengan secara rutin melaporkan kinerja mereka, termasuk jumlah pembaca atau pemirsa, reaksi publik terhadap liputan mereka, dan dampak sosial dari liputan mereka.

Selain itu, jurnalisme berkelanjutan juga harus mampu menanggapi tantangan yang muncul dari perkembangan teknologi dan penyebaran disinformasi. Peningkatan literasi media di kalangan masyarakat dapat membantu mengurangi dampak disinformasi. Pendidikan tentang cara mengenali berita palsu atau bias dapat membantu masyarakat menjadi konsumen berita yang lebih cerdas.

Media dapat bekerja sama dengan platform teknologi untuk mengidentifikasi dan mengurangi penyebaran disinformasi. Kolaborasi semacam ini dapat melibatkan pembagian data, pengembangan algoritma, atau pendanaan untuk proyek-proyek yang bertujuan untuk melawan disinformasi. Media dapat mengembangkan alat verifikasi fakta yang lebih canggih untuk membantu mengidentifikasi berita palsu atau informasi yang tidak akurat. Alat-alat ini dapat membantu mempercepat proses verifikasi dan mengurangi penyebaran informasi yang salah.

Mengikutsertakan masyarakat dalam proses jurnalisme, misalnya melalui jurnalisme warga atau program partisipatif, dapat membantu memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap media dan mengurangi kesenjangan informasi. Media juga perlu mengembangkan standar kode etik digital yang mengatur prinsip-prinsip jurnalisme dalam lingkungan digital. Ini dapat membantu mengatasi tantangan etika yang muncul dalam era digital.

Tantangan politik dan hukum juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga keberlanjutan jurnalisme. Pemerintah perlu memberikan perlindungan hukum yang memadai bagi wartawan yang melaksanakan tugas mereka. Ini termasuk melindungi wartawan dari ancaman, intimidasi, atau tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak puas dengan liputan mereka.

Masyarakat dan media perlu terus memperjuangkan kebebasan pers sebagai hak fundamental. Ini termasuk mengkritik undang-undang atau kebijakan yang dapat membahayakan kebebasan pers dan mengadvokasi untuk lingkungan yang mendukung kebebasan pers. Media perlu memperkuat independensi editorial mereka dari tekanan politik atau ekonomi. Ini termasuk memastikan bahwa keputusan editorial didasarkan pada prinsip-prinsip jurnalisme yang kredibel dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan tertentu.

Masyarakat juga perlu mendorong transparansi pemerintah dalam hal akses informasi dan kebijakan yang mempengaruhi kebebasan pers. Ini dapat dilakukan melalui advokasi, penelitian independen, atau pengawasan terhadap kebijakan pemerintah. Mendukung organisasi advokasi dan pendidikan jurnalistik dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebebasan pers dan melindungi wartawan dari tekanan politik atau hukum.

Selanjutnya dalam menjaga keberlanjutan jurnalisme adalah melalui kolaborasi antarmedia dan keterlibatan masyarakat. Kolaborasi antarmedia dapat membantu mengatasi tantangan bersama dan menciptakan sinergi yang menguntungkan. Media dapat berbagi sumber daya, informasi, dan pengalaman untuk meningkatkan kualitas liputan dan mencapai audiens yang lebih luas.

Keterlibatan masyarakat dalam proses jurnalisme dapat meningkatkan kepercayaan dan relevansi media dalam masyarakat. Media dapat melibatkan masyarakat dalam diskusi, pemilihan topik liputan, atau bahkan produksi konten untuk menciptakan hubungan yang lebih erat antara media dan audiensnya. Media perlu memberikan ruang bagi beragam suara dan pandangan dalam liputannya. Ini termasuk memberikan platform untuk kelompok minoritas, masyarakat lokal, atau kelompok yang kurang terwakili untuk menyampaikan pandangan dan pengalaman mereka.

Pendidikan media yang ditujukan untuk masyarakat dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang peran dan fungsi media dalam masyarakat. Ini dapat membantu masyarakat menjadi konsumen berita yang lebih cerdas dan kritis. Membangun jaringan kolaborasi yang kuat antara media, pemerintah, lembaga nirlaba, dan masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung keberlanjutan jurnalisme. Kolaborasi semacam ini dapat mencakup program pendanaan, proyek bersama, atau inisiatif untuk meningkatkan literasi media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun