Rio Haryanto, pemuda 23 tahun asal Surakarta, Jawa Tengah telah sukses mencetak sejarah bagi Indonesia dengan menjadi pembalap Formula 1 pertama dari tanah air. Bergabung dengan tim Manor Racing medio Februari silam,pembalap santun yang juga punya kesan taat beribadah itu, kini sudah menjalani4 seri balapan di ajang jet darat itu.
Jalan Rio ke F1 memang tidak mudah, terlebih ada syarat kewajiban pembayaran sebesar 15 Juta Euro. yang harus dilunasi oleh Rio dan PT.Kiky Sport sebagai manajemennya. Jumlah yang tidak sedikit memang. Toh,nyatanya Rio juga baru bisa menyiapkan dana sebesar 8 Juta Euro yang berasal dari kocek pribadi beserta pinjaman bank dan PT. Pertamina (Persero) sebagai sponsor utamanya.
Dengan dana yang belum sesuai kewajiban itu, konon kabarnya Rio hanya bisa membalap sebanyak 10 seri balapan bersama dengan tim ManorRacing, kabar yang tidak dibenarkan atau bahkan ditampik oleh manajer Rio asalInggris, Piers Hunnnisett ketika saya mencoba untuk mengkonfirmasinya. Tapi,diam-diam Hunnisett mengirimkan kabar serupa kepada pihak kementerian Pemudadan Olahraga.
Berakhirkah kiprah Rio di F1 2016 ? Pertanyaan itu mungkin baru terjawab 31 Mei mendatang, saat mencapai tenggat pembayaran kepada tim asal Inggris itu. Tapi melihatrealitasnya saat ini, manajemen Rio dan Piers, bahkan sampai Kemenpora punsudah ngos-ngosan mengumpulkan dana bagi Rio. Semua pihak coba didekati, tapihasil positif belum juga terlihat.
Tambahan dana mungkin bisa didapatkan melalui Kementerian Pariwisata, tapi Kementerian pimpinan Arief Yahya itu sudah memastikan hanya sanggup membantu sebesar Rp 5-6 MIliar dari dana promosi Pariwisata Indonesia di luar negeri melalui kampanye Wonderful Indonesia. Jumlah yang tentu sangat jauh dibandingkan kekurangan 7 Juta Euro yang bila dikonversi ke rupiah bisamencapai Rp 105 Miliar.
Lalu kemana lagi mencari dana untuk Rio ? Bila dana swastadan APBN belum bisa diandalkan, berikutnya ada upaya penggalangan dana dengan membuka rekening untuk Rio Haryanto di Bank Mandiri KCP Kehutanan dengan nomorrekening 122.0000.882.012. Hingga kemudian ada layanan sms donasi dengan nomor7788 bertarif Rp 5.000 dari lima operator besar, yaitu Telkomsel, Indosat, XL,Smartfren, dan 3.
Tapi seperti diakui juru bicara Kemenpora Gatot S DewaBroto, perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan telepon seluler dan jugaberdonasi, membuat kedua sumber donasi itu tak bisa diandalkan untuk meraupdana besar bagi Rio. Dari Swasta ? sejauh ini hanya nada ketertarikan tanpaaksi yang terjadi.
Melihat realitas itu, pertanyaan berikutnya mungkin.Layakkah Rio dibantu ? Tak bisa dipungkiri, manor bukanlah tim besar, bahkan untuk disebut tim papan tengah sekalipun. Tahun lalu, mereka ada di posisi paling buncit kategori konstruktor. Kali ini, dengan pasokan mesin Mercedespun, Manor masih terseok-seok dengan Rio dan Pascal Wehrlein sebagai punggawa.
Lalu, kiprah Rio, bisa dibilang sebagai rookie bersama Wehlein dan Joylon Palmer di Renault, Rio belum memunjukkan performa yang signifikan dengan catatan dua kali gagal finish dan dua kali melewati chequered flag sebagai pembalap terakhir. Dengan penampilan seperti itu, secara prestasi Rio memang belum menjanjikan.
Tapi F1 bukan hanya soal prestasi, dengan miliaran pasang mata menyaksikannya sepanjang 21 seri, kesempatan memperkenalkan perusahaan ke seantero dunia bila menjadi sponsor sangatlah besar. Harga 300 ribu – 4 jutaEuro untuk bisa menampilkan logo perusahaan di body mobil F1, sepertinya layak dikeluarkan.
Sebagai olahraga “mahal”, coverage media F1 pun sangat besar hingga menembus negara yang tidak disinggahi seri balapan jet darat tersebut. Diera persaingan bisnis terbuka, menjadi sponsor F1 layak menjadi salah satumedium beriklan ke seluruh pelosok bumi, terutama bagi perusahaan yang sudahdan ingin go international.