Mohon tunggu...
Agoeng Widodo
Agoeng Widodo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang yang sedang belajar, dan sangat memimpikan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Belajar Toleransi di Plaosan Lor

6 April 2018   14:31 Diperbarui: 6 April 2018   14:33 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Candi Plaosan memang tak sepopuler Candi Prambanan atau Candi Borobudur. Namun candi yang terletak di dukuh Plaosan desa Bugisan kecamatan Prambanan Klaten Jawa Tengah ini memiliki pesona dan keindahan yang tak kalah dengan Candi Prambanan maupun Candi Borobudur. Terlebih Candi Plaosan Lor (Candi Plaosan ada Plaosan Lor dan Plaosan Kidul). Candi Plaosan Lor merupakan perpaduan antara kebudayaan Hindu dengan  Budha. Karena candi ini konon merupakan bukti cinta Rakai Pikatan kepada permaisurinya Pramudyawardhani yang berbeda keyakinan.

Memasuki areal Candi Plaosan Lor, kita akan disambut dengan 2 pasang arca Dwarapala yang saling berhadapan. Sepasang berada di pintu masuk selatan dan sepasang di utara. Kompleks Candi Plaosan ini memiliki 2 candi utama yang dikelilingi oleh ratusan stupa serta puluhan candi perwara. Kedua candi utama ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama, sehingga sering disebut dengan Candi Kembar. Perbedaan diantara keduanya hanya terdapat pada reliefnya. Candi Induk Utara berreliefkan tokoh-tokoh wanita, sedangkan Candi Induk Selatan berrelief tokoh-tokoh laki-laki. Pada masing-masing candi induk terdapat 6 arca Dhyani Boddhisattva. Itulah mengapa candi ini termasuk dalam kategori candi budha.

Arca Dwarapala si penunggu pintu gerbang (dok. pribadi)
Arca Dwarapala si penunggu pintu gerbang (dok. pribadi)
Arca Dhyani Boddhisattva di dalam candi utama (dok. pribadi)
Arca Dhyani Boddhisattva di dalam candi utama (dok. pribadi)
Keindahan dan kemegahan kedua candi utama ini seolah menggambarkan bagaimana Rakai Pikatan dan Pramudyawardhani saling mengagumi satu sama lain. Sedangkan candi perwara yang mengelilinginya bak para penonton yang mengelilingi dan mengagumi idolanya. Candi-candi kecil ini konon merupakan hadiah perkawinan untuk keduanya (info dari salah satu petugas disana), sehingga pada candi-candi pendamping tersebut tertulis nama-nama si pemberi hadiah dalam bahasa sansekerta. Stupa maupun candi perwara ini ada yang masih utuh, ada pula yang masih berupa batu yang berserakan (belum direkonstruksi).

Barisan candi perwara (dok. pribadi)
Barisan candi perwara (dok. pribadi)
Stupa yg mirip di Borobudur (dok. pribadi)
Stupa yg mirip di Borobudur (dok. pribadi)
Sebagaimana candi-candi di pulau Jawa, Candi Plaosan Lor ini juga memiliki beragam keunikan. Salah satunya yakni candi ini dikelilingi oleh stupa dan candi perwara. Padahal candi perwara merupakan ciri khas kebudayaan agama Hindu, sedangkan stupa merupakan ciri khas kebudayaan Buddha. Hal ini menunjukkan bagaimana dua keyakinan yang berbeda bisa disatukan dalam cinta Rakai Pikatan dan Pramudyawardhani.

Relief di candi utama (dok. pribadi)
Relief di candi utama (dok. pribadi)
Relief di tangga (dok. pribadi)
Relief di tangga (dok. pribadi)
Selain keunikan tadi, candi ini juga dilingkupi dengan sebuah mitos. Konon siapapun yang ke sini bersama pasangannya, maka kelak hubungan mereka akan langgeng. Tak ayal jika tempat ini banyak digunakan untuk pengambilan gambar prewedding.  Terlepas benar atau tidaknya mitos tersebut, Candi Plaosan Lor merupakan kompleks candi yang megah, dan memiliki banyak spot menarik. Lokasiya yang berada di tengah persawahan, keunikan candi-candi perwara dengan corak hindunya, stupa-stupa budha yang mirip di Candi Borobudur semua sangat sayang jika dilewatkan tanpa bidikan lensa camera.

Keunikan dan keindahan candi perwara (dok. pribadi)
Keunikan dan keindahan candi perwara (dok. pribadi)
Selain hunting foto, banyak aktifitas lain yang bisa kita lakukan disini. Suasana candi yang tenang bisa kita manfaatkan untuk duduk di teras candi, atau di hamparan rumput yang hijau, atau diantara bongkahan-bongkahan batu yang banyak berserakan untuk sekedar memejamkan mata, dan membiarkan pikiran dan imajinasi kita melayang bebas tanpa batas niscaya kita akan melihat kekuatan cinta dan besarnya toleransi ratusan tahun lalu. Di sini juga memungkinkan kita untuk melakukan running temple ala Angelina Jolie di film Tomb Raider. Semuanya dijamin menyenangkan.

Pagar yang mengelilingi candi (dok. pribadi)
Pagar yang mengelilingi candi (dok. pribadi)
Bagaimana? Tertarik untuk mengunjungi tempat indah yang satu ini? Agendakan untuk liburan anda yang akan datang yah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun