Mohon tunggu...
Agoeng Widodo
Agoeng Widodo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang yang sedang belajar, dan sangat memimpikan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjo

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gerdema (Ketika Bupati Melawan Arus)

27 November 2014   17:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:42 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_338117" align="aligncenter" width="448" caption="Buku Penuh Inspiratif"][/caption]

Judul                          : Revolusi Dari Desa : Saatnya dalam Pembangunan Percaya kepada Rakyat

Penulis                      :  Dr. Yansen TP., M.Si

Penerbit                     :  PT. Elex Media Computindo, Jakarta

ISBN                           :  978-602-02-5099-1

Buku ini merupakan buku yang luar biasa, karena merupakan hasil kajian doktoral penulis, yang kemudian diimplementasikan di Kabupaten Malinau Kalimantan Utara. Melalui buku ini Dr. Yansen TP., M.Si (yang notabene merupakan Bupati incumbent Kabupaten Malinau) ingin menunjukkan bahwa pola pembangunan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (for the people, from the people, and by the people) bukan hanya isapan jempol semata, akan tetapi bisa diwujudkan secara riil. Tentu saja dengan melakukan langkah-langkah yang “revolusioner” dan berbeda dari sebelumnya. Melalui Gerakan Desa Membangun (Gerdema) penulis ingin mewujudkan kesejahteraan masyarakat (di Kabupaten Malinau khususnya) secara kontekstual. Gerdema merupakan paradigma baru dalam pembangunan dan merupakan perilaku kebijakan inovatif yang percaya sepenuhnya kepada masyarakat desa.Gerdema berjalan dengan moto “Berubah, Maju, Sejahtera” serta dilandasi oleh tekad untuk bekerja keras, dan cerdas dengan ketulusan hati yang bersih dan berkomitmen. Dengan demikian maka visi “Terwujudnya Kabupaten Malinau yang aman, nyaman, dan damai melalui Gerakan Desa Membangun” bisa tercapai.

Adapun pedoman pencapaian visi tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam Misi Kabupaten Malinau yang selanjutnya dikelompokkan menjadi 4 pilar Pembangunan Malinau yakni : Pembangunan infrastruktur daerah, membangun Sumber Daya Manusia (SDM), membangun ekonomi daerah melalui sektor ekonomi kerakyatan, dan membangun sektor kepemerintahan. Sedangkan komitmennya yakni mewujudkan Malinau sebagai kabupaten pariwisata, membangun pertanian melalui revitalisasi, dan mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai rumah sakit rujukan (bahkan ke depannya RSUD ini akan dijadikan Rumah Sakit Wisata).

Dalam buku ini juga mengulas bagaimana pentingnya nilai kepemimpinan dalam menunjang keberhasilan Gerdema. Bahkan dikatakan bahwa kepemimpinan menjadi syarat mutlak keberhasilan pelaksanaan Gerdema, sebab krisis kepemimpinan mengandung resiko yang sangat besar dibandingkan krisis ekonomi. Tak salah jika dalam keberhasilan pelaksanaan Gerdema penulis menempatkan kepemimpinan di posisi teratas setelah demokrasi, keterbukaan, keberpihakan, toleransi, efisiensi, efektif, partisipasi, swadaya, pertanggungjawaban, pemberdayaan, inovasi, dan produktivitas.

Sejak dijalankan pada tahun 2012 lalu, Gerdema telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Masyarakat di Kabupaten Malinau kini memiliki berbagai ketrampilan teknis dan kemampuan dalam tata kelola pemerintahan serta secara perlahan telah mampu membangun wawasan kepemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik sebagai kekuatan dalam meyukseskan gerakan desa membangun (Gerdema).

Kelebihan dari buku ini dapat dilihat dari detailnya pemaparan penulis akan sebuah paradigma baru dalam pembangunan melalui program Gerdema. Penulis begitu paham bahwa 60% penduduk Indonesia ada di desa, sehingga Penulis berani melawan arus dari yang semula menganut pendekatan top down menjadi bottom up. Buku ini juga bukan hanya teori belaka, melainkan mengandung unsur true story, karena sudah diimplementasikan di Kabupaten Malinau. Di dalam buku ini juga terdapat kalimat-kalimat inspiratif dan menjadi titik poin yang biasanya dicetak dalam border tertentu. Desain covernya juga sangat menarik meski sekilas nampak simple. Dominasi warna biru laut menggambarkan sebuah harapan. Pun demikian dengan ulat, bunga, dan kupu-kupu menggambarkan sebuah revolusi yang sempurna.

Karena memiliki kekayaan bahasa, diantaranya banyak menggunakan istilah asing (bahasa Inggris)  menyebabkan pembaca yang kurang mengerti Bahasa Inggris butuh penyesuaian. Dalam buku ini juga tidak ada testimoni dari masyarakat (warga) tentang perubahan apa yang mereka rasakan dengan adanya Gerdema.

Namun secara keseluruhan, buku “Revolusi dari Desa” ini memang layak dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat, segenap SKPD, bahkan Kepala Daerah agar bisa diimplementasikan di daerahnya masing-masing. Sehingga desa-desa di Indonesia bisa menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Ke depan tidak ada lagi generasi muda yang malu mengaku sebagai “orang desa”, karena desa akan selalu dirindukan seperti petikan lagu berikut :

Desaku yang kucinta

Pujaan hatiku

Tempat ayah, dan bunda,

Dan handai taulanku

Tak mudah kulupakan

Tak mudah bercerai

Selalu kurindukan

Desaku yang permai

*) Foto diambil dari sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun