Mohon tunggu...
Genoveva Tersiandini
Genoveva Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - penggemar wisata dan kuliner

Pensiunan pengajar di sebuah sekolah internasional.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sehari Berkunjung ke Ninh Binh

6 April 2024   21:39 Diperbarui: 6 April 2024   21:41 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu gua yang kami lewati (foto: dokpri)

Bagi banyak wisatawan yang datang ke Hanoi, berkunjung ke Ninh Binh menjadi salah satu pilihan wisata. Ada yang memilih untuk tinggal di sana beberapa hari, ada pula yang hanya mengunjunginya dalam sehari saja. Saya termasuk yang terakhir. Tam Coc adalah highlight dari perjalanan ke Ninh Binh ini. Sebenarnya ada dua pilihan tempat, yaitu mengunjungi Tam Coc atau Trang An, namun manager hotel kami menyarankan agar kami memilih Tam Coc karena lebih bagus. Jadilah kami memilih paket tour yang memasukkan Tam Coc di dalamnya. Walaupun saya sudah pernah ke Tam Coc, tapi saya tetap 'excited' untuk melihat tempat itu lagi.

Seperti hari-hari sebelumnya, pagi itu di Hanoi hujan turun.  Setelah kami selesai sarapan, pukul 7:30 kami menunggu dijemput di lobby hotel. Sementara menunggu kami bercakap-cakap dengan petugas reception yang sedang bertugas pagi itu. Seperti biasa kami bercanda bersama-sama. Tidak lama menunggu tour leader kami tiba dan kami segera berjalan menuju bus yang akan membawa kami ke Ninh Binh. Bus yang kami tumpangi tidak besar karena tour ini memang hanya untuk 20 peserta saja. Kami masih menjemput beberapa orang lagi sebelum berangkat ke Ninh Binh.

Ketika semua peserta sudah berada di bus, tour leader kami yang bernama Lou mulai memperkenalkan diri dan menjelaskan tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Dia menjelaskan perjalanan menuju Ninh Binh akan memakan waktu sekitar dua jam tiga puluh menit. Kami akan berhenti di satu tempat untuk 'toilet break'. Nah sebelum sampai ke tempat itu kami dipersilakan untuk tidur. Saya mengamati sekeliling karena sekarang Vietnam sudah sangat berbeda dengan tahun 2013 ketika saya mengunjunginya. Sekarang kita sudah dapat melalui jalan tol untuk menuju Tam Coc yang sekitar 11 tahun lalu belum ada sama sekali. Cepat juga pembangunan di negara tersebut. Rasanya baru saja Lou meminta kami beristirahat kami sudah tiba di sebuah tempat dimana kami bisa pergi ke toilet. Nah dari situ kami dibawa ke sebuah kamar dan di situ kami diberi penjelasan tentang barang-barang yang berasal dari bambu. Rupanya ini adalah cara mereka memasarkan produk bambu mereka. Ada yang dibuat baju, lap, handuk, dan banyak lagi. Selesai menjelaskan, kami dipersilakan untuk melihat-lihat barang-barang produksi mereka di toko. Bagi yang tidak bisa menahan diri, tentu saja akan kalap membeli barang-barang tersebut. Setelah 30 menit kami diminta untuk kembali ke bus.

Lou memeriksa apakah semua peserta sudah berada di bus. Ketika sudah lengkap bus mulai bergerak untuk melanjutkan perjalanan. Pada saat ini Loe meminta izin untuk bernyanyi. Dia pun mulai menyanyikan lagu Vietnam. Setelah dia selesai, dia meminta beberapa penumpang untuk bernyanyi. Kedua teman saya menawarkan diri untuk menyanyikan lagu Dancing Queen. Wah seru sekali suasana di dalam bus saat itu. Lou memang pandai mencairkan suasana. Dia pun banyak bercanda selama perjalanan. Ada saja candaan yang dilontarkannya yang membuat kami tertawa terbahak-bahak. Perjalanan panjang itu jadi tidak terasa.

Akhirnya kami sampai di Mua Cave. Setelah bus di parkir, kami semua turun menuju Mua Cave. Pagi itu hujan rintik masih turun, jadi jalan yang kami lalui cukup basah dan licin. Kami harus menaiki anak tangga yang jumlahnya sekitar lima ratusan. Ada dua tempat yang bisa kita tuju ... kita bisa sampai di puncak bukit atau di pertengahan saja. Teman-teman dan saya memutuskan untuk berhenti di tengah saja dan kembali ke bawah karena jujur kaki kami masih terasa pegal-pegal setelah menaiki anak tangga yang jumlahnya ratusan di Fansipan, Cat Cat dan Ha Long Bay. Kami sudah tidak sanggup untuk naik turun tangga lagi, walaupun katanya pemandangan di puncak bukit sangat indah, karena kita bisa melihat seluruh Tam Coc dari situ. Kami sudah puas melihat dari tempat kami berdiri karena pemandangannya juga indah. Setelah puas kami turun dengan perlahan-lahan dan hati-hati karena tangga tersebut cukup licin. Akhirnya kami sampai di bawah dan kami memutuskan untuk berjalan-jalan di taman bunga yang pada saat itu bunganya sedang bermekaran karena sudah memasuki musim semi. Tidak lama berada di sana kami sudah diminta untuk kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya, yaitu sebuah restoran dimana kami akan makan siang.

Mua Cave (photo: dokrpi)
Mua Cave (photo: dokrpi)

Puncak Mua Cave (foto: dokpri)
Puncak Mua Cave (foto: dokpri)

Tam Coc diselimuti kabut terlihat dari Mua Cave (foto: dokrpi)
Tam Coc diselimuti kabut terlihat dari Mua Cave (foto: dokrpi)

Kami disajikan makanan Vietnam secara prasmanan. Rombongan kami datang paling awal, jadi kami bisa dengan leluasa memilih makanan yang terlihat menarik. Pilihan makanannya cukup banyak dan bervariasi, selain itu rasa makanannya lumayan. Ketika kami sedang makan datang rombongan tour lain yang juga makan di tempat itu. Suasananya menjadi sangat ramai ketika rombongan tour lain datang. Selesai makan kami diberi pilihan untuk naik sepeda atau tetap naik bus menuju Dinh King dan Le King Temple. Kami memilih naik bus saja. Rupanya hanya 4 orang yang memilih untuk tetap naik bus.

Tidak lama setelah kami tiba di tempel, teman-teman yang memilih naik sepeda pun segera tiba. Kami pun diarahkan menuju temple. Lou dengan kocak bercerita tentang sejarah temple tersebut. Sebelum kami kembali ke dalam bus, Lou meminta kami untuk mengambil group photo. Loe memang sangat ramah dan memiliki social skill yang baik. Kami semua menyukainya.

Gerbang menuju temple (foto: dokpri)
Gerbang menuju temple (foto: dokpri)

Suasana di kompleks temple (foto: dokpri)
Suasana di kompleks temple (foto: dokpri)

Sebuah rumah di kompleks 'temple' (foto: dokpri)
Sebuah rumah di kompleks 'temple' (foto: dokpri)

Tujuan terakhir kami adalah Tam Coc. Ini adalah highlight dari perjalanan ini. Kami berbaris per kelompok untuk menaiki perahu. Ada yang satu perahu dua orang ada yang tiga. Pemandangan di sepanjang perjalanan dengan perahu sangat indah. Walaupun mendung tapi kami masih bisa menikmati bukit-bukit yang menjulang tinggi di sungai. Kami juga harus melalui tiga gua. 

Bukit-bukit di sungai (foto: dokpri)
Bukit-bukit di sungai (foto: dokpri)

Menikmati alam di atas perahu (foto: dokpri)
Menikmati alam di atas perahu (foto: dokpri)

Tetap indah walau berkabut (foto: dokpri)
Tetap indah walau berkabut (foto: dokpri)

Keadaan di sekitar Tam Coc sudah banyak berubah. Gua-guanya pun sudah memiliki penerangan karena ketika dulu saya ke sana saat harus melewati gua, keadaannya masih gelap. Terlihat ada beberapa stalagtit yang nampaknya dipotong untuk memudahkan perahu-perahu lewat dengan leluasa. Sayang sebetulnya, tapi ya demi turisme nampaknya alam yang harus dikorbankan. Selain pemandangannya yang indah, satu hal lagi yang unik di Tam Coc ini adalah bagaimana cara pengemudi perahu mendayung perahunya. Mereka tidak mendayung menggunakan tangan, tetapi menggunakan kedua kaki mereka. Terkadang ada yang duduk dengan santai (tangan di belakang kepala/tengkuk) sambil mendayung perahu dengan kaki. Pemandangan yang unik.

Salah satu gua yang kami lewati (foto: dokpri)
Salah satu gua yang kami lewati (foto: dokpri)

Gua yang sudah diberi penerangan (foto: dokpri)
Gua yang sudah diberi penerangan (foto: dokpri)

Santai mendayung dengan kaki (foto: dokpri)
Santai mendayung dengan kaki (foto: dokpri)

Cara mendayung yang khas di Tam Coc (foto: dokpri)
Cara mendayung yang khas di Tam Coc (foto: dokpri)

Jika Anda sedang berperahu dan tiba-tiba didekati oleh perahu lain dan ditawari untuk difoto, hati-hati karena ketika sudah sampai di darat mereka akan memberi harga yang mahal untuk foto yang mereka ambil. Sebaiknya ditolak saja. Untung tidak ada perahu yang tiba-tiba meletakkan cool box di perahu yang kami tumpangi, karena saya pernah mengalaminya ketika pertama kali ke Tam Coc sebelas tahun yang lalu. Mereka mencoba untuk memaksa kita membeli minuman, dan nampaknya mereka bekerjasama dengan pendayung perahu yang kita tumpangi. Sepertinya hal itu sudah tidak ada lagi, namun gantinya adalah orang yang menawarkan jasa untuk memotret kita. 

Satu setengah jam kami mengarungi sungai dan akhirnya kami tiba di pelabuhan sungai. Sekitar jam 16:00 kami selesai dan kemudian kembali ke bus yang akan membawa kami kembali ke Hanoi. Jam 18:30 kami sudah tiba di Hanoi dan para penumpang diturunkan di hotel masing-masing. Mengingat hari masih terbilang sore, kami tidak kembali ke hotel tapi mencari makan malam. Setelah itu kami berjalan-jalan mencari oleh-oleh karena hari itu adalah hari Jumat dan setiap Jumat malam hingga Minggu malam di old quarter selalu ada night market. Biasanya orang yang suka berbelanja akan kalap ketika mendatangi night market tersebut. Walaupun Hanoi masih diguyur hujan rintik-rintik kami tidak peduli. Jam sebelas malam kami kembali ke hotel untuk beristirahat karena esok kami akan kembali ke Jakarta.

Perjalanan kali ini membawa kenangan yang tak terlupakan baik itu pengalaman buruk maupun pengalaman yang menyenangkan. Semua menjadi cerita tersendiri yang sangat berharga. Apakah saya ingin kembali lagi ke sana? Tentu saja ... masih banyak tempat di Vietnam yang ingin saya kunjungi.

gmt/06/04/2024

foto: koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun