Pagi itu cuaca di Hanoi cukup cerah, namun suhu udara tetap sejuk. Walaupun kami hanya tidur beberapa jam saja karena kami baru tiba di hotel sekitar jam 12 malam, tetapi kami cukup bersemangat untuk menjelajah sebagian tempat wisata di Hanoi.Â
Setelah sarapan kami segera check out. Tas kami titipkan di hotel ketika kami menjelajah sebagian kecil kota Hanoi. Keluar hotel kami langsung menuju danau dan menikmati keindahan danau. Karena bulan Maret masih masuk musim semi, di pinggir danau banyak terdapat bunga berwarna-warni yang membuat cantik pemandangan. Tidak lupa kami berfoto dan sempat juga berinteraksi dengan beberapa penduduk lokal yang kami temui.Â
Puas berfoto-foto di tepi danau, kami pun mengunjungi Ngoc Son Temple. Pengunjung temple ini lumayan banyak. Para pengunjung banyak yang mengambil foto di jembatan karena jembatan ini cukup terkenal di Hanoi. Setelah berkeliling temple kami pun melanjutkan perjalanan dan tempat yang kami tuju selanjutnya adalah Train Street.Â
Berbekal google map kami mencari-cari lokasi Train Street. Kami berjalan bolak balik karena map yang kami gunakan berubah-ubah arah yang membuat kami bingung. Kami bertanya pada warga setempat tapi mereka tidak bisa berbahasa Inggris, jadi tidak memberi hasil. Akhirnya kami putuskan untuk bertanya kepada turis yang kami temui. Justru dari mereka kami mendapatkan informasi yang kami perlukan.Â
Walaupun demikian kami masih tetap merasa bingung untuk menentukan arah mana yang diambil. Kebetulan di perempatan tempat kami berdiri terdapat sebuah warung buah-buahan. Dengan bahasa tarzan dan menirukan suara kereta kami bertanya kepadanya. Untungnya ibu penjual buah itu mengerti apa yang kami maksud dan menunjukkan arah menuju Train Street.Â
Anehnya tidak jauh dari perempatan menuju Train Street ada seorang perempuan yang mengendarai motor menunjukkan arah Train Street kepada kami padahal kami tidak pernah bertemu dengannya. Lalu ada lagi seorang pemuda remaja juga melakukan hal yang sama. Kami agak heran bagaimana mereka tahu kalau kami ingin ke sana. Namun, kami tetap mengikuti arah yang ditunjukkan.
Akhirnya kami pun tiba di tempat yang kami cari. Ternyata di situ terdapat banyak kedai minum yang letaknya persis di tepi jalan kereta api. Di situ mereka menjajakan kopi, jus dan banyak lagi. Teman saya memesan egg coffee dan saya memesan juice. Sementara menunggu kereta lewat kami pun foto-foto di rel kereta dan juga di kedai tempat kami minum. Rupanya setiap 10 menit akan ada kereta yang lewat. Beberapa menit sebelum kereta lewat, petugas yang ada di sana memperingatkan para pengunjung untuk berdiri di dalam kafe dan berhati-hati agar tidak berdiri terlalu dekat dengan jalan kereta karena sangat berbahaya. Benar saja, ketika kereta tiba dan melewati kami, jarak antara kereta dengan tempat kami berdiri sangat dekat. Jika tangan kita dijulurkan, pastilah akan tersambar kereta ... walaupun jalannya lumayan pelan. Jumlah gerbong kereta pun lumayan banyak. Setelah kereta lewat, kami segera menghabiskan minuman kami dan melanjutkan perjalanan. Kami ingin mengunjungi Katedral.
Dalam perjalanan kami menemukan sebuah restoran Michelin yang menjual Bun Cha, dan kebetulan saat itu sedang jam makan siang jadi kami putuskan untuk masuk dan makan siang di situ. Tempatnya tidak begitu bagus tetapi pengunjungnya lumayan banyak baik orang lokal maupun turis asing. Makanannya pun enak. Pantas selalu banyak pengunjung.
Setelah makan kami pun berjalan menuju Kathedral. Sama seperti saat akan ke Train Street google menunjukkan arah yang memutar. Setelah bertanya pada  orang lokal yang fasih berbahasa Inggris, akhirnya kami menemukan gereja tersebut. Kami sempatkan untuk masuk dan menikmati arsitektur gereja. Setelah puas berkeliling gereja kami putuskan untuk sekedar nongkrong di sebuah cafe. Kali ini pilihannya adalah Note Cafe.
Ketika kami tiba di cafe tersebut sudah banyak orang yang mengantri. Tempatnya kecil tetapi pengunjungnya banyak. Kami memesan minuman yang kami inginkan lalu memilih tempat duduk di lantai atas. Tangga menuju lantai atas sangat sempit dan ruangan yang ada di lantai atas juga lumayan kecil. Akhirnya kami mendapatkan tempat yang pemandangannya cukup bagus, yaitu menghadap danau. Di cafe tersebut kita bisa menuliskan 'note' dan menempelkannya di tembok, meja, kursi, dll. Jadi tempat itu penuh dengan 'note' yang isinya macam-macam.Â
Ada yang menulis tentang percintaan, perjalanan, persahabatan dan banyak lagi. Sayangnya hot chocolate yang mereka suguhkan rasanya kurang OK tapi menurut teman saya, kopinya lumayan enak. Saat berada di Note Cafe saya mendapat WA dari 'airline' yang mengatakan koper saya sudah ditemukan di Jakarta dan akan dikirim ke Hanoi hari itu dan malam itu akan dikirim ke hotel. Mengingat malam itu kami akan ke Sapa maka saya minta izin pada pihak hotel untuk menerima dan menyimpan kopor saya di hotel tersebut hingga saya tiba; dan untungnya mereka mengizinkan.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, saya segera menuju salah satu toko pakaian untuk membeli pakaian yang akan saya pakai saat berada di Sapa. Walaupun kopor saya sudah ditemukan, namun tetap saja saat kopor dikirimkan ke hotel, saya sudah dalam perjalanan menuju Sapa dan tetap tidak bisa memakai baju-baju yang ada di dalam kopor. Jadi saya tetap harus membeli baju dan jacket. Â
Selesai berbelanja kami kembali ke hotel untuk membersihkan diri dan mengambil barang-barang yang kami titipkan di hotel. Setelah siap kami pun berangkat menuju ke sebuah cafe tempat kami akan dijemput oleh sleeper bus yang akan membawa kami ke Sapa pada jam 21:30. Rupanya cafe tersebut lumayan jauh dari hotel. Akhirnya setelah berjalan selama 30 menit kami menemukan cafe tersebut. Sambil menunggu bus tiba, kami sempatkan untuk makan malam dahulu.
Pada jam 9:15 malam bus kami tiba dan setelah mendapatkan tiket dari petugas bus, kami dipersilakan naik satu per satu. Untuk naik bus, penumpang harus mencopot sepatu dan memasukkannya ke dalam tas plastik yang disediakan oleh bus. Penumpang bus tersebut cukup banyak dan semua mematuhi aturan ini. Walaupun tidak senyaman kereta, tapi lumayan juga karena saya bisa tidur di dalam bus. Bus akan tiba di Sapa pada pagi hari sekitar pukul 5 pagi, jadi saya bisa tidur lumayan lama karena malam sebelumnya saya kurang tidur. Tulisan berikutnya akan bercerita tentang pengalaman saya di Sapa.
gmt/18/03/24
photo: koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H