Pasti pembaca sudah pernah mendengar tentang Nara yang terkenal dengan kuil-kuil dan rusanya. Awalnya kami hanya akan berkunjung ke Nara jika kami tidak tahu lagi apa yang akan kami kerjakan lagi di Kyoto karena kami berada di Kyoto selama beberapa hair.
Beberapa hari sebelum berangkat saat kami memeriksa ulang hotel apa saja yang akan kami tempati dan tanggal-tanggalnya, ternyata ada satu hari di mana kami tidak memiliki tempat tinggal. Akhirnya kami putuskan untuk berkunjung ke Nara dan menginap di sana.
Setelah menghabiskan beberapa hari di Kyoto akhirnya kami berangkat ke Nara. Kami sengaja berangkat pagi hari agar kami punya cukup waktu untuk menjelajah Nara.
Kami naik kereta JR Nara Line Local dan perjalanan memakan waktu sekitar satu jam dua menit. Pemandangan menuju Nara cukup indah. Saat kami tiba di Nara ternyata hotel yang kami pesan agak jauh dari Nara JR station.
Setelah bertanya di desk informasi, kami disarankan mengambil bus yellow line dan berhenti pada pemberhentian bus kedua. Ketika tiba di terminal bus, bus kuning baru saja berangkat. Yah terpaksa menunggu cukup lama.
Akhirnya bus kuning tersebut tiba dan kami pun naik. Kami turun di pemberhentian kedua seperti yang disarankan. Ternyata di situ juga ada stasiun kereta lagi. Rupanya di Nara ada dua stasiun kereta, satu untuk khusus JR dan satu lagi stasiun Kintetsunara.
Kalau berjalan kaki dari Nara JR station menuju stasiun Kintetsunara memakan waktu sekitar 15 menit (tergantung seberapa cepat kita berjalan dan juga bawaan kita... jadi bisa lebih atau kurang juga).
Nah sekarang saatnya mencari lokasi hotel. Lagi-lagi kami menggunakan Google Map yang selama ini telah membuat kami tersesat. Tapi tetap saja kami gunakan. Betul saja... kami dibawa berputar-putar.
Akhirnya kami bertanya pada salah satu pejalan kaki yang kebetulan berpapasan dengan kami dan dia menunjukkan letak hotel tersebut. Ketika tiba di hotel kami bisa langsung check in padahal masih jauh dari jam 3 sore.
Biasanya kami harus menunggu sampai jam 3 baru bisa check in. Wah... senang sekali tentunya. Hotel ini kecil dan kamarnya juga sangat sederhana, jauh berbeda dengan hotel-hotel yang kami tempati sejak dari Tokyo. Tapi tak apa, yang penting bersih dan bisa beristirahat.
Setelah check in kami pun segera pergi untuk mengunjungi beberapa tempat. Setelah menanyakan arah kepada resepsionis, kami pun segera keluar dari hotel. Ya ampun ternyata hotel kami letaknya dekat sekali dengan tempat pemberhentian bus. Ah... bertanya kepada orang lokal ternyata lebih akurat dibanding mengandalkan Google Map 😕.
Hari itu udaranya sejuk karena gerimis turun sejak kami di Kyoto. Udaranya lebih sejuk dibandingkan Kyoto dan saya lebih menyukai suasana Nara. Selain itu kotanya terasa lebih hijau. Tapi saya tidak tahu bagaimana bagian lain dari kota tersebut karena saya hanya melihat daerah di sekitar hotel tempat kami menginap.
Rupanya letak hotel kami dekat sekali dengan pusat kota. Mengingat sebentar lagi jam makan siang, kami pun mencari tempat makan. Teman saya mendapatkan rekomendasi tempat makan dari buku panduan yang dia dapat.
Kami pun mencari tempat tersebut. Bingung juga mencarinya karena dari depan tempat tersebut tidak terlihat seperti restoran. Setelah bertanya pada pejalan kaki yang ada di sana akhirnya kami menemukan restoran yang dimaksud.
Makanan yang disajikan semacam fushion Japanese western. Setelah memesan lewat aplikasi kami ngobrol ngalor ngidul sambil menunggu makanan kami. Tiba-tiba ada sebuah robot yang mendekati saya... oh rupanya dia yang melayani pesanan kami.
Tapi ternyata pesanan yang diantarkan salah dan setelah kami memberitahukan pelayan yang ada di sana, robot tersebut kembali ke station mereka. Tidak lama kemudian robot tersebut datang lagi dengan makanan yang kami pesan. Kami makan dengan lahap, rupanya kami memang lapar.
Keluar dari restoran kami segera berjalan menuju Nara Park yang katanya tidak jauh dari pusat kota tersebut. Di kiri dan kanan kami berjejer toko-toko makanan, pakaian, sepatu, restoran dan banyak lagi.
Kami menyempatkan diri untuk mampir ke beberapa toko yang menarik perhatian kami. Kami sempat melihat toko mochi yang dikunjungi banyak orang. Antreannya panjang sekali.
Penasaran ingin mencoba mochi tersebut, saya pun mulai mengantre. Mereka sangat efisien, cepat sekali pelayanan mereka sehingga saya tidak perlu menunggu lama untuk sampai pada giliran saya. Katanya mochi di situ terkenal.
Mochinya memang lembut, tapi menurut saya rasanya biasa saja. Ketika saya lewat tempat itu lagi saat menjelang malam, di situ masih banyak orang yang mengantre.
Setelah menikmati mochi lembut tersebut, kami melanjutkan perjalanan menuju Nara Park. Saya sempat berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan danau yang ada di sana.
Udaranya sangat mendukung dan suasananya mengingatkan saya pada Sapa di Vietnam. Tidak jauh dari danau tersebut ada sebuah kuil yang bernama Toda-Ji temple. Kami pun ingin melihat seperti apa kuil tersebut.
Kuilnya cukup besar dan tidak jauh dari situ terdapat sebuah pagoda. Menurut informasi di kuil tersebut terdapat sebuah patung Buddha yang berukuran besar. Karena kami sudah kenyang melihat-lihat kuil saat di Kyoto, kami tidak masuk ke dalam kuil tersebut dan hanya mengambil beberapa foto dari luar saja. Kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Nara Park.
Akhirnya kami tiba di Nara park. Dari jauh kami sudah dapat melihat beberapa kumpulan rusa yang sedang berkeliaran di taman dan ada yang sedang diberi makan oleh para pengunjung.
Saya melihat ada pengunjung yang membawa makanan untuk para rusa dan setelah diberitahu di mana mereka mendapatkannya saya langsung menuju sebuah 'warung' dan membeli makanan untuk rusa.
Saat itu kami melihat seorang anak muda dari Spanyol yang diikuti dan ditarik-tarik oleh dua ekor rusa. Mereka menginginkan makanan. Rupanya makanan yang dibeli anak muda tersebut tinggal sedikit jadi dia hanya memberi potongan-potongan kecil saja. Saya pun kemudian ikut memberi makan rusa-rusa tersebut. Alamak .... rusa-rusa itu rakus sekali.
Mereka tahu kalau kita memiliki makanan untuk mereka maka mereka akan mengikuti kita terus, bahkan menarik-narik baju dan 'menggigit' kita. Gila ... tarikannya cukup kuat karena celana dan baju saya beberapa kali mereka tarik. Begitu mereka tahu kalau makanan yang kita miliki sudah habis, mereka segera meninggalkan kita. Ha ha ... pintar juga mereka.
Di dalam taman tersebut juga ada sebuah museum yang bernama Nara National Museum. Kami tidak masuk ke dalam museum tapi hanya berjalan-jalan saja di sekitar taman. Gerimis mengguyur lagi. Kami kemudian melanjutkan perjalanan tanpa tahu tujuan kami.
Akhirnya kami sampai di perempatan jalan dan di situ terdapat Starbucks. Kami pun pergi ke sana untuk membeli hot chocolate karena udaranya memang mendukung. Kami memilih duduk di luar sambil menikmati pemandangan hijau di hadapan kami. Udara pun menjadi semakin dingin dan hujan yang turun pun semakin deras.
Kami akhirnya meninggalkan kedai kopi tersebut dan berjalan di sepanjang taman. Taman ini luas sekali dan rusa-rusanya banyak sekali bahkan terkadang rusa-rusa itu berjalan sampai ke jalan.
Saat itu ada dua rusa yang berjalan ke jalan, dan para pengemudi dengan sabar menghentikan kendaraan mereka serta menunggu kedua rusa tersebut kembali ke dalam taman.
Banyak orang yang berfoto bersama rusa-rusa yang ada di sana. Satu hal yang menarik bagi saya adalah ketika melihat beberapa pengunjung yang memberi makan rusa-rusa tersebut membungkuk memberi hormat pada rusa-rusa itu sebelum memberi makan.
Menurut cerita, rusa-rusa ini dianggap suci, jadi tidak heran jika para pengunjung pun ikut menghormatinya.
Setelah puas memberi makan rusa kami pun melanjutkan perjalanan menuju pusat kota. Di sana terdapat sebuah archade yang penuh dengan toko-toko dan restoran. Seperti biasa kami membeli buah peach yang dijajakan di sana. Peach yang mereka jual besar-besar, juicy dan rasanya manis. Enak sekali 👍
Malam itu saya agak bingung mencari makan karena pilihannya banyak sekali sehingga saya bingung. Saya sempat berjalan sampai ke stasiun JR Nara, tapi tidak bisa menentukan akan makan apa.
Akhirnya saya kembali ke arcade dan salah satu restoran yang masih buka adalah restoran ramen. Akhirnya saya memilih untuk makan ramen lagi.
Tidak tahu mengapa saya tidak pernah bosan mengonsumsi ramen saat di sana, walaupun saya sempat mengatakan tidak akan makan mie selama beberapa bulan saat nanti di Indonesia... tapi kenyataannya belum ada seminggu saya sudah mencari dan mengonsumsi mie lagi.
Saat selesai makan, toko-toko yang ada di sana banyak yang sudah tutup padahal belum malam benar. Saya pun kembali ke hotel di bawah rintik hujan. Besok kami akan meninggalkan Nara menuju Osaka. Ah... saya ingin kembali ke Nara jika ada kesempatan ke Jepang lagi di kemudian hari dan akan tinggal di sana untuk beberapa hari.
gmt04/08/23
foto: koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H