Mohon tunggu...
Genoveva Tersiandini
Genoveva Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - penggemar wisata dan kuliner

Pensiunan pengajar di sebuah sekolah internasional.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wae Rebo: Terwujud Sudah Impian untuk Mengunjunginya

21 Desember 2022   22:52 Diperbarui: 22 Desember 2022   09:53 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di sepanjang jalan menuju Lembor (dokpri)

Ketika jam sudah menunjukkan pukul sembilan, kami pun segera mengambil barang-barang kami dan meninggalkan desa tersebut. Saya berjalan ditemani oleh pemandu yang menemani saya ketika naik. Seperti saat dia naik, sebentar-sebentar dia memeriksa kakinya karena takut terkena lintah. Saya yang berjalan di belakangnya memastikan bahwa tidak ada lintah yang menyentuhnya. Ketika saya iseng melihat kaki saya, ternyata ada dua ekor lintah yang menempel di kaki saya. Satu lintah sudah berhasil menghisap darah saya karena dia sudah terlihat agak gemuk, sementara yang satunya masih berusaha menentukan bagian mana yang akan digigitnya. Segera saya sentil lintah yang masih berjingkat-jingkat tersebut, sementara yang sudah menggemuk saya tarik. Tentu saja bekas gigitannya mengeluarkan darah, dan saya biarkan saja karena nanti dia akan berhenti sendiri. Seharusnya saya diamkan saja dia menghisap darah saya hingga kenyang dan dia akan lepas dengan sendirinya, tetapi mana mungkin saya diamkan dia menghisap darah saya.

lukanya ngga seberapa tapi kok darahnya banyak ya??? (dokpri)
lukanya ngga seberapa tapi kok darahnya banyak ya??? (dokpri)

Perjalanan turun terasa cepat karena kami mengambil jalan pintas melalui jalan setapak (jalan lama). Kami tiba di Denge lebih cepat dari perkiraan kami. Kami pun beristirahat sambil menunggu  teman saya sampai di bawah. Sekitar setengah jam kemudian, teman saya sampai di bawah. Kami kemudian kembali ke rumah bapak ojek untuk mengambil mobil. Sementara pemandu kami berbasa basi sejenak dengan pemilik rumah, saya bercanda dengan anak-anak yang ada di sana.

Bersama anak-anak di Denge (dokpri)
Bersama anak-anak di Denge (dokpri)

Dari Denge kami melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo. Kali ini kami mengambil jalur yang berbeda dari saat kami berangkat. Kami menyusuri pantai berbatu dengan pemandangan yang indah.  Namun sayang, jalanan yang kami lalui sangat-sangat buruk. Ada batu besar yang menghalangi jalan, kemudian ada jembatan yang putus, jalan yang tergenang air karena permukaanya lebih rendah dari permukaan air, lubang di sana sini, dll. Tidakkah pemda tahu akan hal ini dan berniat untuk memperbaiki akses jalan ke Wae Rebo? Mudah-mudahan dalam waktu dekat jalan-jalan yang rusak tersebut segera diperbaiki.

Pemandangan di sepanjang jalan menuju Lembor (dokpri)
Pemandangan di sepanjang jalan menuju Lembor (dokpri)

Menyusuri pantai berbatu (dokpri)
Menyusuri pantai berbatu (dokpri)

Jalanan yang rusak parah (dokpri)
Jalanan yang rusak parah (dokpri)

tak perlu caption (dokpri)
tak perlu caption (dokpri)

Akhirnya kami tiba di Lembor dan rehat sejenak untuk makan siang. Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Labuan Bajo dan tiba di sana sekitar jam setengah lima sore, lalu segera menuju hotel. Kami akan tinggal dua malam di Labuan Bajo. Perjalanan ke Wae Rebo sangat berkesan bagi saya dan salah satu pengalaman indah yang tak mudah untuk dilupakan.

sumber foto: koleksi pribadi (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun