Ketika di kamar mandi untuk menggosok gigi, mata ini dengan awas mengamati setiap sudut dinding. Untungnya tidak ada lintah yang sedang bermain-main di situ. Kembali ke ruangan, saya kembali memeriksa celana, baju dan juga kasur untuk memastikan tidak ada lintah yang mengikuti.
Saya bangun cukup pagi karena suara-suara dan bau asap yang berasal dari dapur cukup mengganggu. Saya pun segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Pagi itu di luar masih sepi, semua masih tidur karena gerimis masih mengguyur dari semalam dan udaranya pun sejuk, nikmat untuk meneruskan tidur. Namun, saya justru ingin melihat-lihat di luar. Saya pun segera berjalan ke luar untuk melihat-lihat pemandangan yang unik di desa tersebut.Â
Saya hanya melihat tiga orang di sana, mereka sibuk berfoto dan ada yang menerbangkan drone. Karena masih sepi, kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk mengabadikan pemandangan yang ada di hadapan saya. Sebuah kemewahan karena bisa mengambil foto tanpa terganggu oleh kehadiran pengunjung lain di situ. Ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh, saya pun kembali ke tempat kami menginap. Rupanya sarapan sudah disiapkan dan kami segera menyantap makanan yang tersedia.
Setelah sarapan, teman saya mengajak saya untuk keluar. Di luar sudah ada beberapa orang yang berfoto-foto. Kami pun ikut mengambil beberapa foto bersama dengan pengunjung yang lain. Semakin lama semakin banyak pengunjung yang berada di lapangan . Ada yang sudah membawa barang-barang mereka karena mereka langsung akan turun dan melanjutkan perjalanan ke tempat yang lain. Saya sempat berbincang dengan beberapa pengunjung, dan ternyata ada dua pasang pengantin baru yang sedang berbulan madu di situ. Wow ...
Cukup lama kami berada di lapangan. Di depan beberapa rumah ada yang berjualan kaus Wae Rebo dan kain tenun. Saya ikut membantu bapak yang sedang mempersiapkan barang jualannya. Kami juga sempat berfoto dengan tetua adat dan kakaknya yang kebetulan sedang ada di depan rumahnya. Saat sedang berfoto-foto, di sebelah rumah tetua adat ada seorang mama yang memerhatikan kami. Kami langsung minta izin untuk masuk ke dalam rumahnya. Rupanya mama tersebut memiliki nama depan yang sama dengan saya. Begitu tahu bahwa nama kami sama, saya langsung dirangkul dan dipeluk-peluk.