Banyak yang hanya sebentar di sana karena hujan masih juga mengguyur dan kabut tak juga enyah dari sana. Mereka tidak sabar menunggu. Sementara saya dan sekelompok wisatawan dari Singapura masih sabar dan berharap kabut segera pergi sehingga kami bisa melihat ketiga danau yang ada di sana. Sambil menunggu, kami sempatkan untuk berfoto bersama-sama.Â
Ketika kami melihat kabut mulai memudar, kami pun berteriak gembira. Segera kami mengabadikannya. Kesempatan tersebut tidak ingin kami sia-siakan. Hanya beberapa menit, kabut mulai menutupi danau tersebut lagi. Ucapan kekecewaan pun meluncur dari mulut kami, tapi kami tetap bertahan dan menunggu kesempatan selanjutnya.
Suhu udara semakin dingin dan hujan sudah mulai reda, namun kabut masih belum juga enyah dari sana. Pemandu kami mengajak kami turun karena kami masih harus meneruskan perjalanan ke kota Ende kemudian kembali ke Ruteng. Namun, saya masih penasaran untuk melihat danau yang pertama kali kami lihat sebelum mencapai puncak.Â
Ketika tiba di sana, kabut mulai menipis dan danaupun mulai tampak, lama-kelamaan semakin jelas. Kesabaran kami membuahkan hasil. Â Kami juga dapat melihat danau yang satu lagi yang hanya dipisahkan oleh sebuah tebing. Kedua danau tersebut berwarna hijau tosca, namun danau yang kelihatan lebih kecil, warnanya lebih muda dibanding dengan danau yang besar.Â