Setelah berpamitan pada anak-anak tersebut, perjalanan kami lanjutkan menuju Weekuri Lagoon (Danau Asin Weekuri). Jarak dari pantai tidak jauh sehingga kami cepat tiba di tempat tersebut. Ketika kami melihat danau tersebut, kami tak henti-hentinya berdecak kagum melihat pemandangan yang ada di hadapan kami. Indah sekali. Air berwarna hijau tosca membuat kami ingin mencebur di kolam tersebut.Â
Beberapa orang kami lihat sudah berenang di danau tersebut. Hal ini membuat kami tergerak untuk segera berganti pakaian dan kemudian ikut berenang. Airnya asin dan dingin. Arusnya cukup deras jadi kami harus berhati-hati. Di bagian agak ke tengah banyak terdapat bulu babi.Â
Saya tidak lama berenang di danau tersebut karena airnya asin, sehingga saya putuskan untuk segera naik. Karena di daerah tersebut susah air, maka setiap orang hanya disediakan satu ember air tawar  dengan harga sepuluh ribu rupiahnuntuk membilas badan. Alhasil, badan masih terasa lengket dan bau amis.
Dari Weekuri perjalanan kami lanjutkan ke desa adat Praijing di Sumba Barat. Perjalanan memakan waktu kurang lebih satu jam lebih. Ketika tiba di Praijing kami rasakan udaranya lebih sejuk.Â
Kami harus berjalan dari parkiran ke desa adat tersebut dan jalannya cukup menanjak. Sesampainya di desa adat tersebut, kami menaiki beberapa anak tangga untuk melihat keindahan desa adat dari atas. Indah sekali.Â
Di sana kami ditawari untuk mencoba baju adat. Kami pun kemudian mencoba mengenakan baju adat Sumba, lengkap dengan aksesoris kepala dan gelang. Tentu saja kami gunakan kesempatan ini untuk mengambil gambar sebanyak mungkin karena kami tidak tahu kapan kami bisa berkunjung lagi ke Sumba.Â