Mohon tunggu...
GMNI Kefamenanu
GMNI Kefamenanu Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Selamat Datang di Website GMNI Kefamenanu.

Pejuang pemikir - Pemikir pejuang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kader GMNI Harus Menjadi Penyejuk

22 Januari 2020   19:13 Diperbarui: 22 Januari 2020   19:18 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Indonesia hari ini nasionalismenya terancam dengan adanya gerakan-gerakan penebar kebencian,pembuat hoaks,politisasi Sara dan yang lebih parah lagi adalah adanya gerakan yang ingin merubah sistem pemerintahan Indonesia. Seperti adanya kelompok yang menginginkan sistem pemerintahan Indonesia menggunakan sistem Khilafah. Mereka tak peduli masyarakat terbelah dan bangsa ini terkotak-kotak selama kepentingannya terpenuhi.Padahal, mengupayakan persatuan dari masyarakat plural seperti Indonesia bukanlah perkara yang mudah.

Sejak awal berdirinya Republik ini,para pendiri bangsa menyadari sepenuhnya bahwa proses nation building merupakan agenda penting yang harus terus dibina dan ditumbuhkan.Bung Karno,misalnya, membangun rasa kebangsaan dengan membangkitkan sentimen nasionalisme yang menggerakkan suatu iktikad,suatu keinsafan rakyat bahwa rakyat itu adalah satu golongan,satu bangsa.

Dengan mengacu pada pendapat Ernest Renan,Bung Karno mengatakan bahwa bangsa adalah satu jiwa.Satu bangsa adalah satu solidaritas yang besar.Kebangsaan tidak bergantung pada persamaan bahasa meski dengan adanya bahasa persatuan bisa lebih memperkuat rasa kebangsaan.

Kondisi semacam ini tentunya akan menjadi perhatian tersendiri bagi Negara dan organisasi masyarakat yang mempunyai background nasionalis seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).Pertanyaannya apa yang bisa dilakukaan GMNI untuk menyatukan jiwa-jiwa yang berbeda?

Dengan mengutip Renan,Soekarno mengatakan bahwa yang menjadi pengikat itu adalah kehendak untuk hidup bersama.Jadi,gerombolan manusia, meskipun agamanya berwarna macam-macam,meskipun bahasanya bermacam-macam,meskipun asal turunannya bermacam-macam,asal gerombolan manusia itu mempunyai kehendak untuk hidup bersama,itu adalah bangsa,kata Soekarno.

Oleh karena itu,GMNI harus mampu mendorong semangat kegotong-royongan masyarakat dalam membangun suatu negara dengan dasarkecintaannya pada negara.Sebagai kelompok yang terorganisir dan mempunyai cita-cita visioner,aktivis GMNI harus mampu menjadi penyejuk ditengah-tengah kemelut problematika Bangsa Indonesia. 

Menjadi penyejuk dalam masyarakat tentunya kita harus mampu menjadi solutor setiap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Sebagai seorang yang memberikan solusi tentunya tidak semudah membalik telapak tangan,kita harus memahami bagaimana kondisi masyarakat dan karakteristik masyarakat.Baru kita akan bisa menentukan suatu solusi terbaik untuk masyarakat.

Jiwa nasionalisme yang ada di setiap masyarakat harus menjadi prioritas utama.Hal ini dipakai sebagai alat untuk memperkuat kedaulatan,meningkatkan daya saing dan mempererat persatuan bangsa.Permasalahan saat ini dalam pembangunan Sumber daya manusia mencakup tiga pilar utama, yaitu kedaulatan Politik,kemandirian ekonomi dan kepribadian dalam budaya.Sebelum proses pembangunan,pemasalahan ketiga hal tersebut harus di atasi terlebih dahulu,sehingga dalam proses pemasalahan lain akan semakin mudah.

Beberapa permasalahan dalam kedaulatan berpolitik adalah penataan kelembagaan demokrasi belum secara utuh dan masih adanya upaya-upaya pelemahan demokrasi dalam pemilihan umum.Premanisme demokrasi semakin merajalela dengan cara money politic untuk membeli hak-hak rakyat dalam pemilu yang ada di Indonesia.Upaya pelemahan dalam berdaulat di bidang politik juga ada dalam bidang hukum, penegakan hukum yang masih lemah untuk para penguasa dan selalu tajam untuk masyarakat awam menjadi momok tersendiri dan menjadi PR untuk negara setiap elemen masyarakat yang terjun dalam bidang hukum.Selain itu,proses pelayanan dalam setiap instansi dinilai berbelit-belit dan rumit,sehingga masyarakat kesulitan dalam menerima pelayanan yang semestinya menjadi haknya.

Selain permasalahan dalam bidang politik dan berdikari dalam bidang ekonomi tak kalah penting adalah permasalahan kepribadian dalam berbudaya.Permasalahan yang paling penting adalah berkaitan dengan belum optimalnya pemahaman,penghayatan,dan pengamalan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kearifan lokal yang relevan dengan kehidupan bermasyarakat.Selain itu,sikap kesetiakawanan dan kekeluargaan perlu diperkuat dalam mengatasi masalah atau melaksanakan suatu hajat alam kehidupan bermasyarakat.

Ketiga aspek permasalahan dalam bidang politik, ekonomi dan budaya tersebut tentunya akan selalu menghambat perkembangan masyarakat.Sehingga suatu terobosan dalam penyelesaian permasalahan harus segera dilaksanakan. Tentunya harus dimulai dari akar permasalahan yang ada.Akar permasalahan yang dimaksud adalah basis permasalahan tersebut.Dalam hal ini basis masalahnya adalah di desa.peran serta desa dalam proses penyelesaian permasalahan tersebut sangatlah penting.

Pokok-pokok permasalahan tersebut tentunya harus dimulai dari manusia manusia yang hidup di masyarakat tersebut.Ada sebuah semboyan bahwa kemajuan desa dari kemajuan masyarakatnya.Maksudnya adalah setiap masyarakat desa yang memahami kemajuan era dan menguasai tehnologi akan menjadikan desanya menjadi maju.Pembangunan yang dimulai dari sektor desa akan menjadikan proses pembangunan kuat dan tersetruktur.Sebab diibaratkan seorang manusia,mana mungkin kaki seorang manusia bisa berjalan,maka tubuh,kepala dan bagian lainnya akan ikut jalan.Begitu juga dengan kaki manusia jika bisa diajak lari,maka bagian tubuh lainnya akan bisa lari.

Desa diibaratkan sebagai kaki dalam bagian tubuh manusia.Proses pembangunan masyarakat yang ideal tentu melalui penanaman suatu jiwa nasionalisme ala Indonesia itu sendiri. Jiwa nasionalisme ini harus diawali dalam proses pembangunan setiap bangsa,sebab tanpa adanya jiwa nasionalisme maka masyarakat akan mengalami disorientasi kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dalam penanaman jiwa nasionalisme ini,yang paling bertanggung jawab adalah Negara,kemudian organisasi kepemudaan yang berbasis Nasionalisme.Selain dalam penanaman jiwa nasionalisme,masyarakat tentunya juga harus dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan teknologi yang diakibatkan dari arus globalisasi dunia.

Teknologi menjadi komoditas utama bagi masyarakat disebabkan adanya kemajuan era industri 4.0. era indsutri ini menuntut setiap masyarakat untuk mengetahui dan bisa dalam menjalankan setiap tehnologi yang masuk di Indonesia.Pemberian sistem pembangunan masyarakat tersebut harus mencakup semua lini,mulai dari sektor pertanian sampai dengan sektor perdagangan.Selain itu,masyarakat harus diberdayakan dengan memberikan pendidikan kemandirian,seperti kemandirian dalam bidang Ekonomi.

Oleh karena itu,masyarakat harus diajarkan bagaimana caranya memproduksi bahan sampai dengan menjual bahan hasil produksi.Sehingga kemandirian tersebut akan terwujud secara utuh ditengah tengah masyarakat.

Merdeka.

RF (WK).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun