Pendidikan Yang Bermoral
Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi bangsa. Â Ungkapan Ing ngarso sung tulodo yang artinya didepan memberi tauladan atau cotoh yang baik, sudah sejauh mana kita lakukan.
Saat ini, kita bisa melihat meraka yang masih duduk di bangku sekolah mudah sekali melakukan tindakan kekerasan, berkelahi, tawuran, turut terlibat sebagai pelaku tindak pidana. Bahkan tidak sedikit dari mereka menjadi korban narkotika.
Lemahnya kontrol dari pemerintah terhadap pembatasan dan penindakan tayangan televisi, internet yang menayangkan kekerasan, prilaku sex bebas, drama percintaan remaja, gaya hidup hedonis. Membuat generasi saat ini meniru atas apa yang di lihatnya setiap hari.
Perlu kita sadari, bahwa perilaku guru, orangtua, lingkungan masyarakat yang ditiru oleh anak didiknya bukan cuma perilaku yang baik-baik saja. Seorang anak sangat mudah meniru apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Baik itu tindakan yang bernilai positif atau negatif dalam kehidupanya.
Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini  sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini. Melalui pendidikan nasional yang bermoral, sesunggunya kita bisa membimbing dan mengarahkan para peserta didik agar tidak terjerumus kepada jurang ke gelapan.
Mengapa kita Pikun
Didalam pengajaran, serta kurikulum yang di terapkan pada taman siswa, Ki Hajar Dewantara menawarkan sistem mengajar yang dinamakan sistem among. Namun sistem ini kini di lupakan oleh  sebagian besar para pengajar, bahkan  sangat di sayangkan sikap pemerintah sebelumnya, yang lebih menekankan kepada peningkatan nilai kecerdasan intelektual dari pada moralitas. Dampak dari kebijakan tersebut, generasi muda saat ini terjangkit penyakit pikun (lupa) dengan akar budaya bangsanya, serta nilai-nilai agama.
Pola didik ala ke barat-baratan, dengan mengadopsi sistem bangsa lain yang  kini baru disadari oleh pemerintah, bahwa konsep penekanan kepada hasil, tentu tidak cocok dengan karakter bangsa kita.
Konsep Among yang  di maksudkan sesungguhnya, menyokong kodrat alam anak-anak didik, bukan dengan perintah dan larangan, tetapi dengan tuntunan dan bimbingan, sehingga perkembangan batin anak tersebut dapat berkembangan dengan baik sesuai dengan kodratnya.
Perubahan yang di gagas pemerintah dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Kita semua tidak mengharapkan jika nantinya Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan, akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang ini.