Tak hanya ciptakan glukometer non invasif, ke tiga mahasiswa tersebut juga membuat pompa hormon insulin dan glukagon otomatis untuk memudahkan pengobatan pada pasien diabetes melitus tipe 1.
Meski tak sebanyak diabetes melitus tipe 2 menurut Felix dengan adanya inovasi pompa hormon insulin dan glukagon ini bisa membantu pemerintah untuk menanggulangi darurat diabetes yang ada di Indonesia saat ini.
“Saya memiliki beberapa device insulin pump dari US tetapi negara Indonesia belum terdaftar sehingga alat tersebut belum bisa digunakan di Indonesia,” ujar dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD (15/09/2023).
Hal tersebut menambah semangat tim PKM KC GlukoSipp untuk merealsasikan inovasinya. Terlebih lagi untuk pompa insulin saat ini masih belum ada di Indonesia dan pompa insulin di luar negeri memiliki harga di kisaran ratusan juta.
Selain glukometer, terdapat juga sistem automatic pump yang akan menginjeksikan insulin secara otomatis jika kadar gula darah penderita diabetes berada di atas batas normal (hiperglikemia; kadar gula darah >180 mg/dL).
“Penderita diabetes yang cenderung mengalami hipoglikemia (kadar gula darah di bawah normal; kadar gula darah <70 mg/dL) glukagon akan diinjeksikan,” terang Felix.
Alat GlukoSipp ini juga dilengkapi aplikasi yang dapat diunduh pada smartphone pengguna yang memungkinkan pengguna untuk memonitor kadar gula darah secara real time dan riwayat kadar gula darah yang ditampilkan dalam bentuk grafik.
Terdapat juga fitur terkait saran diet dan olahraga yang sesuai untuk diterapkan ataupun dilakukan oleh penderita diabetes. Penderita diabetes juga dapat menggunakan aplikasi GlukoSipp untuk konsul dengan dokter profesional terkait kondisi yang dialaminya saat ini.
Terhitung mulai Senin (25/9/2023), GlukoSipp diujicoba dan dibandingkan dengan pengukurannya dengan glukometer invasif yang biasa beredar di masyarakat. Di awal engujian terdapat akurasi dengan error di bawah 10%. Hingga saat ini tim masih terus mengembangkan inovasinya.
“Alat ini sangat berpotensi untuk diperjualbelikan, jadi nantinya GlukoSipp akan diperkecil, dengan mengubahnya dengan IC sehingga lebih wearable, serta menambahkan fitur AI demi penurunan darurat diabetes di Indonesia,” ujar Ir. Nurussa’adah, M.T. sebagai pembimbing utama tim PKM KC GlukoSipp.