Kalian pasti punya teman yang masih sendiri atau single atau jomblo atau belum menikah. Beberapa orang yang sudah menikah terkadang merasa kasihan pada temannya yang masih sendiri. Apalagi kalau temannya itu sudah berumur. Kalau si teman berulang tahun biasanya doanya adalah supaya dia cepat dapat jodoh. Betul?
Peduli pada teman memang sebuah sikap yang baik. Tetapi perlu diingat juga...baik itu baik untuk dirimu saja atau baik juga untuk temanmu? Contoh sederhananya begini:
Kamu merasa orang yang jomblo itu patut dikasihani karena dia sendiri, nggak ada pasangannya. Karena itu kamu berusaha mencarikan orang yang bisa dikenalkan ke si jomblo. Kamu menasihati dia supaya segera cari pendamping hidup. Wejangan-wejangan kamu berikan supaya hatinya 'terbuka' dan mau melepas masa lajangnya. Tapi belum tentu si jomblo merasa hidupnya menyedihkan. Bisa saja dia merasa hidupnya baik-baik saja. Dia bahagia dengan dirinya dan kehidupannya. Atau, ada juga yang merasa tidak perlu punya pasangan. Jadi, yang baik menurutmu belum tentu baik buat temanmu.
Kamu peduli dengan si jomblo? Caranya hargai privasinya. Iya saya tau terkadang gatal banget kan pengen kenalin si jomblo sama si jomblo lainnya. Jadi begitu ada yang minta dikenalkan sama seseorang, langsung aja kasih nomornya ke yang minta dikenalkan tanpa tahu bagaimana sikap atau perilaku masing-masing pribadi.Â
Alasan klise yang sering digunakan oleh mak comblang dadakan adalah "Kan kenalan dulu. Kalau cocok baru lanjut ke tahap lebih tinggi. Kalau nggak, ya, jadi nambah teman."
Padahal dunia ini tidak sesederhana itu, Esmeralda! Zaman sudah berubah. Manusia banyak macamnya. Jangan sembarangan mengenalkan seseorang yang kamu tidak kenal betul pada orang lain!! Sekarang zamannya penipuan. Bagaimana kalau ternyata temanmu itu kena tipu? Kamu mau tanggung jawab?
Ada beberapa kasus yang saya alami sendiri dan mungkin dialami juga oleh perempuan lainnya.Â
Biasanya emak-emak, nih, yang suka 'rese' sama hidup orang lain. Alasannya peduli. Tapi bukan itu, terlalu kepo dan ikut campur sama kehodupan orang lain. Nggak bisa lihat perempuan masih sendiri langsung aja disuruh kenalan sama si anu, si itu. Padahal nggak tahu cowok yang dikenalin itu seperti apa orangnya. Dulu pernah ada yang kenalin ke saya, nggak tahunya orangnya pemakai narkoba.Â
Trus ada juga yang ternyata masih punya istri dan yang mengenalkan sama sekali nggak tahu kalau si cowok itu sudah berkeluarga. Si cowok memohon-mohon pada si Ibuk, lalu oleh si Ibuk karena kasihan sama jomblo-jomblo, timbullah rasa kasihan. Dikenalkanlah kedua jomblo. Mantap, kan? Untung aja nggak kena gampar oleh bini si cowok tukang tipu!Â
Lalu ada juga kasus, si kawan ketemu cowok sudah berumur. Sebenarnya umurnya hampir sama dengan umur ayahnya cewek yang dikenalkan ke si cowok. Tapi si kawan tidak bilang. Dia juga langsung berikan saja nomor ponsel si cewek ke cowok yang baru dia kenal tanpa izin dulu ke cewek. Nah, cowok ini ngaku masih umur sekian (memudakan diri). Lalu dia berteman di akun media sosial si cewek. Si cewek masih ragu karena saat ngobrol di medsos, si cowok ini sering bikin panggilan aneh-aneh ke si cewek. Misalnya bun, say, hon, dan seterusnya. Risih rasanya tapi ditahan aja. Ujung-ujungnya si cowok ngaku-ngaku ia pacaran dengan si cewek. Padahal ketemu saja belum pernah.Â
Kasus lainnya, ibuk-ibuk lagi.... mengenalkan ke cewek dengan seorang cowok yang ngakunya jomblo juga. Kenalan berapa bulan akhirnya mau nikah. Pas sebelum acara nikahan ada wanita canik datang mengaku dia istrinya si cowok. Pernikahan pun batal. Padahal si cewek sudah kasih modal ini-itu ke si cowok. Uangnya habis begitu saja. Walaupun dipolisikan, ya nggak balik uangnya. Yang ada malah malu.
Orang mau merid tuh supaya hepi, bukan malah makan ati. Daripada hidup merid makan ati bukannya lebih baik sendiri tapi hepi-hepi?
Apakah kalian termasuk golongan teman yang peduli seperti itu?
Saya harap jangan sampai rasa peduli kalian merugikan teman kalian sendiri.
Orang mau single, mau jomblo, mau punya anak satu saja, mau nggak punya anak sama sekali, itu urusan mereka. Hidup adalah pilihan pribadi masing-masing. Coba, deh, kurangi rasa kepedulianmu yang menjurus ke arah kepo kebangetan. Boleh kasih saran, tapi jangan memaksa. Boleh kasih masukan tapi kalau tidak diterima ya jangan marah. Dan tolong menghargai temanmu yang jomblo. Izin dulu kalau mau mengenalkan dia ke seseorang. Tanya dulu mau atau nggak. Jangan sampai karena masalah kenal-kenalan, yang tadinya berteman malah jadi lawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H