Oh, tidak! Ini sangat buruk! Aku merasa kesal! Aku marah! Aku juga sedih! Tapi aku tak dapat mengatakan apa-apa. Mulutku bungkam. Aku hanya berlari dan terus berlari. Aku masuk kembali ke gedung aneh itu. Berlari dan mencari ke sana ke mari. Bagaimana bisa mereka mengambil ginjal kami? Aku tak merasakan sakit. Aku tak merasa ada yang aneh dengan diriku. Aku tak mau berubah jadi manusia plastik!!
Aku terus berlari di dalam lorong-lorong yang sepi. Tak ada siapapun di sana. Sama seperti saat aku dan ibuku berlari mencari jalan keluar tadi. Lalu terlintas gambaran tentang orang yang memegang segenggam ginjal. Ginjal-ginjal yang bergelantungan di tangannya... Yang manakah milikku dan ibuku? Pizza plastik. Kue-kue plastik. Makanan plastik. Lalu... manusia-manusia plastik. Akan jadi apakah dunia ini? Semua terbuat dari plastik! Mengerikan! Aaaaggghhh!!! Tidaaaakkk!!!
Brakk!!
Aku terbangun. Ah... cuma mimpi. Aku masih manusia. Bukan manusia plastik.
Tapi... mimpi tadi benar-benar terasa nyata.Â

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI