Mohon tunggu...
Grant Gloria Kesuma
Grant Gloria Kesuma Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Mari menulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lagu Pilihan Naraya

8 Maret 2020   14:31 Diperbarui: 9 Maret 2020   16:19 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pianoworld.com.au

Setiap tanggal 9 Maret kita merayakan Hari Musik Nasional. Pada tanggal tersebut pula, Sanggar Piano Puspa mengadakan konser amal. Konser yang diadakan oleh sanggar tersebut diadakan setiap tahun. Tahun ini adalah tahun ke-8 diadakannya konser amal.

Tiga bulan sebelum konser, pemilik Sanggar Piano Puspa, Bu Sonia, mengumumkan bahwa beliau akan mengadakan audisi pengisi acara konser. Akan dipillih 20 orang untuk mempertunjukkan kebolehan mereka dalam memainkan piano. Selain mengumumkan secara langsung kepada siswa-siswa sanggar saat latihan, Bu Sonia juga memajang poster tentang audisi tersebut di papan pengumuman.

"Kamu mau membawakan lagu apa, Naraya?" tanya Adelia setelah jam belajar piano selesai. Adelia adalah siswa tahun ke-3 di sanggar, sedangkan Naraya adalah siswa tahun pertama. Walaupun baru beberapa bulan belajar di sanggar, Naraya sudah pernah belajar sendiri di rumah. Ia mewarisi bakat bermain piano dari kakeknya.

"Hmm... Aku bingung mau memainkan lagu apa. Memangnya kita boleh menentukan sendiri lagunya? Bukan guru piano kita yang menentukan?" Naraya balik bertanya pada Adelia.

"Boleh, kok. Bu Sonia memberikan kebebasan pada kita untuk memainkan lagu yang kita sukai. Katanya supaya kita lebih menghayati lagu yang kita mainkan. Tuh, penjelasannya ada ditulis di papan pengumuman sanggar. Ketentuan lainnya juga dituliskan di sana," jelas Adelia.

"Oh, ya? Aku memang belum baca keseluruhan ketentuannya. Tadi aku hanya membaca judulnya saja dari jauh. Lagian, saat Bu Sonia memberikan pengumuman tersebut, aku tidak datang ke sanggar," kata Naraya.

"Kamu ini, Naraya. Makanya kalau baca tuh jangan judulnya saja. Baca keseluruhan isinya juga, ya" seru Adelia. Mereka pun lalu tertawa bersama.

Di rumah, Naraya galau memikirkan lagu apa yang akan dimainkannya nanti. Padahal audisi pengisi acara akan dilangsungkan beberapa hari lagi. Di sanggar tadi ia sempat bertanya pada beberapa siswa, baik yang senior maupun yang junior. Ada yang akan memainkan lagu Kiss The Rain karya Yiruma, musisi asal Korea Selatan. Siswa junior memilih lagu Do-Re-Mi karya Richard Rodgers yang ada dalam drama musikal The Sound of Music. Ada yang akan memainkan lagu The Entertainer karya Scott Joplin. Beberapa siswa lainnya akan memainkan lagu Fur Elise karya Ludwig van Beethoven, Turkish March karya Wolfgang Amadeus Mozart, Ballade Pour Adeline karya Paul de Senneville dan Oliver Toussaint, dan lain sebagainya.

'Semuanya memilih lagu-lagu klasik yang lumayan sulit dimainkan. Lagu-lagu yang kira-kira aku bisa mainkan sudah dipilih oleh orang lain. Jadi... Aku harus memainkan lagu apa? Apa aku tidak usah ikut saja, ya? Toh, aku juga masih siswa baru di sanggar,' pikirnya.

Melihat puterinya yang terus saja mondar-mandir di ruang tamu, ibunda Naraya bertanya, "Ada apa, Nak? Kamu sepertinya sedang bingung. Dari tadi Bunda lihat keningmu terus-terusan berkerut. Lama-lama nanti kamu kayak jeruk purut, lho!"

"Yah, Bunda.... Kok malah mendoakan Naraya jadi seperti jerut purut, sih?" protes Naraya. "Naraya bingung mau memainkan lagu apa untuk konser amal yang akan diadakan oleh sanggar. Apa Naraya tidak usah ikut saja ya, Bunda?

"Kalau kamu tidak ikut akan sayang sekali. Ikut saja dulu audisinya. Kalau terpilih artinya bagus. Tapi kalau tidak, masih akan ada kesempatan lainnya," kata ibunda Naraya.

Tapi... semua lagu bagus sudah diambil oleh teman," keluh Naraya.

"Kamu yakin semuanya sudah diambil, Nak?" tanya ibunda Naraya.

"Iya, Bunda. Lagu-lagu klasik yang Naraya bisa mainkan semuanya sudah dipilih oleh teman-teman. Jadi Naraya bingung mau memainkan lagu apa," keluh Naraya lagi.

"Kalau Naraya memainkan lagu yang sama dengan teman, kan, tidak apa-apa. Bukankah nanti Bu Guru akan memilih yang terbaik?"

"Iya, sih... Tapi tetap saja sepertinya Naraya berbuat curang pada mereka jika memainkan lagu yang sama di audisi. Naraya merasa nggak enak karena tadi Naraya sudah bertanya pada teman-teman," jelas Naraya.

"Hmmm... Kalau begitu coba kamu lihat-lihat lagi buku partiturmu. Lihat juga buku-buku pelajaran ekstrakurikuler kesenian di sekolahmu. Naraya, kan, sudah biasa memainkan piano untuk upacara bendera di sekolah," ujar ibunda Naraya.

Seakan-akan mendapatkan bintang jatuh dari langit, Naraya tiba-tiba berseru kegirangan. "Aha! Bunda benar juga, ya! Lagu-lagu yang biasa Naraya mainkan di upacara bendera! Betul, betul! Betul sekali!"

"Wah... wah... Sudah dapat idenya ya, Nak?" tanya ibunda Naraya, kaget karena Naraya tiba-tiba berseru.

"Iya, Bunda. Naraya akan memainkan lagu daerah saja. Konser itu, kan, untuk memperingati Hari Musik Nasional. Jadi Naraya akan memainkan lagu daerah saja," jawab Naraya dengan bersemangat.

"Syukurlah kalau kamu sudah mendapatkan ide. Apapun lagu yang kamu pilih, Bunda percaya Naraya pasti bisa memainkan lagu tersebut dengan sangat baik," ujar ibunda Naraya.

"Terima kasih idenya ya, Bunda," kata Naraya sambil memeluk ibundanya.

Hari yang ditunggu pun tiba. Naraya terpilih untuk menjadi salah satu pengisi acara di Konser Amal Sanggar Piano Puspa. Tidak tanggung-tanggung, guru sanggar meminta Naraya untuk tampil dua kali. Naraya memainkan lagu Gending Sriwijaya sebagai pembuka acara dan medley lagu daerah Kampuang Nan Jauh di Mato - Manuk Dadali -- Rasa Sayange sebagai lagu penutupan acara.

Pada sambutan acara, Bu Sonia mengatakan bahwa ia senang sekali bahwa ada siswanya yang memilih lagu daerah untuk dimainkan saat konser amal. Biasanya para siswa memilih lagu-lagu klasik atau pop, namun, tahun ini benar-benar di luar dugaan. Beliau sangat bangga ada siswa yang mau memainkan lagu daerah yang artinya dapat melestarikan kebudayaan bangsa.

Mendengar sambutan tersebut, Naraya sangat gembira. Pilihannya tidak salah. Ibunda Naraya yang menonton konser pun bangga pada puterinya. Setelah Naraya memainkan piano, para penonton memberikan tepuk tangan yang sangat meriah.

* * *

Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition Estafet yang diadakan oleh Kompasiana. Estafet topik terakhir: Cerpen Hari Musik.

"Pempek Lenggang oi Pempek Lenggang
Pempeng untuk orang tersayang
Pempek Lenggang oi Pempek Lenggang
Makan sikok pastilah Kenyang.."

Salam kompak dari Tim Pempek Lenggang: Arako, Elly Suryani, Grant Gloria Kesuma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun