Di dunia ini tidak ada orang yang mau jadi miskin. Kalau bisa semua pengen jadi orang kaya selamanya, mulai dari usia balita sampai tua. Tapi keadaan perekonomian tidak mungkin selalu sama. Ada masa di mana kita tidak punya uang sehingga kita harus mengencangkan ikat pinggang untuk berhemat. Ada pula masa ketika kita punya banyak uang sehingga kita bingung uang itu mau diapakan. Ujung-ujungnya, karena pengaruh lingkungan, kita menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang nggak penting.
Semua orang, menurut saya, punya masa-masa "salah" dalam pengaturan uang. Tentu saja "salah"-nya berbeda porsi untuk tiap individu. Ada yang kesalahan besar dan ada pula yang kesalahannya kecil. Untuk yang kesalahannya besar misalnya berutang sampai berapa ratus juta dan tidak sanggup untuk membayarnya sehingga terpaksa harus dilaporkan ke pihak berwajib dan akhirnya menyusahkan keluarga. Yang kesalahan kecil, mungkin sebatas pinjaman uang pada teman lalu telat membayar.
Mari kita rincikan apa saja kesalahan dalam pengaturan keuangan yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Berfoya-foya atau menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang nggak penting
Kesalahan ini mungkin sepele bagi orang-orang yang berduit alias horangg kayah. Tapi bisa berakibat fatal jika dilakukan terus-menerus. Kebiasaan menghamburkan uang ini biasanya dimulai dari hal sepele. Misalnya melihat barang yang unik lalu timbul niat untuk membeli, padahal barang tersebut tidak berguna dan tidak bakal dipakai, atau hanya sekali atau dua kali dipakai setelah itu disimpan di gudang. Bahkan ada yang nggak tahu lagi diletakkan di mana barang itu saking nggak bergunanya.Â
Menghamburkan uang berlaku juga dalam hal makanan. Kadang kita sering 'lapar mata' melihat makanan yang ada di iklan atau di medsosnya teman kita. Kita berpikir, sepertinya enak banget makan itu. Atau, kayaknya enak deh makan di sana. Padahal makanan tersebut harganya nggak bisa dibilang murah. Mehong pake bingitz! Bukannya nggak boleh makan makanan yang harganya "wuah!". Sesekali makan makanan mahal okelah ya. Tapi kalau tiap hari? Pikirkan juga kesehatan. Kolesterol. Gula darah. Sekarang oke sehat. Tua nanti? Belum tentu!
2. Berutang lalu melupakannya atau pura-pura lupa
Kesalahan ini bisa dibilang... ya... "nggak banget deh!" Tapi orang yang punya kebiasaan berutang tuh ada! Di akhir bulan duit di kantongnya sudah menipis. Lalu ia berutang pada teman, minta dibayarin dulu nanti baru dilunasi. Setelah punya uang, eh malah menunda-nunda mengembalikan uang yang dipinjam. Kadang nggak cuma di akhir bulan saja mengutang.Â
Karena kebiasaan, setiap saat bisa berutang. Trus ia akan lupa karena nggak dicatat. Ada juga yang pura-pura lupa biar utangnya "dianggap" lunas. Suatu waktu orang yang meminjamkan uang datang menagih dan utangnya sudah banyak. Susah sendiri kan jadinya?
3. Gali lobang tutup lobang
Nah ini bisa dibilang kesalahan yang parah! Ini ada kaitannya dengan masalah utang. Biasanya orang yang sudah berutang banyak akan menjadi panik, bingung bagaimana cara melunasi utangnya. Akhirnya ia gelap mata dan berutang pada pihak lain untuk membayar utang yang sebelumnya. Utang yang kedua pun susah dibayar karena nggak punya uang dan ia mencari pinjaman ke orang ketiga. Begitu seterusnya. Utang lagi, utang lagi. Kapan habisnya utangmu?
4. Memakai kartu kredit dan membayar dengan jumlah minimum pembayaran
Memakai kartu kredit sama saja dengan berutang. Barang yang kita beli dibayari dulu oleh penerbit kartu kredit. Kita memakai kartu kredit tuh nggak cuma-cuma, lho! Tentu saja ada bunganya. Besaran bunga tergantung dari merchant dan bank penerbit kartu kredit. Nggak salah sih memakai kartu kredit. Salahnya itu kalau membayar dengan pembayaran minimum. Misalnya kita beli barang seharga Rp500.000. Minimum pembayaran Rp50.000.Â
Lalu karena kita merasa "wah enak ya kita bisa bayar 50 ribu saja sebulannya!", akhirnya kita membayar dengan jumlah minimum tersebut. Lalu kita terlena dengan jumlah minim tersebut. Padahal, setiap bulannya kita kena bunga sekian persen. Utang kita yang tadinya Rp500.000 akhirnya bisa jadi Rp1.000.000 karena setiap bulan membayar dengan nilai minimum. Lama-kelamaan utang kita bisa bertambah besar dan akhirnya bisa berakibat kita nggak bisa lagi membayarnya karena jumlahnya sudah terlalu besar!
5. Memakai kartu kredit untuk menarik uang tunai dan membayar dengan jumlah minimum pembayaran
Kasusnya sama seperti di atas tapi di sini kita menarik uang tunai dari kartu kredit. Menarik uang tunai dari kartu kredit tuh bunganya lebih besar dari membeli barang dengan kartu kredit. Oke kalau kamu punya uang banyak untuk melunasi tagihan kartu kredit. Kalau membayar dengan jumlah minimum untuk tarikan tunai (khususnya) yang jumlahnya maksimum itu sama saja dengan cari mati!
6. Beli barang hanya karena gengsi atau supaya dapat "nama" di medsos
Sekarang lagi ngetren yang namanya social climber. Social climber ini adalah orang-orang yang pengen terkenal di media sosial dengan cara memakai barang-barang mahal yang sebenarnya dia tidak mampu membelinya. Tapi segala cara dilakukan supaya dia bisa memakai barang tersebut agar mendapat pengakuan di medsos. Biar dapat banyak follower. Atau biar bisa dapat banyak like di medsos. Yang bukan social climber tapi suka gengsi pengen beli ini-itu yang mahal padahal duitmu cuma seiprit.... itu namanya... bunuh diri kali ya?
* * *
Kesalahan-kesalahan dalam pengaturan keuangan mengkin nggak cuma yang disebutkan di atas. Yang punya bisnis, yang jadi karyawan, yang masih pelajar, dan yang ngurusin rumah tangga pasti punya kesalahan sendiri dalam pengaturan keuangan. Tentunya kita semua tidak ingin mendapatkan masalah "kesalahan" dalam pengaturan uang, kan?Â
Kalau sudah terjadi, ya apa boleh buat. Menyesal itu pasti. Tapi jangan berlarut-larut. Cari cara supaya bisa bangkit dari masalah keuangan. Jangan ngutang lagi! Caranya mulailah menabung walau sedikit, minta bantuan ke saudara atau teman dekat, dan banyak berdoa dan beramal. Semoga saja masalah keuanganmu bisa segera terselesaikan dan siapa tahu dapat rejeki nomplok!
Nah, supaya nggak terkena masalah keuangan, cara mencegahnya adalah tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sudah disebutkan di atas. Rangkumannya sebagai berikut:
1. Tahu batas kemampuan keuangan diri sendiri
Jika kita cuma bisa dapat uang satu juta setiap bulannya, jangan melakukan pengeluaran yang melebihi batas uang yang bisa kita dapatkan. Istilahnya jangan besar pasak daripada tiang. Kalau nggak mampu makan di resto yang mahal, ya carilah resto yang harganya murah tapi makanannya enak. Atau, kumpulin duit dulu supaya nanti bisa makan di resto mahal tersebut. Jangan ikut-ikutan teman atau merasa gengsi karena nggak mampu mengikuti gaya hidup orang.Â
Gengsi karena nggak pakai barang branded? Gengsi karena belum pernah pergi ke suatu tempat? Gengsi karena nggak punya barang ini-itu? Makan tuh gengsi! Memangnya orang lain mau membantu kita saat kita kesusahan? Belum tentu! Pandai-pandai kitanyalah mengatur berapa jumlah uang yang bisa keluarkan setiap harinya.
2. Jangan dibiasakan berutang
Bukannya nggak boleh berutang. Tapi jangan dibiasakan. Kalau punya utang ya segeralah membayar, jangan ditumpuk-tumpuk sampai menggunung hingga kita kesulitan membayarnya. Kembali lagi... Ingatlah batas kemampuan keuangan kita. Nggak mampu bayar barang mahal, ya jangan beli barang mahal! Berutang untuk cicilan rumah?Â
Nggak apa-apa sih asal beli rumah yang harganya sesuai kemampuan kita sehingga bayar cicilannya nggak tersendat-sendat. Beli motor karena memang benar-benar diperlukan juga okelah ya asal harga cicilnya nggak mengganggu aktivitas keuangan kita sehari-hari. Beli mobil tapi sebenarnya kita nggak butuh? No way-lah ya! Punya duit tapi duitnya habis buat nyicil ini-itu.... Trus kamu mau makan apa? Nyicil ini itu boleh banget asal kamu masih ada uang untuk makan, bayar keperluan sehari-hari, dan sedikit untuk ditabung.
3. Membayar kartu kredit dengan jumlah di atas jumlah minimum
Usahakan minimal bayar sepertiga atau seperempat dari jumlah tagihan supaya tagihanmu nantinya nggak membengkak. Kalau ada duit ya langsung dilunasi saja. Pokoknya jangan membayar jumlah minimum.
4. Menabung
Berapa pun usiamu, menabung itu penting! Kita tidak tahu apa yang bakal terjadi dengan kehidupan kita di masa yang akan datang. Syukur-syukur kita sehat selalu, rejeki selalu ada, dan selalu bahagia dan bebas dari masalah. Kalau nggak? Trus saat ada masalah, tabungan nggak ada, utang berlimpah. Mau jadi apa? Tabungan itu perlu untuk hari tua nanti saat kita sudah pensiun kerja. Kalau ada tabungan, setidaknya hidup kita bisa sedikit lebih tenang.
Kita nggak usah khawatir jika suatu saat kita butuh uang. Kita juga bisa membantu saudara atau teman kita yang lagi butuh bantuan keuangan. (Kalau kita mau bantu). Menabung ada banyak caranya. Sisihkan berapa persen dari uang yang kita dapatkan sebulannya. Jangan terlalu kecil juga jangan terlalu besar. Ingat, kita masih perlu makan! Menabung ini bisa dengan cara menyimpan di bank, di celengan, dibelikan emas, dibelikan reksadana, atau properti seperti rumah yang harganya bakal naik di kemudian hari. Pokoknya menabung tuh nggak ada ruginya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H