Mohon tunggu...
Glory Junita Uli Sinaga
Glory Junita Uli Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Politeknik pariwisata Medan

Halo! Saya seorang mahasiswa destinasi pariwisata tahun kedua yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang dunia pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Liburan dengan Konsep Back to Nature

17 Desember 2023   17:48 Diperbarui: 17 Desember 2023   18:28 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Samosir, sebuah Pulau vulkanik di tengah Danau Toba yang merupakan salah satu destinasi wisata paling unik di Indonesia. Pulau ini dikelilingi oleh danau yang luas dan menakjubkan, memberikan pemandangan indah yang dikelilingi pegunungan hijau, hutan tropis, dan sawah yang menghijau. Danau dengan bentang alam yang memukau, tempat hidup masyarakat dengan keunikan budaya- nya. Anugerah alam yang menawan berpadu dengan kultur budaya batak yang telah memiliki ciri khas tersendiri. Tak salah jika Danau Toba dijuluki dengan "Sekeping Surga" yang Tuhan titipkan di Sumatera Utara. 

Danau toba memiliki beragam wisata indah, salah satunya ialah Ecovillage Silimalombu, terletak di kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Wisata Ecovillage ini dikenal dengan nama Silimalombu Ecovillage atau Desa Wisata Silimalombu. Desa ini menyuguhkan beragam keasrian panorama alam yang dapat menarik hati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Ratnauli Gultom dan Thomas merupakan pemilik dari desa wisata ini, pasangan suami istri ini memiliki visi dan misi yaitu wisata yang berkelanjutan. Desa Wisata ini menawarkan konsep yang dapat dikatakan unik karena semua berbahan dasar organik, bisa langsung dipetik dari kebun dan memanfaatkan hasil dari pertanian mereka. Wisatawan yang berkunjung ke sini tidak hanya berlibur untuk menikmati pemandangan Danau Toba dan suasana alam yang ada di desa wisata ini saja.

Namun juga bisa melakukan berbagai pengalaman, aktivitas seru dan menarik melalui wisata edukatif, wisatawan ditawarkan untuk konsep hidup bersama (living together), yang maliving togetherna kita bisa terlibat dalam aktivitas layaknya penduduk desa dan melakukan berbagai kegiatan seperti bercocok tanam, memungut kemiri, mermanen padi dan hasil bumi lainnya, bersih-bersih, ke lahan pertanian, memancing ikan dan lobster, memetik teh dan kopi, berternak, mengolah berbagai hasil pertanian lainnya menjadi masakan barat dan lokal yang lezat, dan melihat proses pembuatan wine, cuka, dan selai.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Terdapat beberapa fasilitas yang memadai seperti homestay, kamar mandi, sauna, dan lahan parkir.

Untuk reservasi hanya bisa melalui whatsApp dan aplikasi airbnb dengan harga sekitar 160 ribu/orang, sudah termasuk biaya menginap, sauna, makan malam dan sarapan pagi. Tersedia juga paket "All you can eat" dengan harga 75 ribu/orang.

Ada beberapa hal yang diterapkan di desa wisata ini, yaitu: 

1. Tidak menggunakan tisu sama sekali. 

2. Tidak menyediakan stop kontak di kamar-kamar, bertujuan untuk mengurangi penggunaan handphone, agar wisatawan lebih banyak menghabiskan waktu untuk beredukasi dan menikmati keindahan alam yang ada 

3. Menggunakan loofah sebagai spons yang ramah lingkungan.

Desa wisata ini sudah pernah dikunjungi oleh Raja dan Ratu Belanda pada tanggal 12 Maret 2020 lho.. 

Raja Williem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti datang dari parapat menggunakan speedboat.

Beliau sangat menikmati keindahan alam yang ada, mereka juga merasakan langsung suasana kearifan lokal penduduk suku Batak di desa wisata ini.

Ecovillage Silimalombu ini telah mendapatkan beberapa penghargaan dalam bidang ekowisata dan pengembangan masyarakat, diantaranya : 

1. Top 100 Sustainable Destination 2019 

2. Indonesia Sustainable Tourism Award 2018 oleh Kementrian Pariwisata Indonesia.

Buat kamu yang ingin berkunjung ke Ecovillage Desa Silimalombu ini dapat menempuh dua askes. 

Pertama jalur danau yaitu dengan menaiki kapal ferry dari Pelabuhan Ajibata Parapat dengan waktu tempuh sekitar 30 menit seharga 150 ribu/mobil dan yang kedua adalah perjalanan melalui jalur darat dengan melewati tele.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun