Hidup bukanlah sebuah perlombaan,dimana tujuan utama kamu adalah menjadi seorang pemenang. Jika kamu mengganggap bahwa hidup adalah sebuah perlombaan,maka kamu adalah seorang peserta dan membiarkan orang lain sebagai juri,bukan?? , kamu akan terus memikirkan isi penilaian juri tentang apa yang sudah kamu tampilkan,dan berusaha terus menurus untuk mencapai penilaian terbaik menurut juri.
Ketika kamu gagal meraih kemenangan dalam lomba tersebut,akan sangat banyak omongan-omongan yang masuk ketelinga kamu,bahkan bukan hanya dari juri dalam perlombaan saja,namun dari para “ Juri-juri Duniawi”.
Kamu tahu lagu berjudul “Berisik” yang dinyanyikan oleh Dere? Sedikit penggalan liriknya,
Oh, manusia berisik
Bermulut satu dan bicaranya lantang
Lidah tertutup gigi, tapi bagai terpampang
Oh, manusia berisik
Berakal budi, tapi terkadang lupa
Kalau hidup di dunia hanya bertamu saja
Bicaralah secukupnya
Tak semua harus terucap
Yaaa,lagu tersebut sangat cocok menggambarkan para “Juri-juri Duniawi”. Mereka akan sangat amat mudah memberikan penilaian-penilaian terhadap penampilan mu. Bahkan tak jarang pula ada juri yang menilai,walau ia sedang menutup mata saat menyaksikan penampilanmu.
Banyak peserta yang akan terpuruk mendengar omongan-omongan dari para juri. Mentalnya akan down,pikirannya akan bercabang,dan menganggap bahwa dirinya bukanlah orang yang layak untuk menang,melainkan seorang yang layak untuk gagal.
Sampai kapan kamu akan merasakan itu? Sampai kapan kamu menganggap bahwa hidup ini adalah sebuah perlombaan? Apakah kamu akan bahagia dengan pemikiran seperti itu? Jangan biarkan hidup mu dinilai oleh para “Juri-juri Duniawi” , berhenti menganggap hidup adalah sebuah perlombaan.
Ingat kata-kata ini,
"Jangan pernah membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain,sebab tidak semua bunga akan mekar bersamaan,bahkan bulan dan matahari akan sama-sama bersinar,namun diwaktu yang berdeda."
Bersihkan pemikiranmu bahwa hidup adalah sebuah perlombaan. Jalani dan syukuri apa yang sudah kamu dapat dan kamu raih. Tidak apa-apa gagal,dan teruslah berjalan tanpa mendengar penilaian dari para “Juri-juri Duniawi”,sebab yang mengerti dirimu adalah kamu sendiri,bukan mereka.
Maaf,saya bukanlah orang yang ahli dalam merangkai kata-kata..namun saya berharap tulisan ini dapat dimengerti dan dapat merubah mindset teman-teman yaaa,Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H