Mohon tunggu...
Gloria Samantha
Gloria Samantha Mohon Tunggu... -

lahir di musim gugur, bernyanyi hingga nada A, penganut 'cogitoergosum dan 'sciocuicredidi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Loyalitas Pertama yang Sering Terlupa

23 Oktober 2010   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:11 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Loyalitas Pertama Jurnalisme adalah kepada Publik

Kesetiaan seorang jurnalis kepada warga (publik) ini dapat kita sebut sebagai independensi jurnalistik pula. Artinya, mengandung gagasan ketidakterikatan, ketidakbiasan. Jika sampai kepada masalah loyalitas, para jurnalis memang senantiasa dihadapkan pada komitmen; yakni bahwa mereka (para pengumpul berita) tidaklah seperti pegawai perusahaan lain, mereka memiliki kewajiban sosial.

Tersirat di dalamnya perjanjian dengan publik, yang lebih besar ketimbang egoisme profesional maupun kepentingan bisnis semata. Problemnya, mengikatkan pendapatan seorang jurnalis dengan kinerja keuangan organisasi mengakibatkan pergeseran perspektif mereka (wartawan, jurnalis) dan rawan bagi arah loyalitas mereka (baca: pada porsi terbesar loyalitasmu tertuju pada para pemegang saham perusahaan, mendahului pembaca/pemirsamu).

Namun jurnalisme televisi, yang secara komersial lebih kompetitif, terus menerus memasarkan diri dengan mengatasnamakan publik. Setelah Perang Vietnam contohnya, jurnalisme tercatat semakin subyektif dan menghakimi.

Sebagai tanggapan atas , telah disediakan solusi bagi para jurnalis dalam menghadapi ujian kesetiaan memegang teguh independensi, dengan menggagas beberapa konsep kunci mengenai hubungan antara redaksi dan bisnis secara lebih terbuka sebagai berikut,


  1. Pemilik perusahaan harus menomorsatukan warga
  2. Manajer bisnis juga harus menomorsatukan warga
  3. Standar komunikasi yang jelas perlu ditetapkan
  4. Wartawan harus memegang kata akhir pada urusan berita
  5. Warga mempunyai hak untuk tahu (baca: ada kejelasan pada publik)

Apapun pendekatan yang diambil oleh organisasi media, masalah loyalitas ini sangat penting, karena biasanya diabaikan atau disalahpahami. Meskipun demikian, alasan sesungguhnya mengapa hal ini begitu penting adalah pers telah menjadi sedemikian tidak populernya di mata publik. Kredibilitas wartawan telah diragukan, dan krisis kredibilitas ini memang harus diakui terkait oleh masalah motif. Orang melihat sensasionalisme, eksploitasi masif, dan mereka merasa hal ini dilakukan wartawan demi uang atau ketenaran pribadi.

Maka untuk menghubungkan kembali orang-orang dengan berita, demi kelangsungan berita itu sendiri, jurnalisme tersebut harus mengukuhkan kembali kesetiaannya kepada warga, kesetiaan yang telah dirusakkan industri berita pada kekeliruan di masa lalu.

*************************

Gloria Samantha, mahasiswa Prodi Jurnalistik

Fakultas Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara 2008

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun