Mohon tunggu...
Gloria Samantha
Gloria Samantha Mohon Tunggu... -

lahir di musim gugur, bernyanyi hingga nada A, penganut 'cogitoergosum dan 'sciocuicredidi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Catatan Perjalanan

4 Oktober 2010   16:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keindahan Alam Pulau Belitong

Pulau kecil yang diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata ini sungguh indah. Saya berada di sana untuk menghabiskan liburan Desember yang lalu.

Pulau Belitong terkenal dengan lada putih (Piper sp.) yang dalam bahasa setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah putih (Stannuum), pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit. Serta akhir-akhir ini menjadi tujuan wisata alam alternatif. Pulau ini dahulu dimiliki Britania Raya (1812), sebelum akhirnya ditukar kepada Belanda, bersama-sama Bengkulu, dengan Singapura dan New Amsterdam (sekarang bagian kota New York).

Pulau Belitung terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu yang satu beribukota di Tanjung Pandan dan yang satunya Belitung Timur, beribukota Mangar.

Secara geografis pulau Belitung (Melayu ; Belitong) terletak pada 107°31,5' - 108°18' Bujur Timur dan 2°31,5'-3°6,5' Lintang Selatan. Secara keseluruhan luas pulau Belitung mencapai 4.800 km² atau 480.010 ha.Pulau ini teduh. Dan masih hijau.

Walau secara relatif sudah nampak banyak jalan-jalan dusun beraspal, polusi kendaraan bermotor belum parah. Masyarakat pulau tidak terlalu bergantung pada transportasi kendaraan bermotor, kebanyakan lebih suka naik sepeda atau berjalan kaki. Kendaraan umum pun tidak banyak, bila tidak bisa dikatakan tidak ada sama sekali. Oleh sebab itu, di Pulau Belitong agak sulit mencari stasiun pengisian bahan bakar. Sekitar tiga SPBU—untuk mengakomodasi kebutuhan bahan bakar di seluruh pulau—yang ada saja sering hanya buka hari-hari tertentu.

Selain dikenal kaya kandungan timahnya, Belitong rupanya kaya akan pantai-pantai istimewa pula. Bisa dikatakan pantai alamnya masih perawan. Pasirnya putih dan air birunya berkilauan.Sebut saja Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Pendam, Pantai Tanjung Tinggi, dan Pantai Burung Mandi. Keindahan alam lain seperti hutan-hutan dan perbukitan juga dengan mudah dapat dijumpai di pulau bagian pedalaman. Sayangnya, memang belum banyak orang tahu hal ini.

Namun, saya mulai membaca gejala-gejala menuju kehancuran. Pasalnya, Belitong kini sedang dalam proses “dikembangkan”. Ya, dikembangkan hanya suatu eufemisme. Arti sebenarnya, pulau yang berada satu kawasan juga dengan Pulau Bangka ini tengah menuju upaya dikomersialisasi, baik oleh pemerintah daerah setempat maupun pihak swasta.

Beberapa kawasan pusat perbelanjaan dalam proses dibangun. Lebih mencolok lagi di Tanjung Tinggi, pantai yang merupakan lokasi syuting utama film Laskar Pelangi serta sekuelnya, Sang Pemimpi. Platform-platform besar bertajuk Laskar Pelangi untuk promo dipasang. Menurut masyarakat setempat, popularitas Laskar Pelangi memang dijadikan (baca: dimanfaatkan) pemerintah—baik dari daerah hingga dari pusat— sebagai stimulus utama pendorong pariwisata di Pulau Belitong.

Satir dan ironis mungkin; di paragraf sebelumnya saya menyayangkan betapa keindahan daerah Belitong belum dikenal orang banyak, di paragraf berikut saya mengutuk upaya mengembangkan pulau ini. Mungkin saya trauma melihat pada begitu banyak tempat-tempat di negeri ini, cenderung pengembangan berujung eksploitasi. Miris.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun