Kira-kira setahun lalu, di salah satu mall di bilangan Senayan, saya menelepon sahabat saya untuk mengabarkan kalau saya sudah duduk manis menunggunya di salah satu tempat makan. Beberapa menit kemudian, dengan lucunya ia datang dengan wajah cukup pucat, langsung komat kamit dan sedikit panik karena topik skripsi yang diambilnya terbilang gila, minim referensi, dan belum pernah sekalipun dibahas dalam barisan skripsi yang berada di lemari raksasa perpustakaan kampus kami.
Korean Perfectionism. Itu topiknya.
 Is it that scary?
Kalau itu bukan suatu masalah, saya yakin sahabat saya tidak akan berani mengangkat topik ini ke ruang sidangnya.Â
Ada beberapa hal yang menurut saya agak 'aneh' pada society mereka;
- South Korea adalah negara dengan tingkat kasus 'bunuh diri' paling tinggi di dunia.Â
- Plastic surgery dianggap 'common', heck even highschool graduates get plastic surgery as a gift from their parents (Tante saya pernah menyinggung, kalau ada penelitian yang menyimpulkan bahwa purpose dari plastic surgery yang tinggi disana adalah untuk menekan angka perceraian di rumah tangga mereka).
- Di semester akhir, Atma Jaya sempat kedatangan Direktur Hyundai Indonesia. Dari 2 jam kuliah terbukanya, cuma satu yang saya ingat, dimana ia bilang bahwa Korea Selatan punya tim kepolisian yang bergerak tiap jam 9 malam dan bertugas hanya untuk mengusir pelajar2 SD yang masih berada di sekolah untuk belajar.Â
WOWW ! Saat pertama kali saya mendengar statement ini, saya betul2 kaget, tapi point ketiga diatas, membuat semuanya make sense, bagaimana negara yang dianggap terbelakang dan terpuruk setelah perang antar saudara mereka, kini tiba2 mengamankan posisi ketiga dari daftar perekonomian terkuat Asia dibawah Jepang dan China.
Pertanyaannya adalah, bagaimana kalau point ketiga itu justru membuat terjadinya point pertama dan kedua?
I think all of you know that i'm a big fan of korean girl group named 'So Nyeo Shi Dae' atau SNSD' yang di Amerika lebih dikenal sebagai Girls' Generation. A Household atau brand girl group yang berusia 10 tahun ini telah mengubah sistemasi Hallyu atau Korean wave yang menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar di Korea.
Bisa dibayangkan, dalam satu kali season mereka melakukan tour 'hanya' keliling negara Jepang saja, SM Entertainment (label perusahaan mereka) dapat mengantungi 31,6 million USD (dengan ranking nomor 3 sebagai tur girl group paling sukses sepanjang masa setelah Destiny's Child dan Spice Girls).Â
No wonder, Forbes meletakkan nama mereka dalam 10 public figure paling kuat di Korea Selatan. Pada saat Presiden Park dimakzulkan dan diturunkan secara tidak hormat, lagu debut mereka, 'Into the New World', menjadi anthem mahasiswa - mahasiswa Korea yang menyanyikannya di sepanjang jalan-jalan besar sebagai bentuk penolakan terhadap korupsi.
Saya mendengar cerita unik tentang 3 sosok yang turut serta berada dibalik legendarisnya girlband ini, tetapi dari timeline berikut, 1 dari 3 sosok tersebut sama sekali tidak menikmati gemilangnya kesuksesan mereka.
1) The 1st girl
Gadis ini kira-kira berusia 12 tahun saat ia dan orang tuanya mengambil flight dari Korea ke Amerika selesai berlibur. Dalam flight yang sama, ia bertemu dengan salah satu petinggi dari SM Entertainment yang mengundangnya untuk ikut audisi di Seoul. She took it, ia menghabiskan libur musim panasnya kembali ke Korea, menjalani masa training 13 jam sehari, dan pada akhir minggu, manajemen mereka akan meminta mereka berbaris satu persatu dan mengukur berat badan mereka, "They would make us stand in line and go on the scale.
They would call out what your weight is in front of everyone. If your weight had not gone down from the week prior, you would get bashed on". Hingga pada saat gadis ini duduk di kursi SMA, SM Entertainment memberikan kontrak untuknya debut dibawah project girlband yang nantinya akan dipanggil 'So Nyeo Shi Dae'. Wajahnya dibocorkan ke publik, dan ia di rencanakan menjadi the 'face' of So Nyeo Shi Dae, atau yang berarti: 'the prettiest one'.
2) The 2nd girl
Ada satu keluarga American-Korean, dan mereka memiliki 2 anak perempuan. Disaat mereka sedang berlibur dan menyambangi salah satu mall di Korea Selatan, kedua anak perempuan ini ditemukan oleh tim pencari bakat SM Entertainment. Sekejap, mereka diundang untuk datang ke kantor pusat SM Entertainment. Bertahun-tahun kemudian, sang kakak bercerita di hadapan TV nasional, "You know how they do camera test, right? I couldn't do it. I'm so afraid that i cried in front of the camera... At that time, President Lee Soo Man (CEO SM Entertainment) saw me and told them "let have her as a trainee". Ia tercatat sebagai member dengan durasi training paling panjang diantara yang lainnya.
3) The 3nd girl
Ia Lahir di San Fransisco dan besar di Diamond Bar, California. She has an amazing voice. Suatu hari, ia memutuskan menyumbang lagu dalam pernikahan keluarganya. And who knows, ditempat yang sama, salah satu eksekutif SM Entertainment duduk diantara para undangan tersebut. Ia mendapat undangan langsung untuk terbang ke Korea dan menjadi trainee mereka. "Since my mom passed away, i was so lost.. but the only thing that made me excited was music. I fought with my Dad. He wanted me to take business in Berkeley just like my sister, yet my dream is to be a singer. So i didn't spoke to him for a week, i packed my luggages, and took a flight to Korea".
I told you, one of them didn't make it. Gadis pertama tidak menandatangi kontrak yang practically screams 'money & fame', karena orang tuanya tidak menyetujuinya karirnya sebagai penyanyi. Dalam salah satu interview, ia menyatakan bahwa ia sangatt sangattt marah kepada kedua orang tuanya. Disaat ia tidak menandatangani kontrak tersebut, ia kembali ke Amerika dalam keadaan depresi untuk melanjutkan masa sekolahnya, ia melihat bahwa Girl Group yang seharusnya debut bersama dirinya dalam sekejap menjadi hot topic di Korea Selatan.Â
Ada satu kejadian dimana ia telah lulus highschool dan melanjutkan kuliah di New York University, gadis ini masuk ke cafe Starbucks dan tidak sengaja mendengar sekelompok orang Korea yang berbaris dibelakangnya saat mengantri orderan  "Hey that's that girl, she's not as pretty as we thought she'd be... She's fat.."
Diujung dunia yang lain, gadis kedua dan ketiga berhasil debut dibawah household girlband yang sama, karir mereka melonjak, namun angka haters yang menyerang mereka dalam forum diskusi online juga menyebar seperti virus.Â
Di lain pihak, society meminta mereka bagaikan boneka yang 'cantik'. Tahukah kamu, apabila kita bertanya pada cameraman asal Jepang dan meminta mereka membandingkan idol Korea dan Jepang, mereka akan menjelaskan secara detail keinginan dari market dua negara ini yang berbeda. Â
Pada saat make up mereka terlalu cantik mereka akan dipanggil plastik. Mereka juga akan mendapat kritikan pedas pada saat kelebihan berat badan, dan ironisnya publik juga punya alasan lain ketika mereka terlalu kurus, "mereka contoh yang kurang baik untuk anak kecil".
"Korean pop culture mencoba menekankan sesuatu ke generasi muda. Mereka membuat gambaran wanita yang tidak realistis, dan dunia yang sudah di retouched secara berlebihan. Kini Korea Selatan memiliki standar yang sangat tinggi untuk wanita mereka."Â
Satu bulan setelahnya, ia menerima notice bahwa kontraknya telah diputus secara sepihak oleh SM Entertainment dan ia kehilangan nama girlband yang selama ini membesarkan namanya, serta hak atas ratusan lagu yang selama bertahun-tahun ia nyanyikan. Rumor has it, ia 'dipecat' karena dating scandal-nya dengan salah satu CEO perusahaan entertainment di Korea.Â
Did i ever mention that dating scandal is a hugeeeee deal for them? Sejak pertama kali image mereka dijual ke publik, fans mereka akan dibuat seakan memiliki mereka sepenuhnya. Dating scandal is like taking the fans' possesion of them.
Saya teringat akan salah satu video anak-anak kecil asal Amerika yang diminta untuk menonton video SNSD dan korean group lainnya di Youtube. Pria yang membuat video tersebut menjelaskan secara semudah mungkin bagaimana sistemasi kontrak idol-dol di Korea saat ini. Uniknya, salah satu dari anak kecil itu berkata "So they basically are their puppet.." (Mereka sama saja kaya hewan peliharaan yaa).
Tetapi dibalik sisi buruk korean entertainment industry dan judgement mengerikan yang society mereka berikan, i'm still thankful for their existance. Seperti dalam salah satu acara TV, terdapat acara blind singer dimana penyanyi-penyanyi amatir dimasukkan dalam kotak sehingga publik tidak bisa melihat wajah mereka saat menyanyi.
Dan dalam episode yang menghadirkan SNSD sebagai bintang tamu mereka, juaranya adalah wanita yang dibully karena penampilannya yang dianggap tidak menarik, sehingga ia memutuskan menjadi ghost singer dan bersembunyi dibalik lagu-lagu SNSD yang ia nyanyikan di portal online. Pada acara tersebut, salah satu member SNSD berkata begini ,"I want you to remember this.. People don't sing because they're pretty, but singing is what makes people beautiful. You should show your beauty to many more people.."
Yang mengatakan quotes diatas adalah Tiffany Hwang, gadis ketiga yang mendapat label 'the most hated member in SNSD", gadis remaja yang bertengkar dengan ayahnya karena ingin mengejar mimpinya jauh ke Korea Selatan, dan harus meghadapi kritikan pedas selama bertahun-tahun karena bahasa Koreanya yang pas-pasan, ia dibenci satu negara karena mengepost satu foto dengan filter rising sun di acara Korea's National Liberation Day pada musim panas tahun lalu. Â
Ketika ditanya pendapatnya mengenai almost bandmate nya, SNSD, Stella membela mereka dengan berkata "aku melihat banyak sekali komentar dimana orang berkata celebrity dibayar untuk dihina dihadapan publik, bahwa itu 'bagian dari pekerjaan mereka' dimana mereka akan terus dikritik untuk memuaskan kita. Aku ingin menantang ucapan tersebut..
they are real people with real feelings, regardless of the retouched world they live in. Their job description entails conceptualizing, defining, interpreting works of art and presenting them in their own ways, thus allowing their audience to feel certain emotions through them. They are real artists, and are essentially doing us a service."
Soooo, i learnt something from these 3 women, kalau dalam hidup kita, akan ada satu momen turning point yang menentukan seberapa besar kita menghargai diri kita, seberapa banyak kita membiarkan orang lain mengambil keputusan untuk kita..dan ada satu hukum yang mustahil untuk kita pecahkan; 'membangun sosok yang sempurna and stay perfect'.
and yes, everything happens for a reason..Â
Where are they now ?
si gadis pertama, "The almost member of SNSD". Kini bekerja sebagai Global Marketing Clinique. Ia tinggal di New York City.Â
Â
- si gadis kedua
- "The ex member of SNSD"
- Kini merintis fashion brand miliknya, Jessica menjabat sebagai Creative Director Blanc & Eclare Group.
- Ia tinggal di San Fransisco dan sesekali mondar mandir Seoul dan HongKong untuk tujuan bisnis.
- si gadis ketiga
- "The active member of SNSD"
Tiffany tidak memperpanjang kontraknya dengan SM Entertainment namun masih memiliki hak atas kepemilikan brand Girls' Generation setelah finalisasi kontrak dengan SM Entertainment, dirinya terlihat datang ke gedung SM Ent didampingi tim lawyer-nya beberapa bulan yang lalu sebelum menghilang tanpa kabar. Kini Tiffany tinggal bersama ayahnya di Los Angeles.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H