Di sebuah kota yang masih di kelilingi oleh hutan, hiduplah dua anak, Amara  dan Nathan. Mereka adalah teman sejak mereka masih mengenakan popok. Kedua keluarga mereka adalah teman yang baik, sehingga tak heran kalau Amara dan Nathan menjadi akrab begitu cepat. Amara dan Nathan memiliki banyak kesamaan, keduanya suka bermain di pantai di belakang rumah Amara. Mereka membuat perahu-perahu kecil dari daun dan batang-batang yang mereka temukan di tepian pantai, kemudian mereka berlayar bersama menyusuri pesisir pantai yang indah itu.
 Mereka juga suka bermain di kebun, kakek dan nenek Nathan sering mengajak Amara untuk bermain di kebun mereka. Di kebun mereka sering bermain becek di waktu hujan, membuat rumah buatan dari daun kelapa dan batang-batang pohon. Mereka juga suka menyusuri hutan di pinggir kota, mereka mencari rahasia alam seperti hewan-hewan yang unik dan tumbuhan yang tumbuh di dalamnnya. Tidak ada petualangan yang terlalu berbahaya dan misterius bagi Amara dan Nathan.
  Selama masa sekolah, mereka selalu berdua. Menjalani pelajaran dan ujian bersama-sama. Mereka saling mendukung satu sama lain ketika salah satu sedang kesulitan. Amara adalah yang terbaik dalam mata pelajaran matematika sedangkan Nathan adalah ahli dalam pelajaran olahraga dan sains. Mereka saling bekerja sama dalam mencapai prestasi.
 Kekuatan dan kunci dari persahabatan mereka terletak dalam kepercayaan. Mereka selalu bisa mengandalkan satu sama lain. Ketika Amara memiliki rahasia yang tidak bisa di bagikan kepada siapa pun, dia tahu dia bisa berbicara dan memberitahukan semuanya kepada Nathan dan sebaliknya. Nathan selalu menjadi rumah bagi Amara untuk pulang, dan Amara akan selalu menjadi support sistem paling terbaik untuk Nathan. Itu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi mereka.
  Masa-masa remaja pun tiba, dan Amara dan Nathan mengalami banyak perubahan dalam hidup mereka masing-masing. Mereka mulai tertarik dengan hal yang berbeda, dan kadang-kadang mereka bertengkar karena perbedaan pendapat. Meskipun ada pertengkaran dan perbedaan, mereka selalu menemukan solusi untuk memperbaiki hubungan mereka.
 Ketika tiba waktunya untuk memilih sekolah menengah atas, Amara dan Nathan memilih sekolah yang berbeda. Itu adalah keputusan yang sulit tetapi mereka tahu bahwa persahabatan mereka tidak akan pernah berakhir hanya karena jarak. Dan mereka berjanji akan selalu saling mendukung dalam perjalanan mereka satu sama lain.
  Meskipun jarak memisahkan mereka, mereka tetap bersama. Amara selalu ada di hati Nathan dan Nathan akan selalu ada di hati Amara. Kini aku kembali ke tempat yang sering kita kunjungi tetapi aku tidak bersama dirimu lagi, tempat ini dipenuhi banyak orang sehingga sangat ramai tapi mengapa aku merasa sangat kesepian. Aku harap kita akan kembali disini bersama-sama lagi.
Selama berbulan-bulan, mereka menjalani kehidupan SMA di sekolah yang berbeda. Mereka mendapatkan teman-teman baru dan mengejar minat mereka sendiri. Namun, mereka selalu menyempatkan waktu untuk menghubungi satu sama lain, berbicara tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka dan berbagi berbagai cerita. Bahkan ketika ada tanggal libur Nathan rela pergi menemui Amara yang jauh untuk melihat Amara secara langsung.
Hingga suatu hari, ketika Amara dan Nathan berkumpul kembali di kota mereka untuk merayakan ulang tahun Amara yang ke-16. Mereka duduk di tepi pantai, tempat bermain mereka di waktu masih kecil. Amara berkata
  "Nathan, kita sudah bersama selama lebih dari belasan tahun. Persahabatan kita adalah sesuatu yang sangat berharga, dan aku tahu kita akan selalu menjadi teman selamannya".
 Nathan mengangguk setuju. "Ya Amara, tidak ada yang bisa memisahkan kita. Kita telah melewati banyak hal bersama dari masa kecil hingga dewasa. Persahabatan kita adalah sesuatu yang abadi yang tidak akan pernah terlupakan.
  Amara dan Nathan merenung sejenak, menatap matahari yang mulai di telan oleh langitnya malam di tepian pantai. Mereka tahu bahwa meskipun hidup membawa mereka ke tempat-tempat yang berbeda. Persahabatan mereka akan tetap selamanya seperti hubungan mata dan tangan yang saling mendukung. Saat mata menangis, tangan dengan lembut mengusap air mata.