Semakin hari semakin banyak produk yang ditawarkan oleh berbagai jasa keuangan. Dari mulai asuransi, investasi, kredit, hingga deposito memberikan tawaran keuntungan menggoda, yang sayang jika dilewatkan. Tetapi kamu harus ingat, sejumlah uang juga perlu dikeluarkan untuk membiayai produk keuangan tersebut.
Banyak orang yang membeli produk keuangan tanpa mengetahui kebutuhannya. Biasanya hanya beli, tetapi tidak tahu fungsi Dan manfaatnya. Akhirnya hasil yang diharapkan tidak maksimal. Padahal memilih produk keuangan mudah. Tentukan dahulu saja tujuannya apa, baru produknya disesuaikan.Â
Contohnya, jika kesehatan adalah tujuan yang hendak dicapai, asuransi kesehatan solusinya. Jangan malah menggunakan kartu kredit untuk membayar tagihan rumah sakit.
Kita perlu mengevaluasi kemampuan diri dengan bertanya, apakah penghasilan per bulan kita mampu membiayai pengeluaran untuk seluruh produk keuangan tersebut. Jika mencukupi, kemudian saatnya menentukan skala prioritas. Susun tujuan dari yang terpenting sampai yang kurang dibutuhkan.
Berhentilah membeli atau menggunakan produk keuangan jika jumlah telah melebihi 30 persen dari penghasilan. Pahami manfaat dan risiko dalam menggunakan produk keuangan dengan baik agar kerugian tidak terjadi kemudian hari.
Di tengah maraknya produk keuangan, sekarang ini kita tetap membutuhkan produk yang simpel, mudah, dan pastinya memberikan hasil yang maksimal.
Kita mungkin masih ingat pepatah, "Rajin Pangkal Pandai, Hemat Pangkal Kaya". Karena pepatah tersebutlah, orang tua kita sangat menyarankan agar kita rajin belajar serta berhemat dalam arti lebih rajin menabung agar bisa kaya atau agar tidak hidup susah di kemudian hari.
Tapi sayangnya, pepatah tersebut sepertinya sudah tidak lagi berlaku. Pada saat sekarang ini, karena inflasi uang yang ditabung di bank semakin tidak punya nilainya. Hal inilah yang membuat semakin banyak produk finansial yang ditawarkan sebagai pengganti menabung.
Menabung merupakan bentuk aktivitas investasi yang paling dasar dan paling mudah dilakukan. Tapi pada kenyataannya, bagi sebagian orang, menabung tidaklah semudah teorinya. Ya saya setuju, menyisihkan sebagian dana ternyata bukan perkara mudah.
Akan tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai produk keuangan, kebanyakan orang hanya mengetahui investasi. Semakin banyak uang yang diinvestasikan, maka semakin banyak keuntungan yang bakal mereka peroleh. Begitu yang ada dibenak banyak pemula. Dan di sinilah celah yang dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Munculnya kasus investasi bodong menjadi bukti bahwa rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai produk finansial, sementara keinginan mereka untuk berinvestasi sangat tinggi.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Tentu saja edukasi atau perlu mengerti dan tahu apa saja produk keuangan yang valid termasuk tentang investasi. Banyak kita yang harus diedukasi agar bijak dalam memilih produk investasi. Setidaknya kita tidak akan lagi tertipu dengan model investasi bodong.Â
Masih banyak yang merasa investasi itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah berkeluarga. Ini mindset lama. Investasi justru sebaiknya kamu lakukan ketika masih muda, ya sedini mungkin.
Ada dua jenis investasi, yakni riil berwujud aset seperti emas dan tanah, dan non riil (investasi keuangan). Untuk investasi keuangan sendiri banyak macamnya, mulai dari deposito, reksadana, obligasi, dan saham.Â
Bila kamu sudah mulai tertarik dengan yang namanya investasi di sektor keuangan, bisa memilih instrumen yang sesuai dengan kebutuhan. Artinya kenali juga risikonya.
Disini ada 2 jenis yang coba saya bagikan baik riil maupun non riil. Dikarenakan kaum millenial mulai banyak yang melirik produk keuangan ini. Tetapi, bukan tanpa resiko. Kenali betul sebelum memutuskan.
1. Reksa Dana
Sebagian orang tidak mengetahui adanya Reksa dana sebagai investasi mudah yang bisa dijalankan oleh pemula. Reksa dana sangat cocok untuk segala umur karena biayanya rendah dan tidak ada persyaratan yang cukup merepotkan bagi  kamu yang ingin menabung dan berinvestasi sekaligus.Â
Reksa dana pasar uang semakin populer belakangan ini, tentu seiring kinerjanya yang semakin positif di Indonesia.
Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk berinvestasi di instrumen-instrumen pasar keuangan. Aturan Reksa dana ini tertera di Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. Kamu tidak perlu khawatir berinvestasi karena Reksa dana ini sudah terdata di pemerintah dan bersifat resmi.
ini pertanda baik buat kamu-kamu yang mau mulai belajar berinvestasi. Reksa dana pasar uang dibandingkan instrumen investasi yang lain memang merupakan investasi yang bisa dibilang nyaris tanpa risiko, cocok buat yang tidak suka spekulan, juga investor konservatif yang tidak suka petualangan.Â
Karena dengan jangka pendek, kita bakalan menerima keuntungan yang stabil dan tidak fluktuatif. Istilahnya, tidak usah terlalu sering pantau kondisi ekonomi, kondisi keuntungan relatif tetap aman.
Kamu yang memang bingung atau belum tahu harus memilih Reksa dana apa dan di mana. Kamu bisa berinvestasi Reksa dana dari produk keuangan bank dan non bank. Selain Reksa dana saham yang menginvestasikan dananya ke instrumen saham, buat yang ingin punya investasi jangka pendek pilih saja Reksa dana pasar uang.
Kamu bisa menginvestasikan dananya ke instrumen pasar uang yang periode jatuh temponya kurang dari 1 tahun dengan nilai investasi yang terjangkau.Â
Jenis ini cocok bagi kamu yang mencari instrumen investasi pengganti tabungan, dengan alasan bunga tabungan yang sangat kecil. Istilahnya, kalaupun kita baru bisa menginvestasikan uang sisa belanja yang hanya beberapa ratus ribu Rupiah, tentu bisa.
Tidak ada alasan lagi bagi seseorang menunda-nunda investasi dengan alasan susah dan mahal. Tidak semua orang kan punya Rp 100 juta, Rp 10 juta saja belum tentu. Jadi, tidak harus menunggu punya uang banyak buat investasi. Bahkan saking mudahnya Reksa dana juga bisa dibeli secara online.
Lalu resikonya?. Return Reksa dana memang tidak pasti. Bisa untung, ya bisa juga rugi. Untuk menghadapi ketidakpastian ini, kamu yang ingin membeli Reksa dana bisa memilih Reksa dana yang tepat. Karena berbagai jenis Reksa dana juga memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda.Â
Selain itu lakukan diversifikasi. Tidak menaruh semua uang kamu disatu tempat, tetapi menyebarkannya ke banyak instrumen, supaya jika yang satu rugi, kamu masih punya yang lain.
Intinya, kamu harus memahami tujuan berinvestasi dan kenapa memilih Reksa dana. Pilih produk Reksa dana dengan memperhatikan rekam jejak dari keuntungan selama 3 tahun terakhir Reksa dana tersebut. Selain itu juga bagaimana tanggapan nasabahnya, apakah mereka merasa puas?, ini sebagai bahan pertimbangan kamu.
2. Tabungan Emas
Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang digandrungi berbagai kalangan karena kemudahan dan nilainya yang relatif terjaga. Jika dahulu investasi emas terbatas pada kepemilikan fisik, kini investasi emas bisa dilakukan secara nonfisik lewat produk tabungan emas.
Sepanjang tahun ini hingga akhir pekan kemarin, harga emas Pegadaian telah mencatat penguatan sebesar 21 persen, dan menjadikan logam mulia sebagai salah satu aset safe haven di tengah pandemi Covid-19. Â
Untuk diketahui, emas tergolong aset aman atau safe haven karena sifatnya yang bisa melindungi dari inflasi dan penurunan nilai mata uang. Tak berani jika logam mulia ini menjadi instrumen investasi yang cukup mengakar di kalangan masyarakat ketimbang instrumen lainnya.
Harga emas yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring kondisi perekonomian global yang tak menentu dan pandemi covid-19 menjadikan logam mulia sebagai aset safe haven.Â
Di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, banyak masyarakat Indonesia kebingungan untuk memilih menjual atau menyimpan emas mereka. Karena dalam kondisi tak menentu, kita pasti cenderung untuk memilih investasi yang paling aman dengan risiko rendah.
Menabung emas adalah pilihan yang bijak. Hal ini dikarenakan menabung dalam bentuk emas merupakan investasi yang paling menguntungkan dan bersifat likuid (mudah dicairkan).
produk Tabungan emas ini memiliki keunggulan bisa dijual kembali (buyback) bila sewaktu waktu memerlukan dana dengan harga emas terkini. Selain bisa dijual kembali, keunggulan lain dengan memiliki Tabungan emas yakni juga bisa dijadikan sebagai agunan gadai.
Transaksi digital dalam menabung di Tabungan Emas pun cukup mudah, bisa dilakukan dengan cara transfer bank. Top-up saldo tabungan emas juga dapat dilakukan melalui ATM ataupun secara online melalui channel perbankan. Artinya nasabah tidak perlu datang ke outlet.
Nah, kira-kira mana yang akan kamu pilih?
Apapun aktifitas investasi yang kamu lakukan saat ini juga berkontribusi dalam menjaga kestabilan sistem keuangan di  Negara ini.Â
Pasar uang yang membaik pada gilirannya akan menciptakan potensi pertumbuhan berkelanjutan yang lebih besar, menghimpun pembiayaan domestik, termasuk untuk investasi dalam hal infrastuktur, sekaligus membuat ekonomi semakin tangguh menghadapi goncangan yang tidak terelakkan.
Berinvestasi juga bentuk kesadaran kita membantu pemerintah. Pemerintah saat ini menerapkan defisit APBN yang membuat pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.Â
Nah, untuk menutupi defisit tersebut diperlukan pembiayaan. Sebagai masyarakat kita bisa ikut membantu pemerintah untuk pembiayaan tersebut melalui dana yang kita alokasikan dalam ragam investasi tersebut.
Makin tersedianya pendanaan dari berbagai produk keuangan yang beredar di masayarakat, serta efisiennya alokasi modal untuk investasi sektor swasta yang produktif, memberikan manfaat bagi seluruh aspek perekonomian.
Usia muda ataupun tua tidak menjadi penghalang untuk mempersiapkan masa depan lebih baik dalam kualitas hidup. Ataupun ingin keadaan finansial yang aman dan tentram ditengah ketidakpastian gejolak ekonomi akibat pandemi.
Rajin menabung adalah sebuah prinsip paling jadul yang selalu diingatkan kembali oleh orang tua kita sejak kecil. Dan kini, 'menabung' bukan selalu dalam bentuk uang yang kita simpan di Bank.
Sangat disayangkan jika masih ada orang yang tidak mau tahu mengenai produk keuangan. Padahal ini bukan hanya untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Tetapi ini juga sebagai cara agar siapa saja, termasuk kamu pada akhirnya bisa menikmati kehidupan yang lebih baik.
Bagi saya, stabilitas sistem keuangan tidak hanya tanggung jawab institusi tertentu saja. Menjaga stabilitas sistem keuangan merupakan kewajiban seluruh elemen bangsa termasuk kita sebagai masyarakat.
Peran penting kita sebagai masyarakat yaitu berupaya untuk tetap memiliki "trust" atau kepercayaan untuk menabung ataupun berinvestasi. Berapapun nilainya, lakukan sesuai kapasitas-mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H