Mohon tunggu...
Audina SW
Audina SW Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Jaya

Music, Arts

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Feminisme: Perspektif Rasa dan Kesetaraan

16 Desember 2023   11:16 Diperbarui: 16 Desember 2023   11:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai mahasiswa perempuan di kelas Teori Komunikasi dan Postmodernisme Dr. Geofakta Razali, saya merasakan pengalaman yang memberi saya pandangan baru tentang feminisme. Pandangan bahwa feminisme bukan sekadar tentang perjuangan hak-hak perempuan, melainkan juga mengenai bagaimana kita merasakan dan mendukung satu sama lain, tanpa memandang jenis kelamin. Saya belajar bahwa feminisme mendorong kita untuk saling mendukung dan mengakui keunikan masing-masing, tidak terbatas pada peran gender tertentu. Hal ini bukan hanya soal "saya", melainkan "kita" sebagai masyarakat yang bertumbuh bersama dalam kepekaan terhadap rasa.

Feminisme tidak terbatas pada perempuan saja, tetapi mencakup semua orang. Konsep ini mengajarkan kita untuk menghapuskan batas-batas gender yang terkadang membatasi potensi dan kebebasan kita. Feminisme itu seperti kekuatan positif yang bisa mengubah norma-norma lama dan menciptakan dunia yang lebih adil. Feminisme adalah alat untuk mendukung dan menghargai setiap gender, menghapus batasan peran tradisional. Sebagai mahasiswi perempuan, saya menyadari bahwa feminisme bukan tentang menggantikan satu kelompok dengan yang lain, melainkan mengakui nilai setiap individu.

Selama mengikuti kelas ini, saya tidak hanya mendapatkan wawasan tentang feminisme secara teoritis, tetapi juga menyadari pentingnya partisipasi semua gender dalam mendukung perubahan sosial. Pemahaman ini semakin didukung oleh pengalaman pribadi saya, di mana saya menyaksikan bahwa perubahan pandangan masyarakat terhadap perempuan tidak hanya bisa terjadi melalui perjuangan perempuan sendiri, tetapi juga dengan dukungan semua gender.

Sebagai penutup, saya merasa terinspirasi untuk membagikan pemahaman saya melalui tulisan ini. Saya berharap cerita dan pandangan saya bisa menjadi satu tambahan kecil dalam membuka pikiran orang lain tentang betapa pentingnya feminisme sebagai gerakan yang mempersatukan dan memberdayakan kita semua.

Nama: Audina Sri Wulandari - 2022041066
Jurusan: Ilmu Komunikasi
Universitas: Universitas Pembangunan Jaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun