Mengikuti YEP ini merupakan turning point untuknya. "Saya sebenarnya sudah berada di zona nyaman, menikmati posisi saya sekarang ini, tidak pernah kepikiran untuk sekolah lagi, apalagi saya akan berumur 32 tahun di tahun ini. Saya merasa akan sulit bersaing dengan anak-anak muda yang jauh lebih kreatif. Tapi karena saya merasa pencapaian di YEP kemarin membuktikan kalau pendidikan ngga ada batasan umur dan lokasi, saya jadi semangat lagi untuk berjuang," tegasnya. Saat ini, ia mengaku sedang belajar memperdalam kemampuan berbahasa asing, selain bahasa Inggris. "Semoga dengan modal ini saya bisa melanjutkan study di tahun depan," harapnya.
Ela juga memberikan cara agar generasi muda saat ini bisa menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul, "tentunya kita harus menginvest diri dengan ilmu dan pengetahuan sehingga mampu berjalan beriringan dengan perkembangan zaman. Caranya ya dengan belajar dan banyak membaca."
Mengutip perkataan Martin Luther King Jr, "apapun yang mempengaruhi seseorang secara langsung akan mempengaruhi semua orang secara tidak langsung."
"Harapan saya jika dipercayakan untuk belajar lebih mengenai SDGs melalui program YEP ini, saya pun dapat menjadi duta SDGs dalam skala kecil bagi perluasan edukasi dan bagi komunitas untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Sampai jumpa di Korea," tutupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI