Mohon tunggu...
Glmax_Soul
Glmax_Soul Mohon Tunggu... Insinyur - Peminat Riset Operasi

Suka Kho Ping Ho dan juga Kamu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Mustang

2 Juli 2020   17:48 Diperbarui: 2 Juli 2020   17:50 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*bekas gigi taring pada onggokan daging

*bulu hyena pada onggokan

*air liur babon pada onggokan

. . .Cerpelai masih mengkaji kelima pesan itu. Keyakinannya baru setengah. Semuanya mengarah kepada macan kumbang dan hyena. Babon sudah dia singkirkan dari sangkaan. Babon dan kijang biasa hidup berdampingan. Belum pernah ada masalah selama ini. Macan kumbang dan hyena ada secara bersamaan pada tempat yang sama. Sangat kecil kemungkinannya, walau hyena lebih banyak jumlahnya, satu macan kumbang bisa membuatnya sedikit menjauh. Siapa pembunuh kijang jantan ini? Sambil bergerak perlahan, cerpelai menuju tempat capung terjebak. Bbeberapa saat kemudian mereka bergegas menuju onggokan daging kembali. Cerpelai sedikit ragu akan informasi yang diterimanya ini. Dia harus mencari pandangan baru dengan memeriksa kembali ketidakyakinannya ini.

. . .Setibanya di tempat tujuan, cerpelai langsung memeriksa ceceran darah, dengan seksama dia memeriksa jejak kaki kijang dan macan kumbang. Dari jejak yang dia amati, cerpelai yakin macan kumbang berhasil melukai kaki kiri kijang jantan, tapi tidak berhasil membunuhnya. Cerpelai mengurut jejak darah dan jejak ketiga kaki kijang, tanpa kaki kiri depan yang menjejak tanah. Jejak heyna berada sangat dekat dengan posisinya sekarang. Bisa jadi heyna lah pembunuh yang dia cari, ada jejak taring di onggokan sisa tubuh kijang jantan. Cerpelai merasakan keanehan, jejak heyna yang mendekat, tiba-tiba berbalik arah. Ada yang mengusir mereka dari mangsanya. Cerpelai memasukan lagi kemungkinan yang diawal sudah dia kesampingkan.

. . .Secara perlahan, dia menyapu kembali jejak babon, semain lama jejaknya semakin berjarak lebih jauh dan lebih dalam, mengarah ke posisi kijang jantan berdiri dengan ketiga kaki. Babon bukan bermaksud untuk mengusir kawanan heyna. Dia mengincar sahabatnya sendiri. Kawanan yang biasa hidup berdampingan dengannya. Babon dan kijang, biasa hidup berdampingan tapi saat kijang jantan terluka, babon menghajarnya. Cerpelai semakin yakin saja sekarang. Itulah kenapa ada air liur babon ditemukan dalam onggokan daging. Jejak taring pun milik sang babon, bukan heyna.

***

. . .Dengan yakin, malam itu juga, capung diminta cerpelai putih untuk menuju kawanan kijang. Kepada mereka akan dikabarkan siapa pembunuh kijang jantan itu, dialah ...Babon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun