Mohon tunggu...
Glmax_Soul
Glmax_Soul Mohon Tunggu... Insinyur - Peminat Riset Operasi

Suka Kho Ping Ho dan juga Kamu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Mustang

2 Juli 2020   17:48 Diperbarui: 2 Juli 2020   17:50 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

. . .Beberapa kecoak pertama yang sekarang menjadi terakhir tampak merayapi dinding, menuju patahan. Kedatangan mereka sudah dinanti sejak tadi oleh para perwira komunikasi baik itu dari semut ataupun kecoak. Mereka mungkin membawa informasi yang akan mengubah kesimpulan sebelumnya untuk sebuah kesimpulan baru. Kesimpulan untuk "Sang Mustang". Cuma itu yang mereka ketahui; kerja, mengurai, mengolah, dan menyimpulkan.

. . .Setibanya di patahan, letnan kecoak terakhir langsung menuju perwira komunikasi semut&kecoak. Lama mereka berbincang, sampai akhirnya seekor perwira semut beranjak dari sana untuk mengubah komposisi phosphor di ujung patahan. Sekarang semuanya diam membatu, bersiap menantikan tanda, isyarat dari "Sang Mustang".

**

Bintang dan Angin,

. . .Dalam rimbun di ketinggian, cerpelai memandang ke luar mustang. Malam ini, kawanan kecoak dan semut forensik sudah bisa ditanya. Tanpa sepengetahuan mereka tadi, dia secara langsung mengamati aksi dua kawanan mengurai kematian kijang jantan. Hasilnya pasti terpecah-pecah. Mereka dalam bentuk kelompok dapat menemukan apa saja. Tinggal sekarang, dia merekonstruksi kembali pecahan-pecahan yang telah mereka temukan. Sudah saatnya untuk membuka komunikasi dengan mereka.

. . .Cerpelai bergerak ringkas dan mengendap. Capung pengekornya tadi sudah diperangkap di bawah pohon akasia hanya dengan menggunakan getah yang meleleh. Untuk beberapa waktu kedepan aksinya akan menjadi bebas tanpa pengamat. Sebongkah batu dijatuhkannya dari ketinggian. Derak kayu yang tergesek menimbulkan suara bising dengan nada melengking. Itulah tanda untuk dua kawanan diatas patahan.

. . .Suara derak melengking disahut desisan panjang 10khz. Berbarengan dengan suara desisan itu, uap yang menempel di kaca mustang membentuk guratan-guratan yang hanya dia yang bisa membacanya. Sekarang mata cerpelai tertuju "palsu" ke arah dinding barat. Sandi bintang dan angin akan dikirimkan kepadanya. Kesempatan hanya satu kali, tidak akan mengalami pengulangan sedikitpun.

. . .Konsentrasinya tidak boleh terganggu. Itulah kenapa dia tidak mengijinkan capung pengekornya ikut masuk ke dalam Mustang. Akan dikirim dua sandi yang berbeda secara bersamaan tetapi memiliki percepatan yang berbeda pula. Keduanya dapat terbaca hanya dengan dua alat bantu kaca Mustang dan visir difusi. dari sudut pandangannya sekarang, seolah dia tertuju ke arah dinding barat. Itu bila dilihat secara sekilas. Saat cerpelai mulai memakai visirnya, sudut matanya sedikit bergeser beberapa derajat menyamping searah jarum jam.

. . .Dari arah dinding barat, phosphor yang diperlambat oleh semut penerjun mulai beterbangan di udara. Membentuk komposisi tertentu yang hanya bisa diurai dengan menggunakan visir yang dimiliki cerpelai putih. Dinding barat menjadi semarak oleh pendaran phosphor dan alunan desis panjang yang berasal dari jaring yang digetarkan oleh kepakan sayap kecoak yang bergerak bersamaan.

. . .Tanpa bergeming, cerpelai semakin menambah konsentrasinya. Sudah empat paket pesan yang dia terima dengan baik. Mata kanannya menatap melalui visir, sedangkan mata kirinya membaca guratan di atas kaca mustang. Pesan kelima masih dalam proses. Dinding barat semarak dengan pendaran phosphor. Seperti meteor di langit yang menari dengan desis sebagai pengiringnya. Desis beranjak reda, phosphor terakhir masih melayang tapi sesaat akan mendarat. Sepi kembali seperti awal, tak ada apa-apa. Cerpelai cukup puas, empat paket sudah ditangan. Tinggal menguaknya secara lebih dalam.

*ditemukan jejak kaki, hyena, dan macan kumbang

*ceceran darah disela jejak kaki kijang dan macan kumbang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun