Pendidikan adalah sebuah ceruk kebudayaan dimana merupakan tonggak penyangga kebudayaan suatu peradabaan. Jenjang pendidikan berawal dari dasar, menengah hingga pendidikan tinggi.Â
Untuk pendidikan tinggi adalah suatu tahap dimana mahasiswa sudah sampai pada tahap mempraktikkan ilmunya untuk mengabdi pada masyarakat dan berkarya pada bidang masing-masing.Â
Daya saing merupakan hal yang penting dalam proses pendidikan itu sendiri karena merupakan pemantik para mahasiswa untuk menggapai yang terbaik dan secara aktif mengembangkan potensinya.Â
Pada nyatanya, daya saing pendidikan tinggi di Indonesia masih belum maksimal dan cenderung tertinggal apabila kita membandingkanya dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.Â
Hal ini dapat diketahui dari beberapa survey pemeringkatan lembaga independen seperti QS World University Ranking(WUR). Dalam data 2022 survey QS WUR, kampus terbaik Indonesia yaitu Universitas Gadjah mada berada di peringkat 254.Â
Peringkat tersebut masih dilampaui oleh setengah lusinan ka pus yang berasal dari Malaysia.Â
Apa yang perlu direfleksikan dari fakta ini?bagaimana meningkatkan daya saing pendidikan tinggi di Indonesia? Â bagaimana agar pendidikan tinggi kita dapat bersaing di kancah internasional?
Pertama, perlunya sertifikasi masif untuk mahasiswa untuk meningkatkan skill dan memiliki daya saing ketenagakerjaan yang berakar dari pendidikan tinggi. Selain memiliki keuntungan untuk meningkatkan rangking kampus dengan meningkatkan angka "Employment outcome" nya, sertifikasi pada bidang kerja tertentu meningkatkan kualitas dari mahasiswa itu sendiri.Â
Apalagi di era pasar bebas dengan disepakatinya perjanjian, Masyarakat Ekonomi Asean contohnya, kualitas pekerja yang dibuktikan dengan sertifikasi merupakan hal krusial untuk menghadapi pasar bebas yang tentunya bersaing dengan banyak lulusan kampus bukan hanya dari Indonesia, melainkan bersaing dengan mahasiswa dari mancanegara.
kedua, peningkatan kualitas sitasi dan riset kampus. Keadaan sekarang dari riset kampus dan sitasi per fakultas di Indonesia sangatlah rendah dan masih belum berorientasi internasional, hanya sekadar untuk memenuhi tugas akhir atau proyekan sementara.Â
Hal inilah yang mengakibatkan kampus-kampus di Indonesia tertinggal dari banyak kampus lain di Asean. Perlunya peningkatanpendanaan dan peningkatan patokan standar adalah hal yang dapat dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang ini, sehingga mahasiswa tidak "asal" dalam membuat penelitian dan benar-benar memikirkan kualitas dari penelitian itu.
Semua hal diatas tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit, maka sistem "Endowment fund" dimana kampus dapat bekerjasama dengan investor baik dari pemerintah, swasta maupun alumni untuk membangun dana abadi agar halangan-halangan seperti sertifikasi yang mahal serta biaya riset yang tinggi dapat merata ke semua mahasiswa yang ada di Indonesia.
Sebagai penutup kata, memang sekarang Pendidikan tinggi di Indonesia masih tertinggal, tetapi dengan berproses perlahan kita bisa mewujudkan peningkatan daya saing pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H