"Lulu! Lulu! Lulu!" teriak Bunda. Terkaget-kaget, saya langsung melompat menuju Bunda. "Ada apa ini?" kalimat pertama yang tercantum dalam pikiran saya.
Bergegas menuju Bunda, bunyi "Cit-cit-cit" terdengar. Suara berbunyi tetapi tidak ada bentuk. Langsung saya mengambil sapu di depan saya.
Semakin dekat saya berjalan, suara tersebut itu semakin terdengar. Hampir saya tangkap, tetiba "To-ko-pe-di-a." Dengan wajah tersenyum, Bunda menunjukkan handphone-nya di mana layar handphone tersebut menunjukan daftar belanjaan.
Dunia digital tentu sudah semakin marak dan didefinisikan sebagai "modernisasi di dalam perangkat digital" di mana orang-orang bisa melakukan semua hal (Glossary dan Pengertian Istilah Umum Dunia Digital Marketing, 2018). Seperti aplikasi media sosial, edukasi, dan situs berbelanja online sudah sangat inovatif.
Besarnya dunia digital melahirkan banyak situs online shopping. Dulu kita hanya mengenal Amazon. Sekarang sudah ada jutaan. Artikel dari "Digital in The Round", menyebutkan dunia memiliki estimasi 12 juta sampai dengan 24 juta toko daring (in, 2021).
Indonesia juga tidak kalah baiknya, anak bangsa seperti William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison sudah mengharumkan Indonesia dengan ciptaan toko daringnya, Tokopedia. Sungguh menakjubkan bukan?
Situs berbelanja sangat membantu kegiatan masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan. Pandemi ini sebuah perjuangan bagi semua. Tidak bisa ke mana-mana membuat keluarga saya susah untuk membeli keperluan.
Salah satu cara dilakukan keluarga saya adalah online shopping. Bunda saya adalah orang yang sering menggunakan platform berbelanja online.
Pada awalnya Bunda saya menggunakan situs berbelanja karena pandemi. Setelah mengenal situs berbelanja lebih luas, ia melihatnya sangat membantu.
Situs berbelanja membantu Bunda saya untuk membandingkan harga lebih mudah. Harga yang diberikan bervariasi dari penjual yang berbeda menjadi alasannya.
Sehingga, setiap hari ada belanjaan yang datang melalui daring untuk keperluan sehari-hari. Saya perhatikan, Bunda saya melakukan belanja daring sebagai kegiatan yang menyenangkan. Apakah ibu kamu juga seperti itu?
Dari sudut pandang yang lain, berbelanja daring juga memberikan perihal yang negatif. Yaitu dengan banyaknya situs-situs daring membuat kita sulit menentukan situs daring mana yang ingin kita gunakan.
"Mau belanja di mana ya? Tokopedia atau Bukalapak?" ungkapan yang sering kali muncul saat ingin berbelanja online. Kalian juga begitu-kah? Berdasarkan artikel dari CIMB Niaga, situs berbelanja daring seperti: "Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dan Blibli" merupakan rekomendasi aplikasi belanja online (5 Aplikasi Belanja Online Murah Terpercaya, 2020).
Tidak hanya terjangkau dan pastinya berkualitas, toko-toko tersebut memberikan promosi setiap bulannya. Pada tanggal tertentu situs-situs tersebut mengadakan promosi belanja yang menarik. Fitur tersebut bertujuan untuk memberikan barang dengan harga yang murah dan kompetitif.
Di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa berbelanja daring memberikan hal-hal positif. Pertama, berbelanja daring mempermudah masyarakat untuk melakukan transaksi.
Kedua, berbelanja daring mempersingkat waktu. Ketiga, dengan berbelanja daring bisa mendapatkan barang berkualitas tinggi dan terjamin. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara menunjukan bahwa pandemi menjadi titik tolak kegiatan belanja daring yang lebih maju lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H