Review Perbandingan Kombinasi Obat Amlodipin-Bisoprolol dan Amlodipin-Furosemid dalam Farmakoekonomi secara Cost Effectiveness pada Pasien Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang membutuhkan perawatan cukup lama bahkan sampai seumur hidup. Pada tahun 2000, lebih dari 25% populasi dunia merupakan penderita hipertensi, atau sekitar 1 miliar orang, dan dua pertiga penderita hipertensi ada di negara berkembang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 25,8%. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang cukup mengerikan dan masuk ke dalam kategori Silent Killer.
Mengapa bisa disebut demikian? Berdasarkan data dari Kementerian kesehatan Indonesia pada tahun 2011 tentang Proporsi Penyebab Kematian di 15 Kabupaten/Kota menurut tempat kejadian kematian menunjukkan bahwa penyebab kematian yang terjadi di rumah dan rumah sakit paling banyak disebabkan oleh penyakit stroke (15-19%) dan Ischaemic Heart Disease(IHD) (6-12%). yang mana kedua penyakit tersebut faktor resiko terbesarnya adalah hipertensi, itulah sebabnya hipertensi sering disebut juga sebagai silent killer.Maka dari itu, sangatlah dianjurkan bagi para penderita hipertensi untuk rutin mengontrol tekanan darah agar selalu dalam keadaan baik.Salah satu caranya adalah dengan rutin mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter.
Dalam penatalaksanaan hipertensi first line therapyyang biasa diberikan adalah obat golongan Angiontensin-Converting Enzyme (ACE-I)seperti Captopril, golongan Angiontensin II Receptor Blocker (ARB)seperti Valsartandan golongan Diuretik Thiazide seperti Hydrochlorthiazide.Pemakaian obat - obat tersebut secara tunggal (monoterapi) maupun kombinasi dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Berdasarkan penelitian terbaru, yaitu "Analisis Efektifitas Biaya Pengobatan Kombinasi Amlodipin-Furosemid dibandingkan dengan kombinasi Amlodipin-Bisoprolol pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Undata Palu Periode Agustus-Oktober tahun 2014" oleh Niken Wike Wijayanti, dkk yang dipublikasikan pada Maret 2016 menunjukkan bahwa terapi hipertensi dapat dilakukan dengan mengkombinasi amlodipin dan bisoprolol.Â
Kombinasi ini juga sudah sesuai dengan guidelineterapi dari ESH/ESCÂ guideline 2013 bahwa dapat dilakukan kombinasi antara obat golongan ARB (amlodipin) dan (bisoprolol) dalam kasus hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Kombinasi obat tersebut dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 13,91/3,48 mmHg. Obat ini dapat diberikan bagi pasien yang tidak dapat menggunakan obat golongan ACE-I atau ARB. Kombinasi obat ini juga sudah bisa digunakan untuk terapi pada banyak pasien karena 2 golongan obat ini sudah masuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sehingga bukan suatu hal yang tidak mungkin jika kombinasi obat tersebut masuk dalam Formularium Rumah Sakit atau bahkan Formularium Nasional (ForNas). Kombinasi antara amlodipin dan bisoprolol secara farmakologi mempunyai mekanisme kerja yaitu menghambat masuknya ion kalsium ke dalam otot polos pembuluh darah dan otot jantung sehingga dapat merelaksasi pembuluh darah dan memperlambat denyut jantung untuk menurunkan tekanan darah.
Dari segi keefektifan biaya, penggunaan kombinasi dari amlodipin-furosemid lebih efektif dibandingkan dengan amlodipin-bisoprolol.Efektivitas biaya sendiri diukur dengan membandingkan biaya yang diperlukan dan hasil yang diperoleh dari penggunaan obat tersebut.Penggunaan kombinasi amlodipin-furosemid memang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan amlodipin-bisoprolol, tetapi efek yang diberikan kurang efektif jika dibandingkan dengan pemberian terapi dengan amlodipin-bisoprolol.Â
Amlodipin-bisoprolol akan memberikan efek terapi yang lebih baik dibandingkan dengan kombinasi amlodipin-furosemid pada pasien dengan hipertensi non-komplikasi. Dari sisi lain dapat dilihat saat penggunaan amlodipin-furosemid membutuhkan waktu lebih lama untuk menurunkan tekanan darah, sedangkan goal yang ingin dicapai dari pengobatan hpertensi ini adalah penurunan tekanan darah yang signifikan dan sesuai dengan guideline yang diacu. Hal ini dapat membuat biaya yang diperlukan lebih besar untuk mencapai hasil yang sama dengan penggunaan amlodipin-bisoprolol karena penggunaan obat yang lebih banyak dan lebih lama. Hipertensi merupakan penyakit jangka panjang yang apabila tidak dikontrol maka dapat memperparah keadaan, sehingga penggunaan obat akan menjadi terus-menerus.
Selain itu, berdasarkan perbedaan total biaya medis langsung pada penelitian dapat dicermati bahwa total biaya medis langsung yang terkecil adalah kombinasi obat amlodipin-furosemid yaitu sebesar Rp. 47.022,22 sedangkan total biaya medis langsung terbesar adalah kombinasi obat amlodipin-bisoprolol yaitu sebesar Rp. 88.760,87. Hal ini dapat dikarenakan oleh harga per tablet obat bisoprolol yang mana lebih mahal daripada harga per tablet obat furosemid meskipun obat yang digunakan adalah jenis obat generik dan rata-rata lama terapi pengobatan sekitar 1 bulan. Hasil ini dapat berubah jika pada pemakaian jangka panjang obat amlodipin-furosemide belum mencapai target terapi, sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk terapi hipertensi dengan amlodipin-furosemide akan lebih besar dibandingkan amlodipin-bisoprolol.
Berdasarkan dari penelitian didapatkan rerata selisih penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik menggunakan kombinasi perlakuan yang diberikan.Kombinasi amlodipin-furosemid dan amlodipin-bisoprolol dapat dilihat perbandingan bahwa efektivitas penurunan tekanan darah yang paling tinggi ditunjukkan dengan kombinasi pengobatan amlodipin-bisoprolol.Hal ini terjadi karena rerata penurunan tekanan darah atau baseline sistolik maupun diastolic dari kelompok kombinasi obat amlodipin-bisoprolol lebih tinggi dibandingkan dengan rerata penurunan tekanan darah atau baseline kelompok kombinasi obat amlodipin-furosemid.Selain itu juga dikarenakan kombinasi obat amlodipine-bisoprolol mempunyai mekanisme kerja yang lebih selektif dalam menurunkan tekanan darah.
Dari penelitian juga dijelaskan bahwa berdasarkan uji statistik Wilcoxon, menunjukkan bahwa rata-rata nilai signifikan untuk masing-masing kombinasi obat yaitu kurang dari 0,05 (<0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa masing-masing kelompok kombinasi obat antihipertensi menunjukkan perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik maupun diastolik sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan, hal ini dapat ditunjukkan dengan dimana rerata penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolic pada kombinasi obat amlodipin-furosemid lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan rerata penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada kombinasi obat amlodipin-bisoprolol.
Dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) tahun 2017, ketiga jenis obat di atas yakni amlodipin, furosemid, dan bisoprolol telah terdaftar.Hal ini tentu dapat menjamin ketersediaan obat pasien dengan harga yang lebih ekonomis dengan manfaat klinis paling besar.Sehingga bukan menjadi hal yang mustahil untuk pasien menerima terapi/resep obat kombinasi amlodipin-bisoprolol dengan harapan memperoleh terapi yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarkan penelitian di bangsal rawat jalan RSUD Undata Palu mengenai efektivitas terapi atau pengobatan penyakit hipertensi dapat disimpulkan bahwa yang memiliki nilai keefektifitasan paling tinggi adalah kombinasi obat antara amlodipin dan bisoprolol dibandingkan kombinasi obat antara amlodipin dan furosemide. Hal ini dikarenakan kombinasi obat amlodipin dan bisoprolol memiliki selisih penurunan tekanan darah yang lebih tinggi dan memberikan manfaat klinis yang lebih baik..
Oleh karena itu, sangat rekomendasikan untuk pasien dengan penyakit hipertensi non komplikasi diberikan terapi kombinasi obat amlodipin dan bisoprolol jika kita melihat dari efek terapi atau pengobatan yang bisa diperoleh akan jauh lebih menguntungkan dan dapat menghemat biaya terapi dalam jangka panjang. Namun, untuk memilih pengobatan mana yang akan diambil selebihnya adalah tergantung pasien. Tenaga Kesehatan hanya berhak untuk merekomendasikan pilihan pengobatan yang paling baik untuk Pasiennya secara tepat dan rasional.
Mengingat biaya Pengobatan yang tidak sedikit akan dikeluarkan untuk pengobatan penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, untuk itu kepada masyarakat diharapkan untuk mampu menjaga kesehatan dengan cara seperti mengurangi konsumsi garam dan kafein, berhenti merokok, berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, serta menjaga berat badan agar tetap terkontrol. Bagi pasien yang telah mengidap hipertensi maka diharapkan untuk dapat menghindari risiko terjadinya komplikasi.Â
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adaah penyakit jantung koroner (PJK), stroke, sindrom metabolik, gagal ginjal, diabetes mellitus, dll. Bagi tenaga kesehatan dapat mulai melirik pemberian terapi hipertensi dengan kombinasi amlodipin-bisoprolol karena selain memberikan keuntungan profit yang lebih tinggi, terapi dengan kombinasi amlodipin-bisoprolol ini dapat memberikan manfaat klinis yang sangat baik pula. Sehingga kita dapat memberikan terapi yang cost-effectivness kepada pasien, terapi yang memiliki nilai klinis sangat baik walau dengan tambahan sejumlah biaya.
- Feby Galih Shintyani         148114151
- Komang Ayu Trisna Geriadi  158114092
- Glenys Cindy Sunyata         158114094
- Felicita Eka Putri S Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 158114107
- Febriana Vena Layarda        158114145
- Sekar Octavia Nawangsih     158114158
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H