Mohon tunggu...
Glen Nawa
Glen Nawa Mohon Tunggu... -

Glen Nawa is a farmer and marriage consultant who has a deep concern for proper development of NKRI whom he loves so much.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peliknya Orang Beragama

8 Mei 2016   12:23 Diperbarui: 8 Mei 2016   12:38 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ajaran agama tdk jarang malah membuat pemeluknya tdk punya kebijakan berpikir. Menganggap diri paling benar paling suci paling segalanya yg mrk pandang baik. Terbukti umat beragama yg ngakunya mengikuti ajaran Tuhan malah seringkali baku hantam bahkan di antara sesamanya sendiri. Tengok perseteruan di antara Kristen Protestan dan Katholik yg tak pernah selesai di mana yg Protestan (sesuai namanya) selalu menuduh bahwa Katholik menyembah patung sekalipun sudah dijelaskan bahwa patung yg ada di gereja Katholik itu hanya untuk penggambaran dan membantu konsentrasi saat berdoa jadi sama sekali bukan menyembah patungnya. 

Tapi tetap saja si Protestan tidak bisa menerima penjelasan tsb. Islam sama saja di antara Sunni dan Syiah tdk pernah akur selalu bermusuhan dan curiga satu terhadap yg lain. Di sini lah keburukkan orang beragama (bukan agamanya sendiri) selalu saja berkompetisi dalam berebut umat dan dalam menentukan nilai mana yg benar mana yg salah menurut keyakinan dan caranya sendiri yg seringkali tdk sejalan dgn citra Allah Yang Maha Agung, Pencipta mereka.

 Jika menuruti "iman" mereka maka seluruh manusia di Korea Utara adalah manusia-manusia kafir yg tdk dpt diselamatkan. Padahal mereka tdk meminta utk dilahirkan di sana di mana sepanjang hidup mereka tdk ada orang yg memperkenalkan ajaran agama kpd mereka. Sama halnya di Rusia, Jepang dlsb. Bagaimana pula jika ada satu keluarga beragama yg sangat soleh mengalami kecelakaan kapal laut yg ditumpangi mereka dan anaknya yg masih bayi (krn mukjizat) terdampar di Korea Utara dan ditemukan serta dibesarkan oleh sebuah keluarga di sana yg tdk mengenal Tuhan. Sudah pasti anak tsb tdk pernah mendapat didikan agama, bukan? Jadi anak tsb (menurut anda2 yg sangat beragama) tdk dapat diselamatkan? Tidak dapat masuk surga? Coba pikirkan.

Itulah mengapa saya katakan bahwa Suara Hati adalah Hukum yang Utama dan berlaku atas segala jenis manusia apapun agama dan kepercayaannya termasuk mereka yg tdk beragama dan mereka yg multi agama.

Catatan: multi agama adalah mereka yg menganut paham internasionalisme (kemanusiaan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun