Ajaran agama tdk jarang malah membuat pemeluknya tdk punya kebijakan berpikir. Menganggap diri paling benar paling suci paling segalanya yg mrk pandang baik. Terbukti umat beragama yg ngakunya mengikuti ajaran Tuhan malah seringkali baku hantam bahkan di antara sesamanya sendiri. Tengok perseteruan di antara Kristen Protestan dan Katholik yg tak pernah selesai di mana yg Protestan (sesuai namanya) selalu menuduh bahwa Katholik menyembah patung sekalipun sudah dijelaskan bahwa patung yg ada di gereja Katholik itu hanya untuk penggambaran dan membantu konsentrasi saat berdoa jadi sama sekali bukan menyembah patungnya.Â
Tapi tetap saja si Protestan tidak bisa menerima penjelasan tsb. Islam sama saja di antara Sunni dan Syiah tdk pernah akur selalu bermusuhan dan curiga satu terhadap yg lain. Di sini lah keburukkan orang beragama (bukan agamanya sendiri) selalu saja berkompetisi dalam berebut umat dan dalam menentukan nilai mana yg benar mana yg salah menurut keyakinan dan caranya sendiri yg seringkali tdk sejalan dgn citra Allah Yang Maha Agung, Pencipta mereka.
 Jika menuruti "iman" mereka maka seluruh manusia di Korea Utara adalah manusia-manusia kafir yg tdk dpt diselamatkan. Padahal mereka tdk meminta utk dilahirkan di sana di mana sepanjang hidup mereka tdk ada orang yg memperkenalkan ajaran agama kpd mereka. Sama halnya di Rusia, Jepang dlsb. Bagaimana pula jika ada satu keluarga beragama yg sangat soleh mengalami kecelakaan kapal laut yg ditumpangi mereka dan anaknya yg masih bayi (krn mukjizat) terdampar di Korea Utara dan ditemukan serta dibesarkan oleh sebuah keluarga di sana yg tdk mengenal Tuhan. Sudah pasti anak tsb tdk pernah mendapat didikan agama, bukan? Jadi anak tsb (menurut anda2 yg sangat beragama) tdk dapat diselamatkan? Tidak dapat masuk surga? Coba pikirkan.
Itulah mengapa saya katakan bahwa Suara Hati adalah Hukum yang Utama dan berlaku atas segala jenis manusia apapun agama dan kepercayaannya termasuk mereka yg tdk beragama dan mereka yg multi agama.
Catatan: multi agama adalah mereka yg menganut paham internasionalisme (kemanusiaan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H