Mohon tunggu...
Gilang Embang
Gilang Embang Mohon Tunggu... -

di atas buku boleh saja ada setan tapi di atas alam pasti ada tuhan\r\nimbangi baca buku dengan belajar langsung di alam!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Konflik Thailand Selatan

10 Desember 2012   15:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:52 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awalnya aksi perlawanan suku Melayu-Islam ini bukan berlatar belakangkan agama melainkan perlawanan etnis Melayu terhadap dominasi kerajaan Siam.

Dahulu, Thailand Selatan yang Melayu ini termasuk kedalam bagian kerajaan Sriwijaya yang kawasannya meliputi Indonesia, Malaysia, Kamboja hingga daerah Chaiya, Thailand Selatan. Berdasarkan reruntuhan candi di Chaiya, Thailand Selatan.

Kerajaan Sriwijaya yang semula Hindu berubah menjadi Islam setelah rajanya pindah agama menjadi Islam. Kerajaan ini beribukota di Fathoni Darussalam yang kini namanya menjadi Pattani. Kerajaan ini bertetangga dengan kerajaan Siam yang beragama Budha di sebelah utaranya.

Kerajaan Siam tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa karena kedekatannya dengan Inggris. Mungkin karena itu pula setelah keruntuhan kerajaan Sriwijaya lalu dimulainya era penjajahan, daerah ini menjadi bagian negara Thailand berdasarkan atas kesepakatan Anglo-Siam.

Sejak adanya kesepakatan itu pula ada kelompok di Thailand Selatan ini yang merasa kecewa. Dan mungkin sejak saat itu pula adanya usaha-usaha untuk memisahkan diri.

Dalam buku Lonely Planet tahun 1989 yang menjadi panduan perjalanan saya menyebutkan“hati-hati memasuki daerah Thailand Selatan” hal ini berarti pada tahun tersebut sudah ada aksi-aksi separatis.

Jaman Tragedi Mesjid Krue Se

Esoknya saya tidur di mesjid Krue Se, mesjid yang pertama didirikan di Thailand. Krue Se ini berasal dari kata Gresik yang di siamkan. Entah kenapa gresik, mungkin ada kaitannya dengan kota Gresik di Jawa Timur atau dengan Sunan Gresik.

Mesjid ini didirikan ketika raja Fathani Darussalam, bagian dari kerajaan Sriwijaya masuk Islam. Bangunannya mengikuri arsitektur timur tengah. Bata merah yang tidak di plester dan sudah keropos benar-benar menegaskan bahwa bangunan ini sudah ratusan tahun.

Setelah selesai shalat, ada orang yang memperkenalkan saya dengan orang Indonesia juga. Namanya Tofik, ia berasal dari Kediri. Ia menetap di negeri ini setelah menikahi gadis Thailand yang bertemu dengannya ketika ia menjadi TKI di Malaysia. Kini ia mempunyai 2 anak.

Darinya saya mendapatkan banyak informasi mengenai mesjid ini dan tragedi yang terjadi di mesjid ini 8 tahun yang silam, pada tahun 2004. Ia tahu persis kejadian itu karena rumahnya terletak sangat dekat dengan mesjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun