Mohon tunggu...
Gladys Ariel
Gladys Ariel Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cerita Perjalanan Singkat Menelusuri Kota Yogyakarta

20 September 2022   22:36 Diperbarui: 20 September 2022   22:40 5207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

waktu liburan adalah waktu yang selalu dinanti-nanti oleh banyak orang. Terutama bagi mereka yang memiliki rutinitas yang padat. Ketika waktu libur tiba, mulai lah muncul banyak ide liburan yang menyenangkan. Apakah liburan kali ini akan pergi ke pantai, gunung, atau sekedar mengelilingi pusat perbelanjaan di kota?

Bagi pelajar, berlibur selalu dilakukan pada waktu tertentu yaitu Ketika libur sekolah pada bulan desember maupun juni. begitu juga yang saya dan keluarga saya putuskan untuk berlibur pada akhir tahun di bulan desember. kami sekeluarga berencana untuk berlibur sekaligus merayakan tahun baru di kota Yogyakarta.

Pada tanggal 30 desember, kami berangkat dari stasiun senen menggunakan kereta. Perjalanan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga kami menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat. Terlebih karena jadwal keberangkatan kereta yang telah dijadwalkan  memang cukup pagi. Perjalanan ke Yogyakarta dihiasi oleh pemandangan sekitar. Terkadang perumahan warga sampai sawah hijau membentang seperti karpet hijau raksasa. Setelah berjam-jam kami menghabiskan waktu duduk di kursi kereta, akhirnya tibalah kami di kota Yogyakarta.

Berbeda dengan kota Jakarta, yogyakarta memberikan suasana yang cukup lain. sulit untuk dijelaskan, tetapi ramainya kota Yogyakarta terasa berbeda dengan keramaian kota Jakarta yang dipenuhi kendaraan bermotor. Disamping itu, Ketika menginjakkan kaki di kota Yogyakarta aku sudah membayangkan bagaimana liburan ini akan berjalan.

dari stasiun, saya beserta dengan keluarga segera berpindah ke hotel menggunakan taksi online. Hal yang ada di pikiran kami saat itu hanya beristirahat dan makan. Sesampainya di hotel kami membereskan barang bawaan kami dan istirahat sejenak sebelum kami kembali beraktivitas. Setelah hari sudah mulai malam, kami berpikir akan mulai dari mana kuliner Yogyakarta yang akan kami nikmati. Tetapi, akhirnya kami memutuskan untuk berdiam di dalam hotel karena badan masih terasa Lelah. Kami memulai makanan pertama kami di kota Yogyakarta dengan seporsi nasi gudeg. Walaupun kami hanya bisa memesannya melalui aplikasi online. Namun, ternyata rasa dari makanan tersebut sangat memuaskan.

Keesokan harinya, kami memutuskan untuk pergi ke “taman pintar”. Taman pintar merupakan salah satu tempat rekreasi yang cocok untuk anak-anak, dimana di tempat ini menyediakan banyak benda atau tempat yang menyuguhkan beragam pengetahuan dan juga percobaan. Jadi, dengan mengunjungi taman pintar ini anak-anak bisa bermain sekaligus belajar. Ini yang membuat tempat ini semakin unik dan menyenangkan.

Makan siang, tidak lupa untuk mengunjungi “the house of raminten” tempat makan yang cukup terkenal di Yogyakarta. Makanannya sebenarnya sederhana. Hanya makanan Indonesia yang dicampur dengan aksen modern. Begitu juga dengan tempatnya. Yang memiliki tempat yang sangat indah. Dengan gaya modern tetapi tetap menonjolkan ciri khas dari Yogyakarta itu sendiri.

Setelah bermain-main di taman pintar, kami sekeluarga mengunjungi “kraton Yogyakarta”. Tidak lupa kami menggunakan jasa pemandu untuk menjelaskan bagaimana penjelasan dari sejarah kraton Yogyakarta tersebut. bukan hanya itu, kami juga diajak berkeliling ke sekitar kraton untuk melihat-lihat pembuatan batik dan beberapa toko oleh-oleh batik.

Tidak berhenti disitu, kami juga mengunjungi beberapa café dan juga tempat makan yang menarik. Seperti café cereal “day dreaming” dan “tempo gelato”. Memang pada dasarnya ini bukan merupakan makanan khas Yogyakarta. Tetapi beberapa tempat seperti café ini bisa menjadi salah satu tempat wisata yang menarik untuk berfoto serta menyantap hidangan.

Malamnya, kami pergi makan malam bersama sekaligus merayakan malam tahun baru. Kami pergi ke “warung masakan bu ageng” yang terletak tidak jauh dari tempat kami menginap. Makanan yang saya pesan adalah nasi campur-campur dengan lauk. Ada beberapa macam makanan, tetapi nasi campur ayam adalah yang saya pilih. Selain makanannya yang cukup menarik, tempat makan bu ageng ini juga menarik, dengan tersediannya banyak lukisan wajah tokoh-tokoh.

Keesokannya, kami memutuskan untuk pindah penginapan yang dekat dengan Malioboro. Namun, di hari pertama kami di hotel tersebut, kami tidak langsung pergi ke jalan Malioboro. Kami memutuskan untuk pergi ke “candi Borobudur”. Kami tidak menghabiskan waktu lama disana dikarenakan cuaca yang amat sangat panas. Dan kebijakan pemerintan untuk menutup area sekitar candi Borobudur yang kemungkinan dilakukan dikarenakan masih maraknya pandemi covid-19. Namun hal tersebut tidaklah membuat kami kecewa.

Setelah dari candi Borobudur, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke “gereja ayam”. Meskipun sering disebut sebagai gereja ayam, ternyata setelah mengunjungi tempat tersebut barulah kami mengetahui bahwa bentuk dari bangunan tersebut bukanlah seekor ayam. Melainkan seekor burung merpati putih. Dan yang lebih membuat kami kagum, adalah bagaimana fungsi dari Gedung tersebut.

Malamnya kami memutuskan untuk pergi makan ke “bakmi jowo mbah gito” makanannya terdengar sederhana. Hanya sepiring mie nyemek khas jogja yang memiliki cita rasa yang sederhana tetapi ciri khasnya tetap terasa. Walaupun sederhana, tetapi tempat makan ini banyak dikunjungi.

Keesokannya, kami pergi ke “candi prambanan” namun, cuaca di sana tidak terlalu bagus. Maka kami hanya berada di sana sebentar untuk berkeliling, dan kemudian pergi dari sana dikarenakan hujan mulai turun. Tidak berhenti di situ, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami ke “lost world castle” di sekitaran Merapi. Bahkan kami sudah membeli tiket untuk ke 3 tempat sekaligus. Di dalam lost world castle terdapat banyak sekali spot untuk berfoto. Tempatnya yang unik memiliki nuansa di negri dongeng menjadikan tempat ini ramai dikunjungi oleh berbagai macam usia. Bahkan pengunjung bisa mengendarai wahana seluncur dengan harga yang relative murah.

Namun, Ketika sedang asyik bermain, hujan deras mengguyur tempat tersebut. kami yang sedang bermain, terjebak di tempat yang jauh dari pintu keluar tanpa memegang payung sama sekali. Bahkan Ketika bermain kami sempat terpisah. Sehingga kami semakin kesulitan untuk berkumpul kembali. Namun akhirnya kami satu persatu kembali ke dalam mobil dalam keadaan basah kuyup diguyur oleh air hujan. Dan kamipun melanjutkan perjalanan kembali ke hotel dengan perasaan kecewa karena belum sempat pergi ke 2 tempat lainnya. tetapi bermain di sana juga sangat menyenangkan.

Hari terakhir sebelum pulang menghabiskan waktu untuk berkeliling “Malioboro”. Mencari oleh-oleh serta jajanan. Kami-pun juga menaiki delman sembari berkeliling kota Yogyakarta mengunjungi tempat belanja oleh-oleh lainnya. pada sore harinya kami makan malam di “gudeg yu djum” dekat jalan Malioboro sembari jalan balik menuju hotel.

Tidak terasa sudah mencapai di ujung cerita perjalanan singkat di Yogyakarta. Di hari kepulangan kami, kami menyempatkan diri untuk pergi ke beberapa pusat oleh-oleh untuk membeli sisa oleh-oleh yang belum kami beli. Perjalanan pun berakhir disini. Sebelum mengakhirinnya, kami makan siang terlebih dahulu, dan masih di Kawasan Yogyakarta. Kami makan semangkuk soto didampingi dengan segelas the manis. Tak lupa, dalam perjalanan pulang kami membeli kupat tahu di magelang. Dan kami sekeluarga mengakhiri liburan kami di Yogyakarta. Kota yang penuh dengan kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun