Mohon tunggu...
Gizi Holistik
Gizi Holistik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kumpulan Tulisan Mahasiswa Program Studi Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Asupan Gizi untuk Anak Belajar Puasa

15 April 2022   09:59 Diperbarui: 15 April 2022   10:07 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | ruangmom.com

Bulan Ramadan adalah bulan yang dinantikan oleh seluruh umat muslim, pasalnya bulan Ramadan adalah bulan yang mulia. Puasa menurut Bahasa adalah menahan, menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, amarah/nafsu mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. 

Itu artinya setiap umat muslim diwajibkan untuk berpuasa. Begitupun pada anak usia sekolah yaitu 7-9 tahun untuk sedini mungkin diajarkan menjalankan ibadah puasa. 

Akan tetapi jangan terlalu memaksa anak untuk melakukan puasa seharian penuh, biarkan keinginan anak untuk berpuasa muncul dari dalam dirinya sendiri karena pada dasarnya anak -- anak tidak diwajibkan untuk berpuasa ketika anak masih belum baligh. 

Akan tetapi jika anak dilatih secara bertahap hal ini merupakan persiapan yang bisa dilakukan sedari dini untuk melatih mental anak juga fisiknya agar kelak ketika dewasa dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna. 

Dan juga hal lain yang perlu diperhatikan adalah asupan gizi anak agar tetap tercukupi walau sedang belajar berpuasa karena anak dengan usia itu sedang dalam masa pertumbuhan dimana sangat membutuhkan asupan makanan untuk menunjang segala kebutuhan energinya.

Lalu bagaimana cara kita mengajarkan puasa pada anak?

Berikan anak penjelasan mengenai puasa terlebih dahulu dengan kata -- kata yang mudah dimengerti oleh anak dan ceritakan pengalaman -- pengalaman seru yang orang tua hadapi disaat masa kecilnya dan sebisa mungkin untuk mengekspresikan dengan hal yang positif dan menyenangkan agar anak mencontoh dan bersemangat saat puasa. 

Dan lakukan pembiasaan seperti membangunkan anak untuk ikut sahur, berbuka Bersama keluarga dan ciptakan suasana yang Bahagia juga beri lebih perhatian pada anak.

Selanjutnya jangan terlalu memaksa anak untuk menjalani puasa seharian penuh karena bisa jadi nantinya anak akan berpikir negative tentang berpuasa. 

Bisa ajarkan anak untuk berpuasa per 4 jam, 6 jam atau setengah hari saja. Dan bersahurlah dekat dengan waktu imsak dan berbukalah segera setelah adzan maghrib

Ajak anak untuk bermain Bersama agar rasa lapar anak bisa teralihkan dan juga atur waktu tidur anak dengan baik

Lalu saat makan sahur atau buka puasa nanti sebisa mungkin untuk menyediakan makanan yang bervariasi dan tinggi zat gizi tentunya, libatkan juga anak dalam proses memasak agar anak menjadi semangat untuk memakan makanan yang ia buat dan rasa laparnya pun akan teralihkan dengan kegiatan tersebut walaupun pada awalnya anak akan sedikit mengeluh tentang aroma atau tampilan makanan yang sedang diolah.

Bagaimana mengatur asupan gizi anak untuk belajar puasa?

Pada dasarnya jumlah kebutuhan jumlah kalori dan cairan perhari anak tidak ada yang berubah saat puasa, yang berubah hanyalah waktu makan dari 3 hari sekali menjadi 2 hari sekali dan tetap jaga kondisi gizi seimbang dengan memenuhi asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. yang paling utama adalah memastikan kondisi anak dalam keadaan sehat baik dari segi fisik dan psikisnya.

 lalu  selain menghidangkan makanan yang bergizi juga beragam sebaiknya hidangkan juga makanan yang lebih mengenyangkan dan saat makan sahur hidangkan juga makanan yang mengandung indeks glikemik rendah agar mempertahankan kadar gula darah lebih lama contoh makanan dengan indeks glikemik rendah meliputi Sebagian besar buah dan sayuran, biji -- bijian utuh, kacang -- kacangan dan produk susu rendah lemak seperti pisang dan susu, kacang hijau, nasi merah, gandum juga disertai makanan lain yang mengandung protein, vitamin dan mineral yang tinggi. 

Dan saat berbuka puasa hidangkan makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi seperti makanan yang manis. Indeks glikemik tinggi ini mengandung karbohidrat yang dicerna cepat oleh tubuh sehingga membuat kadar gula darah naik dengan lebih cepat. Selain makanan manis, contoh lainnya adalah nasi putih, kentang, roti tawar.

Dan jangan lupa untuk memberikan anak mineral yang cukup, cairan yang cukup adalah  sebagai bekalnya juga jika anak kurang meminum cairan biasanya akan terlihat tidak bertenaga atau lemas, itu bisa menandakan anak sedang dehidrasi maka dari itu sangat penting sekali untuk memperhatikan  kondisi Kesehatan anak.

Intinya jika anak sedang belajar puasa pastikan dalam makan sahur dan buka puasanya tinggi zat gizi, dan untuk mengalihkan rasa lapar pada anak  orang tua sebisa mungkin mengalihkan perhatiannya seperti bermain Bersama dan memasak Bersama. 

Tapi yang perlu diperhatikan lagi yang paling utama adalah kondisi Kesehatan anak baik secara fisik dan psikisnya dan jangan terlalu memaksakan anak untuk menjalani puasa seharian full karena pada dasarnya anak belum diwajibkan untuk menjalankan puasa karena belum baligh. 

Jadi untuk anak hanya perlu pembiasaan, perkenalan  saja atau bisa dibilang Latihan agar anak siap menghadapinya ketika sudah dewasa nanti.

*Tulisan ini dibuat oleh Tiara PS untuk memenuhi tugas mata kuliah "Gizi Daur Kehidupan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun