Mohon tunggu...
Gizela Julyana Zahra
Gizela Julyana Zahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Halo. Saya Gizela Julyana Zahra. Hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya yang Redup

22 November 2024   05:29 Diperbarui: 22 November 2024   20:20 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

             “Arka, bantu Ibu sebentar di dapur!”  

             Suara tersebut menggema di beberapa sudut. Aroma kari ayam memenuhi ruang makan, bercampur dengan suara panci yang sedang diaduk. Namun, langkah kaki Arka tak kunjung datang.  

             “Arka?”  

             Belvina mematikan kompor dan meletakkan sendok sayur ke meja. Kemudian ia melangkah ke ruang tamu. Di sana, Arka duduk bersandar di sofa tua, tatapannya kosong tertuju ke layar televisi yang tak menyala.  

             “Arka, kamu dengar Ibu, kan?”  

             Ia tidak menjawab, hanya menundukkan kepala.  

             “Kamu kenapa?”  

             Arka mengangkat wajah. Terlihat matanya merah seperti habis menangis.

             “Ayah lagi marah sama aku.” ucap Arka pelan, seperti enggan berbicara.  

             Belvina menatap anaknya dalam-dalam. Tubuh Arka kecil untuk anak yang usianya hampir 13 tahun. Namun, di balik hal tersebut, Belvina tahu Arka menyimpan sesuatu yang besar.  

             “Kenapa Ayah marah?”  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun