Semarang - Universitas Negeri Semarang (UNNES) terus berupaya memperluas kesempatan internasionalisasi bagi mahasiswa melalui program "UNNES Goes Global". Salah satu program unggulannya adalah Lantip Internasional, program yang merupakan bagian dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memungkinkan mahasiswa UNNES untuk menjalani praktik mengajar atau yang dikenal dengan istilah PPL di luar negeri.
Program Lantip Internasional ini menawarkan kesempatan bagi mahasiswa terpilih untuk mengajar di tiga negara, yaitu Malaysia, Thailand, dan Australia. Dalam rangka mengikuti program ini, mahasiswa harus melalui serangkaian seleksi ketat, termasuk seleksi administrasi dan wawancara bahasa Inggris.
Pada tahun ini, terdapat empat mahasiswa yang lolos dan berangkat ke Australia untuk mengajar di Kota Melbourne, Victoria, yaitu Auryn, Giza, Kira, dan Pursa. Keberangkatan mereka ke Australia juga didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, yang mengarahkan mereka untuk mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di sekolah Huntingtower.
"Saya merasa beruntung sekali bisa lolos dalam program Lantip Internasional ini. Kami diberi bantuan biaya dari kampus sehingga sangat membantu kami. Kapan lagi kami bisa praktik mengajar di luar negeri dan dibantu oleh kampus? Sebuah kesempatan yang luar biasa bagi saya," ujar Giza, salah satu mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini.
Di Huntingtower, yang merupakan sekolah swasta dengan fasilitas lengkap, para mahasiswa UNNES mengajar BIPA untuk siswa dari kelas 5 hingga kelas 11. Mereka menjalani bimbingan langsung dari dua guru asal Indonesia yang telah lama tinggal di Australia, yaitu Bu Timi dan Pak Tata. Tanggapan dari Bu Timi selaku Kepala Departemen Bahasa Indonesia di sekolah tersebut sangat positif.
"Mereka bekerja sangat baik. Sangat membantu kami, baik dari menyusun materi, menyampaikan materi, hingga mengoreksi pekerjaan siswa," kata Bu Timi.
Keempat mahasiswa tersebut tiba di Melbourne pada Kamis, 17 Juli 2024, dan mulai mengajar pada hari berikutnya, Jumat, 18 Juli 2024. Mereka mengikuti kalender akademik Australia yang terbagi dalam empat term per tahun dan menyelesaikan pengajaran mereka pada 20 Oktober 2024, menjadikan total masa pengajaran mereka selama sepuluh minggu.
"Saya harap program seperti ini selalu ada di setiap tahunnya ya, karena ini kesempatan yang sangat baik untuk mahasiswa mendapatkan pengalaman mengajar di luar negeri," ungkap Auryn, mahasiswi dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi.
Program Lantip Internasional tidak hanya membuka peluang belajar lintas budaya bagi mahasiswa UNNES, tetapi juga meningkatkan kemampuan pengajaran mereka di panggung global. Program ini diharapkan terus berlanjut dan berkembang, sehingga semakin banyak mahasiswa yang dapat merasakan pengalaman mengajar di luar negeri serta memperkuat jejaring internasional UNNES.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H