Mohon tunggu...
Elin D Sulistyowati
Elin D Sulistyowati Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya seorang wanita yang suka membaca dan menulis

Orang biasa yang ingin bisa http://www.elinds.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

JNE Mendukung UMKM untuk Tumbuh dan Berkembang

31 Januari 2022   23:34 Diperbarui: 31 Januari 2022   23:37 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

!Sebagai pelaku UMKM budidaya jamur tiram dan jamur crispy, keberadaan jasa pengiriman barang sangat membantu saya dalam proses produksi dan pemasaran. Karena saya selama ini membeli bibit jamur tiram dari petani jamur di luar kota, yaitu dari Probolinggo, Jawa Timur dan dari Cianjur, Jawa Barat.

Sebenarnya setiap petani jamur tiram bisa memproduksi bibit sendiri dari jamur tiram segar yang dihasilkan. Namun, dengan segala pertimbangan, baik dari ketersediaan alat dan efisiensi waktu yang diperlukan untuk membuat bibit jamur. Saya memilih membeli dari petani jamur lain yang sudah terbukti kualitas bibitnya baik.

Jasa pengiriman yang cepat dan terpercaya sangat dibutuhkan sewaktu proses pengiriman bibit. Jika tidak tepat dalam pengemasan dan pengirimannya, bibit akan stress. Jika bibit tiba ditempat saya dalam kondisi stress,spora akan berhenti berkembang. Meskipun masih bisa digunakan, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama, supaya spora bisa berjalan sempurna kembali. Hal ini tentu akan sangat mengganggu proses produksi jamur tiram.
Begitu juga dalam usaha jamur crispy, jasa pengiriman yang baik sangat dibutuhkan. Karena jamur crispy termasuk barang yang mudah hancur. Sehingga dibutuhkan pengemasan dan pengiriman yang sesuai standart.

Arti UMKM

UMKM adalah istilah umum dalam khazanah ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No.20 tahun 2008. UMKM artinya bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga atau badan usaha ukuran kecil. (Wikipedia)

Selain saya, masih ada sekitar 65,4 juta UMKM lain di seluruh Indonesia, dengan berbagai jenis usaha. Mulai dari makanan, pakaian dan produk lainnya. Tentu saja termasuk para pedagang sayur dan kelontong di sekitar rumah kita, juga termasuk dalam UMKM.


Keberadaan UMKM sendiri telah memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61,07% atau senilai Rp 8.573.89 triliun. UMKM juga telah menyerap 117 juta pekerja atau  97% dari total tenaga kerja yang ada.Dengan rincian, usaha mikro sebanyak 107,4 juta, usaha kecil sebanyak 5,8 juta, dan usaha menengah sebanyak 3,7 juta.


Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), UMKM telah menghimpun hingga 60,4% dari total investasi dengan nilai investasi yang diprediksi ada pada angka Rp10-15 juta. Hal ini menunjukan bahwa UMKM merupakan salah satu pilar dalam penguatan ekonomi nasional.


Untuk memperkuat posisi UMKM sebagai penggerak ekonomi kerakyatan, berbagai pihak baik  pemerintah maupun swasta bekerja sama mengupayakan berbagai cara, supaya produktifitas UMKM meningkat dan bisa bersaing. Salah satu pihak yang peduli dengan keberadaan UMKM adalah JNE.

JNE31 Tahun untuk  Indonesia


Pada tanggal 26 November 1990 H. Soeprapto Suparno(alm) mendirikan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Kemudian lahir JNE sebagai divisi dari PT Citra van Titipan Kilat (TIKI) untuk mengurusi jaringan kurir internasional.


Dengan modal 100 juta hasil patungan 8 orang, JNE memulai bisnisnya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor kiriman barang, dokumen serta pengantarannya dari luar negeri ke Indonesia.


Saat ini, JNE telah  menjadi jaringan pelayanan logistik dan distribusi terbesar di Indonesia. Bahkan, pada tahun 2002, JNE membeli gedung dan mendirikan JNE Operations Sorting Center.

Permasalahan yang dihadapi UMKM


Seperti yang kita ketahui bawasaannya badai covid-19 yang melanda seluruh dunia, telah membuat perekonomian terpuruk. Kehadiran UMKM menjadi salah satu solusi untuk kembali menguatkan ekonomi negara.


Namun, yang menjadi permasalahan saat ini adalah perubahan prilaku berbelanja dari offline ke online. Para pelaku UMKM dituntut dapat beradaptasi dan berinovasi secara digital. Hal termudah yang dapat di terapkan  para pelaku UMKM adalah dengan memanfaatkan  media sosial  sebagai sarana berjualan produk-produk yang dihasilkan.

Namun, sayangnya dari sekian banyak pelaku UMKM yang ada, masih sedikit yang mengenal market place.
Plt Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo Slamet Santoso menjelaskan,"Baru sembilan persen yang berjualan online di marketplace, 36 persen jualan offline, 37 persen pakai web, sisanya jualan di media sosial."

JNE Peduli UMKM


JNE menganggap UMKM sebagai bagian dari mitra usaha. Karena itu JNE berusaha supaya UMKM bisa bangkit dan pulih seperti sebelum pandemi.

tangkapan layar
tangkapan layar

Untuk memudahkan pelanggan menghubungi JNE terkait dengan layanan yang ada, pihak JNE membuka layanan online dengan nama "Ask Joni". Dengan layanan ini kita bisa bertanya tentang solusi bisnis, keagenan, tracking paket serta pertanyaan lainnya.

Salah satu langkah JNE untuk membantu UMKM adalah dengan menyediakan layanan  e-fulfillment dan sistem warehousing, agar pengiriman lebih efisien. Layanan ini memungkinkan pelaku UMKM menitipkan stok barangnya di gudang JNE untuk dikelola secara online. Sehingga, ketika pelaku UMKM itu mendapat order transaksi tinggal meneruskan ke petugas gudang JNE untuk diproses sesuai detail stock keeping unit (SKU) yang diminta.

Dengan layanan ini pelaku UMKM bisa fokus ke pengembangan produk dan bisa meningkatkan pemasaran Pemilik UMKM tidak perlu lagi mengelola gudang untuk menampung stock barang.


Selain itu JNR juga  membuat Tayangan inspiratif "Cerita Joni" yang berisi program inspiratif yang membahas tentang seputar usaha, Entrepreneur, bisnis online dan logistic.

Salah satu nara sumber "Cerita Joni" adalah Atalia Praratya Kamil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Provinsi Jawa Barat dan Iyus Rustandi, selaku Kepala Cabang JNE Bandung.

Menurut Atalia, meskipun banyak sektor yang tertekan akibat covid-19 seperti restoran, hotel dan penerrbangan. Namun, masih ada yang stabil seperti logistik, peternakan, perikanan, pertanian. Meskipun, tidak bisa dikenalkan secara langsung, masih bisa diperkenalkan secara digital, bahkan jangkauannya bisa lebih luas.

Sejalan dengan Dekranasda, Iyus juga menyampaikan bahwa JNE terus berkomitmen untuk membantu UMKM untuk tumbuh dan berkembang. Diantaranya mengajak semua UMKM untuk bergabung menjadi anggota JLC (JNE Loyalty Card). Akan banyak manfaat yang didapat jika menjadi anggota JLC, diantaranya kecepatan layanan, potongan harga pada saat periode promo, dan hadiah undian yang sangat menarik.

Seperti JNE Bandung yang  terus mengajak dan mengedukasi UKM supaya terus meningkatkan kualitas dengan Friendly Logistik. Selain itu  juga JNE juga mengajak UKM bergabung di PESONA (Pesanan Oleh -- Oleh Nusantara) yang merupakan salah satu platform food e-commerce yang dimiliki JNE sebagai wadah UMKM dalam memasarkan produknya.

JNE Bandung juga sedang menyiapkan ruang kreatifitas berkonsep co-working space bagi UMKM. Fasilitas ini disediakan secara gratis dan dapat digunakan oleh para pelaku UKM untuk foto produk, meeting, sharing, gathering dan sebagainya.

Untuk meningkatkan kualitas pelaku UMKM, JNE melalui program Cakap Sama JNE menyelenggarakan seminar online bertajuk 2021 Go Online via Zoom. Dalam webinar dihadirkan narasumber dari UMKM yang sudah sukses dan profesional dibidangnya. Salah satunya adalah Alween Ong, seorang Sociopreuner dalam materinya yang berjudul 

"Langkah Memulai Bisnis Untuk Go Online" menyampaikan langkah memulai bisnis untuk Go Online adalah kita harus menentukan segmen pasar kita terlebih dahulu, kemudian kita dapat menentukan produk apa yang cocok kita jual. Setelah itu pastikan produk tersebut unik dan berbeda dari yang lain sehingga produk kita dapat di kenal lebih dan lebih melekat di ingatan para pembeli.

"Dalam berbisnis yakinlah kita sudah punya rezeki masing-masing, bangkitlah tanpa harus menjatuhkan bisnis orang lain. "Apapun bisnisnya selagi baik maka dimulai saja, seiring berjalannya waktu kita akan semakin banyak belajar dan memiliki pengalaman dalam berbisnis. Intinya jangan malu dan takut untuk memulai." (Alween Ong)

Sesuai dengan tagline JNE, "Connecting Happiness" menyambungkan kebahagiaan, kepedulian JNE terhadap para pelaku UMKM memicu JNE untuk dapat terus berkontribusi lebih baik lagi dalam mendorong kemajuan ekonomi digital.

Jamur crispy
Jamur crispy

Sebagai pelaku UMKM budidaya jamur tiram dan jamur crispy tentu program-program JNE di atas sangat membantu saya. Saat ini tidak perlu was-was lagi karena bibit jamur bisa datang cepat waktu. Begitu pun dengan jamur crispynya tidak takut akan rusak saat pengiriman. Karena JNE menawarkan program yang menarik untuk UMKM yang menjamin produk kita sampai ke konsumen.

Kepedulian pemerintah, pihak swasta dan JNE membantu UMKM untuk tumbuh dan berkembang, tentu tidak akan berhasil tanpa kerja sama kita sebagai pembeli. Untuk mendukung UMKM, sebagai pembeli atau konsumen jangan pernah ragu atau pun gengsi berbelanja di tetangga atau membeli produk UMKM. Karena, dengan kita membeli produk UMKM berarti kita sudah ikut berperan serta untuk menguatkan UMKM.

Referensi tulisan:
1. kominko.go.id
2. jne.co.id
3. smesco.go.id
4. m.medcom.id

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun