Mohon tunggu...
Giyanti
Giyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Panggil saya dengan Yanti :)

Saya sebenarnya suka menulis, tetapi jika terpotong oleh pekerjaan yang lainnya pada akhirnya nanti akan lupa sendiri :D

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Patologi Birokrasi Dalam Memotivasi Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Sampah

2 November 2021   23:00 Diperbarui: 4 November 2021   22:44 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Motivasi mempunyai arti sebuah faktor yang mendorong orang untuk bertindak melalui cara tertentu. Faktor itulah yang menjadikan alasan utama untuk seseorang melakukan sesuatu atau kegiatan. Dan ada beberapa kemungkinan cara dalam memotivasi supaya orang menjadi peduli terhadap sampah yang berserakan atau tidak terpakai, yakni:

1. Adanya faktor pengetahuan di dalamnya;

Karena mendapatkan pengetahuan baru tentang cara mengolah sampah. Adalah sebuah keasyikan tersendiri. Dengan bertambahnya pengetahuan maka akan diberi kesempatan untuk dapat menerapkan pengetahuan tersebut, misalnya sampah yang berada di sekitar rumah terdekat dahulu.

2. Adanya motif ekonomi;

Yakni dengan adanya keuntungan yang sering kali mendorong orang untuk mengambil keputusan dalam berpartisipasi di sebuah kegiatan. Pengambilan keputusan untuk berpartisipasi di dalam masyarakat bila menghasilkan manfaat atau keuntungan bagi diri maupun kelompoknya, serta kerugian yang diperoleh lebih kecil akibat ikut dalam berpartisipasi daripada tidak ikut dalam berpartisipasi. 

Dengan mendaur ulang sampah dapat menambah pemasukan income, sebab dengan membuat kerajinan daur ulang dari plastik serta kerajinan dari kain perca dapat menghasilkan barang yang sebelumnya hanya sampah menjadi barang yang berguna atau bisa dipakai kembali. Contohnya ada dompet, tas, tempat pensil, tempat koran majalah dan lain sebagainya. Barang-barang hasil daur ulang tersebut dijual serta hasilnya dibagi sama rata untuk para pembuatnya, selain itu dapat menyumbang untuk tambahan uang kas.

Di sini terlihat adanya patologi birokrasi yang bahwasannya membersihkan sampah belum sepenuhnya menjadi kesadaran pribadi, tetapi masih ada tujuan lain seperti motif ekonomi dan lain-lain. Lagi-lagi uang yang menjadi dasar kita sebagai manusia melakukan suatu kegiatan, bukan karena kesadaran pribadi untuk dapat melihat lingkungan menjadi rapi, bersih, dan akhirnya kita semua menjadi sehat alami. Lalu nantinya uang dengan sendirinya yang akan mengikuti jika kita selalu berkreatif dengan kegiatan pengelolaan sampah tersebut.


Sumber-sumbernya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun