Mohon tunggu...
EG Giwangkara S .
EG Giwangkara S . Mohon Tunggu... -

Anak bangsa yang juga bapak dari tiga orang anak dan suami dari seorang istri.\r\n\r\nAgak berpendidikan dengan kacamata lebar agar bisa melihat dunia tampak lebih luas dari sebuah tempurung.\r\n \r\nPehobi jalan-jalan, tapi hampir selalu terbentur aturan seperti buruh pabrik lainnya ; cuti !\r\n \r\nRelatif pendiam, tapi kadang banyak bicara, setidaknya melalui tulisan dan foto.\r\n\r\nJangan tanya soal keyakinan, karena bagi saya itu bukan untuk dipertanyakan, apalagi diperdebatkan. Tapi Insya Allah saya akan memegang apa yang selama ini saya yakini.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menaikkan Harga BBM, Perlu kah ?

28 Agustus 2014   18:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:16 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawabannya adalah Perlu dan Tidak Perlu .... tergantung dari mana dan bagaimana melihatnya.
Tapi kalau dari pengamatan saya sih kira-kira sebagai berikut :

Saya lihat dari sisi Pak BeYe dulu ya.

Seperti yang saya tulis di atas tadi, faktor utama dari keputusan pengurangan subsidi BBM adalah jika salah satunya (dan memang paling dominan) adalah kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal itu pernah terjadi pada tahun 2007 ketika pemerintah / Pertamina mengasumsikan / menetapkan harga minyak mentah sebagai dasar perhitungan untuk RAPBN /RKAP 2008 sebesar sekitaran US$ 60 /barrel, tapi kenyataannya tahun 2008 harga minyak mentah dunia justru melejit lebih dari 200% disekitaran US$ 140 /barrel (lihat grafik tahun 2007 s.d 2009 pada Gambar 3 berikut). Hal itu tidak urung membuat Pak BeYe pusing, mual, mulas bahkan mungkin diare sehingga melakukan keputusan tidak populer dengan mengurangi subsidi BBM agar tidak terlalu membebani kas negara. Saat itu selain harga minyak mentah dunia sedang melambung drastis kita sedang tidak punya cadangan dana untuk pembelian minyak mentah sebagai bahan baku untuk pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, sampai-sampai surat jaminan berhutang kita "tidak laku" lagi untuk membeli minyak mentah karena dianggap tidak akan mampu membayar. Beruntungnya pada semseter kedua tahun 2008 harga minyak mentah dunia turun drastis dari sekitar US$ 140 /barrel menjadi kisaran US$ 43 /barrel. Hal ini membuat Pak BeYe lega sehingga bisa dengan senyum sumringah kembali menambah subsidi BBM yang lebih dikenal masyarakat dengan menurunkan harga BBM (Premium dan Solar). Sayangnya saat itu banyak pihak yang berfikiran negatif bahwa Pak BeYe melakukan pencitraan dengan menaikkan harga BBM dan kemudian menurunkannya lagi hanya karena keputusan itu diambil menjelang 2009 yang merupakan pilpres yang juga tetap mengantar Pak BeYe menjadi presiden periode berikutnya.

Sebetulnya banyak kompensasi dari pengurangan subsidi tersebut, misal untuk bidang kesehatan selama mudik lebaran 2008 lewat darat saya banyak menemukan mobil ambulan putih yang bertulisan KOMPENSASI SUBSIDI BBM hampir di setiap pos jaga Polisi. Kemudian untuk bidang pendidikan, pada tahun 2009 saya sempat diajak oleh dosen pembimbing saya Pak Dr. Mulyono Abdulah, M.Sc. dari Lemigas, untuk membuat buku Kendali Mutu Minyak dan Gas Bumi untuk SMK di seluruh Indonesia. Sayang tengat waktunya terlalu pendek, saya hanya diberi waktu 3 minggu untuk membuat buku standar untuk SMK di seluruh Indonesia, dan itu sangat berat buat saya sehingga terpaksa saya bilang tidak sanggup karena waktu. Tapi satu tahun kemudian saya mendapatkan buku-buku pendidikan gratis dari SD sampai dengan SMA untuk hampir semua mata pelajaran program pemerintah yang versi e-book dan salah satunya bisa dilihat disini. Sayangnya berita kompensasi subsidi BBM tersebut kurang publikasi dan khusus bukun pendidikan gratis tersebut rasanya tidak dipakai.

Pada Semester pertama tahun 2009 tren harga minyak mentah kembali bergerak naik dan itu mungkin membuat mulesnya Pak BeYe kumat lagi sehingga sejak 2009 Pak BeYe bukan hanya memberikan keleluasaan untuk bergerak kepada Pertamina yang sebelumnya hanya menjadi koki saja, tetapi juga menginstruksikan dengan kalimat keramat bagi Pertamina, yaitu "do something, create something, achieve success, and built your legacy" sehingga sampai pada pencapaian laba tertinggi dalam sejarah pada tahun 2013 sebesar 32T setelah menumbangkan rekor laba sebelumnya tahun 2012 sebesar 26T.

Dari grafik realisasi harga minyak mentah dunia versi NYMEX kita bisa lihat bawa harga minyak mentah 5 tahun terakhir relatif tidak terlalu jauh fluktuasinya.

NYMEX (New York Mercantile Exchange), Inc (berdiri pada tahun 1882) adalah bursa berjangka komoditi terbesar di dunia yang terletak di kota New York. Harga minyak mentah NYMEX merupakan salah satu dari harga-harga lainnya selain Platts, Aramco, dll, yang dijadikan referensi untuk penentuan harga dasar minyak mentah saat penyusunan RKAP.
Lebih lanjut tentang NYMEX bisa dibaca disini.


Sejak tahun 2010 harga minyak mentah dunia relatif stabil, fluktuasinya tidak terlalu jauh di kisaran US$ 70 /barrel sampai dengan  US$ 110 /barrel. Bahkan tren sejak Juni 2014 sampai dengan tanggal 27 Agustus 2014 harga minya mentah terus turun menukik tajam dari US$ 105 /barrel ke US$ 94 /barrel (lihat Gambar 5). Dari prognosa tersebut diperkirakan tren nya tidak akan bergerak terlalu jauh dari angka-angka tersebut. Dengan demikian, artinya Pak BeYe tidak punya alasan yang tepat untuk mengurangi subsidi BBM (baca: menaikkan harga BBM). Selain itu juga, secara politis tentunya Pak BeYe tidak mau menutup masa jabatannya dengan mengambil keputusan yang tidak populer dengan mengurangi subsidi BBM, terlebih tidak ada alasan yang tepat untuk itu. Memanaag disinyalir konsumsi BBM meningkat karena pengaruh karena meningkatnya populasi kendaraan baik mobil maupun motor dari masuknya mobil murah ke pasar Indonesia sehingga supply BBM bersubsidi dibatasi. Tapi saya secara pribadi kok tidak yakin, apa iya dampaknya sedemikian besar sampai mempengaruhi perkiraan konsumsi BBM cukup signifika, mengingat ketika maraknya mobil murah dan motor Cina beberapa tahun yang lalu rasanya tidak menyebabkan hal yang serupa. Sayangnya saya belum punya data tentang itu.

[caption id="attachment_339912" align="alignnone" width="600" caption="Gambar 3 : Harga minyak mentah rata-rata selama 10 tahun terakhir. Sumber: nasdaq.com"]

14091750321341841720
14091750321341841720
[/caption]

[caption id="attachment_339914" align="alignnone" width="600" caption="Gambar 4 : Harga minyak mentah rata-rata selama 1 tahun terakhir. Sumber: nasdaq.com"]

14091752861084453715
14091752861084453715
[/caption]

[caption id="attachment_339915" align="alignnone" width="600" caption="Gambar 5 : Harga minyak mentah rata-rata 6 bulan terakhir. Sumber: nasdaq.com"]

1409175331995727551
1409175331995727551
[/caption]

Lalu bagaimana jika melihat Pengurangan Subsidi BBM dari sisi Pak JKW ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun