Mohon tunggu...
Giovani Walewawan
Giovani Walewawan Mohon Tunggu... Seniman - Seorang penjelajah yang merasa tersesat di jalan yang benar

Ad Infinitum

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Memoar di Mars

8 Februari 2019   13:15 Diperbarui: 8 Februari 2019   13:39 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : travelpast50.com

Jarak yang terlalu ideal untuk peluru Big Mac bersarang di kepala Ed. dengan sangat hati-hati supaya dapat mnghindar Ed dengan cepatnya merunduk di bawah jendela, dan benar saja penembak jitu itu melepaskan sebuah tembakan ke dalam kamar Ed dan berhasil mengenai gelas kopi Ed pagi ini. 

Ed sudah nampak ketakutan, pergelangan-pergelangam kakinya sudah mulai bergetar dengan sendirinya memang itu hal yang sudah biasa ketika reaksi tubuh terhadap sesuatu yang di anggap sangat menakutkan. 

"hallo, halo..." tidak ada jawaban, jari-jari Ed yang semakin kuat bergemetar kembali menekan tombol-tombol handphone-Nya, ia berusaha menghubungi teman-teman atau siapa saja yang ada dalam kontak nya untuk memberitahukan apa yang baru saja terjadi padanya. sudah setengah jam lebih Ed berlindung di sana, tetapi belum ada tanda-tanda bahwa adanya tembakan berikutnya. sepertinya  sudah aman, ini bisa di manfaatkan secara baik untuk ia  mengumpulkan barang-barang-Nya dan pergi dari sana.

Bunyi-bunyi tangga yang berderak-derak kuat menggema di sudut-sudut ruangan belakang tempat Ed turun menunjukan bahwa Ed sangat ketakutan saat itu. 

Dengan tas ransel bermerek Black Diamond kesayanganya dan berbekal uang tunai 15 ribu dollar yang ada padanya saat ini ia bergegas dengan nafasnya yang sudah terengah-engah keluar dari apartemennya dan menunggu taxi untuk ke stasiun, ia pergi dan lenyap bersama taxi pagi itu. setelah di cek daftar tiket kereta hari itu, tidak ada yang bernama Ed Marksist. Kemana Ed?

Ingatan di Bulan Desember

Sudah seharian penuh Aku duduk dan memandang keluar jendela masih dengan majalah tadi pagi. Jam sudah menunjukan pukul 00:00 tengah malam, hari yang sangat melelahkan adalah hari ini, meskipun Aku tidak melakukan pekerjaan berat sekalipun. 

Sebuah ranjang empuk sudah menanti berat badan ku, keempukanya akan ku manfaatkan untuk merebahkan sejenak semua tanya besar tentang hari ini. Kebetulan kamar ku selalu indah dengan sebuah replika lukisan Michelangelos pada zaman Renaissance rasanya sudah mampu membantu Aku untuk nyenyak.

Dalam perjalanan Ed saat pulang malam itu, Ed menyempatkan waktu untuk mampir ke sebuah Toko minuman di depan jalan Dosaber, ia membeli sebotol Whisky Jacky mengingat persediaan di dalam kulkas-Nya sudah habis semenjak satu minggu yang lalu.

Jalanan sudah mulai di penuhi suasana desember, lampu-lampu kecil berwana-warni berpijar sepanjang mata membuat pohon-pohon cemara berselimut putih salju menggumamkan suara St.Claus pembawa hadiah datang kepada anak-anak kecil dan Mars memiliki kebiasaan dalam menghangatkan tubuh ketika musim dingin seperti ini, entah itu ke Bar atau memilih mengorbankan badan mendekat ke perapian.

Penulis Yang Malang

Ed semenjak kecil memiliki kesulitan ketika berada dalam sebuah keramaian, ia lebih banyak menghabiskan waktu-Nya untuk menyendiri di kamar kecil seukuran kamar seorang lajang.

Seseorang dengan kepribadian seperti Ed cenderung mengakhiri hidup nya menggunakan tali nilon sialan yang bisa kapan saja di dapatkan dalam tempat sampah perumahan atau juga bisa menarik pelatuk di kepala dan "Beng!!!" Isi-isi otak akan segera melompat keluar dari persemayaman-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun