Mohon tunggu...
Morning Cloud
Morning Cloud Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lubang Cahaya

7 Juni 2015   02:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh ku terpelanting.

Terbentur tanah.

Aku menatap langit, awan

Tempat aku berpijak tadi.

Dihempaskan begitu keras.

Tuhan sedang kasar kali ini.

Tapi malaikat berbisik padaku.

Kau tak boleh terbang terlalu tinggi.

Disana bukan tempat manusia.

Aku mengerjap, merasakan luka disekujur tubuh.

Kali ini ada yang berbisik lagi, inilah titik paling sederhana.

Titik paling putih yang selalu kau banggakan.

Nampaknya Rumi benar, luka adalah tempat cahaya masuk.

Aku jatuh, dan Tuhan sedang memperlihatkan segala anugrahNya.
Melalui luka-luka ku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun