"aduh gimana ya. Ibu lagi sibuk sayang. O iya, gimana kalau kamu ke tante Emi aja. Nanti ibu transfer uangnya, kamu ke Canberra. Oke?" Ujar Vina. Menawarkan solusi yang menurutnya efisien.
"emang aku barang. Udah dulu ya bu." Anggie begitu ketus. Ditutupnya percakapan itu.
"ang..Anggie.. halo?" Vina tak habis pikir anaknya begitu emosional. Ya ampun arisannya mau dimulai.
15:50
Tangis Anggie makin dalam. Ia bingung. Ia tak mungkin menelepon Tania. Si bawel itu hanya akan menceramahinya. Diutak-atiknya nomor kontak di handphonenya. 'Tante Rossa'. Hmm... agak lama Ia berspekulasi untuk menelepon Ibu keduanya. Ibu kedua dalam arti yang sesungguhnya. Rossa adalah Ibu keduanya. Istri kedua Ayahnya.
Tuuut...
"halo?" sapa orang diujung sana
"mm.. halo Tante Rossa. Ini Anggie." ujar Anggie terpatah-patah. Ia agak segan dengan ibunya yang ini. Bukan karena galak tapi memang hubungannya dengan keluarga pihak Rossa tak terlalu baik. Ibu tak pernah suka dengan Tante Rossa.
"Anggie apakabar?" Rossa sumringah.
"kurang baik Tante.." Anggie menjawab pendek saja.
"loh kenapa? lagi gak enak badan ya?" Tanya Rossa