Mohon tunggu...
Gitsa AdhaRahmatanisa
Gitsa AdhaRahmatanisa Mohon Tunggu... Lainnya - Public Relation

Traveler dan penggemar arsitektur. Suka menjelajahi dunia dan mengabadikan keindahan bangunan. Setiap perjalanan adalah inspirasi untuk proyek-proyek baru

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Brantas Abipraya Bangun Bendungan Sidan, Siapkan Air Baku 1.750 Liter Per Detik untuk 4 Kabupaten di Bali

10 Desember 2024   13:51 Diperbarui: 10 Desember 2024   13:51 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bali, 10 Desember 2024 -- PT Brantas Abipraya (Persero), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka dalam bidang konstruksi, kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur strategis nasional dengan membangun Bendungan Sidan. Terletak di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Bangli, Bali, Bendungan Sidan ini dirancang untuk menjadi salah satu solusi utama dalam memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Sarbagita, yang meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan. Dengan kapasitas suplai air baku mencapai 1.750 liter per detik, Bendungan Sidan diproyeksikan mampu melayani kebutuhan 1,3 juta jiwa penduduk Bali sekaligus menjawab tantangan ketahanan air di kawasan tersebut.

"Pembangunan Bendungan Sidan yang dimulai sejak tahun 2018 ini memiliki kapasitas tampung yang luar biasa, yakni sebesar 5,8 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 39 hektar. Lokasinya yang strategis memanfaatkan aliran Sungai Ayung sebagai sumber utama, menjadikan bendungan ini tulang punggung pengelolaan air di Bali," ujar Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya.

Selain menyediakan air baku bagi empat wilayah utama, bendungan ini juga memiliki manfaat tambahan seperti pengendalian banjir, pembangkit energi listrik. Keunggulan teknis Bendungan Sidan terletak pada desainnya yang merupakan tipe zonal inti tegak, dengan desain inti aspal atau ACCED (Asphalt Concrete Core Embankment Dam). Bendungan ini dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 452 meter dengan diameter lima meter, yang dirancang untuk mengurangi debit banjir dari 405,09 meter kubik per detik menjadi 138,20 meter kubik per detik. Dengan demikian, bendungan ini tidak hanya memastikan ketersediaan air baku tetapi juga secara signifikan mengurangi risiko banjir di wilayah Denpasar dengan cakupan pengurangan banjir mencapai 108 hektar.

Sumber: Brantas Abipraya
Sumber: Brantas Abipraya
Salah satu aspek penting dari Bendungan Sidan adalah distribusi air baku yang didesain untuk memenuhi kebutuhan secara merata di wilayah Sarbagita. Kota Denpasar mendapat porsi terbesar, yaitu 750 liter per detik, diikuti oleh Kabupaten Badung dengan 500 liter per detik, Kabupaten Gianyar dengan 300 liter per detik, dan Kabupaten Tabanan sebesar 200 liter per detik. Dengan distribusi ini, kebutuhan air domestik di empat wilayah tersebut dapat terpenuhi, memberikan kontribusi signifikan terhadap swasembada air domestik bagi 1,26 juta jiwa atau sekitar 34 persen dari total kebutuhan air domestik di kawasan tersebut.

Selain sebagai sumber air baku, Bendungan Sidan juga menjadi bagian dari solusi energi terbarukan di Bali. Bendungan ini dirancang untuk mendukung pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) dengan kapasitas 0,65 MW, serta pembangkit listrik tenaga surya terapung (PLTS) dengan kapasitas hingga 8 MW. Dengan demikian, total potensi energi listrik yang dihasilkan mencapai 8,65 MW, menjadikannya salah satu proyek strategis yang tidak hanya mendukung ketahanan air tetapi juga ketahanan energi di wilayah Bali.

Manfaat pembangunan Bendungan Sidan tidak berhenti di sana. Infrastruktur air ini juga direncanakan menjadi salah satu destinasi wisata baru di Bali, mengingat lokasinya yang indah dan strategis. Kehadirannya diharapkan dapat menambah daya tarik pariwisata lokal, yang pada gilirannya meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini selaras dengan visi Brantas Abipraya untuk tidak hanya membangun infrastruktur yang fungsional tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi masyarakat setempat.

Sumber: Brantas Abipraya
Sumber: Brantas Abipraya

Pentingnya pembangunan Bendungan Sidan semakin terasa mengingat proyeksi kebutuhan air baku di kawasan Sarbagita pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 5.097 liter per detik, sedangkan kapasitas eksisting baru mencapai 2.550 liter per detik. Ini menciptakan defisit sebesar 2.547 liter per detik. Dengan hadirnya Bendungan Sidan yang menyuplai tambahan 1.750 liter per detik, defisit tersebut dapat berkurang secara signifikan menjadi 797 liter per detik. Meski belum sepenuhnya menutupi kebutuhan, kehadiran bendungan ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan ketahanan air di Bali.

Muhammad Toha Fauzi, mengungkapkan bahwa Bendungan Sidan merupakan salah satu dari 65 proyek strategis nasional di sektor infrastruktur sumber daya air yang diamanahkan pemerintah kepada Perusahaan. Ditambahkannya, proyek Bendungan Sidan ini adalah bentuk nyata dari komitmen Brantas Abipraya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. "Selain memenuhi kebutuhan air baku dan energi, bendungan ini juga menjadi solusi strategis untuk pengendalian banjir sekaligus mendukung sektor pariwisata yang menjadi salah satu motor ekonomi utama di Bali," ujar Toha.

Dengan rampungnya pembangunan Bendungan Sidan, PT Brantas Abipraya kembali membuktikan diri sebagai salah satu pelopor dalam pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia. Kehadiran bendungan ini tidak hanya menjadi solusi bagi permasalahan air baku dan banjir di Bali, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi pengembangan energi terbarukan. Sebagai salah satu bagian penting dalam Proyek Strategis Nasional, Bendungan Sidan diharapkan dapat terus memberikan manfaat besar bagi masyarakat Bali, sekaligus menjadi model bagi pembangunan bendungan lainnya di Indonesia.

"Dengan rampungnya Bendungan Sidan, diharapkan Bali tidak hanya semakin kuat dalam memenuhi kebutuhan air baku, tetapi juga memiliki infrastruktur yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakatnya" tutup Toha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun