Gambar 2. Perkembangan pendagogi, andragogi, dan Heutagogi
Berdasarkan gambar 2, dijelkan bahwa heutagogi berada di pyramida paling atas (level 3) yang dimana heutagogi menekankan pada realisasi, dengan menekankan pada keterlibatan pelajar sebagi fokus utama yang memiliki otonomi penuh dalam pembelajaran.
Perbedaan antara pendagogi, andragogi dan heutagogi yaitu:
- Pendagogi (pembelajaran yang pimpin oleh pendidik)
- Pembelajaran yang dipercayakan atau diproses oleh pendidik. Tugas pendidik adalah merencanakan pembelajaran dan mengidentifikasi materi pembelajaran dan sumber belajar. Peserta didik bergantung kepada pendidik dan memiliki sedikit tanggung jawab untuk belajar. Dan pembelajaran bersifat linier dan beruntun.
- Andragogi (pembelajaran yang mandiri)
- Peserta didik memiliki otonom dalam pembelajaran mereka. Peserta didik berusaha untuk lebih bertanggung jawab alam belajar. Sehingga siswa mencari bimbingan dalam belajar. Fokus pembelajaran adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Heutagogi (pembelajaran yang ditentukan sendiri)
- Peserta didik bertanggung jawab penuh atas pembelajaran nya,sehingga fokus pembelajarnya berbasis inkuiri. menjadikan pendidik hanya berperan sebagai fasilitator atau pemandu dalam proses pembelajaran. Tugas atau peran dari seorang pendidik adalah mendorong untuk menyatukan peluang,konteks,relevansi,dan kompleksitas untuk mendorong kolaborasi dan rasa ingin tahu.
Pendekatan heutagogi dalam pembelajaran revolusi digital, pelajar pada umunya menyelesaikan berbagai tantangan atau permasalahan dengan menggunakan atau memanfaatkan inovasi teknologi yang ada. Ini dilakukan agar mempermudah dan menyelesaikan tantangan dan permasalahan lebih evisien dan lebih mudah.
Pendekatan heutagogi yang digunakan di Indonesia khususnya saat pandemi covid-19 yang dimana pembelajaran tatap muka atau pembelajaran yang diadakan dilingkungan ditiadakan dan diharuskan untuk menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh sendiri tidak terlepas dari kemajuan digital. Media sosial sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam pendekatan heutagogi yang dimana dapat membantu peserta didik dalam membuat pembelajaran mereka sendiri. Peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.
- Pembelajaran dalam pendekatan heutagogi terhadap lingkungan mobile learning.
- Dengan bantuan mobile learning peserta didik dapat merencanakan pembelajarannya.
- Pembelajaran mobile learning memungkinkan peserta didik untuk membuat komunitas belajar mereka sendiri menggunakan alat jejaring sosial yang ditawarkan atau yang dibuat oleh pendidik. Contoh aplikasi yang sesuai dengan pembelajaran seperti : WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter, Edmodo, Google Meet atau Zoom, blog, Youtube dan lain-lain.
- Peserta didik dapat berkolaborasi dalam pengembangan konten dengan anggota lain dari komunitas belajar mereka.
- Peserta didik dapat mempresentasikan pembelajaran mereka dengan cara yang paling sesuai untuk mereka. Ini bisa termasuk menggunakan ponsel untuk blog, membuat esai foto, screencast, membuat video atau podcast, menggambar, menyanyi, menari, dll.
- Untuk mendapatkan umpan balik, peserta didik dapat berinisiatif sendiri dengan bertanya kepada pendidik atau trainer dan rekan-rekannya. Mendapatkan umpan balik tergantung pada peserta didik itu sendiri apakah mereka membutuhkan umpan balik atau tidak.
- Filsuf virtual : alat pembelajaran asinkron, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik, merefleksikan dan mengubah proses berfikir dan logika. Filsuf Virtual mengidentifikasi celah dalam proses berpikir siswa dan membuat siswa untuk mengevaluasi dan mengevaluasi kembali mengapa mereka berpikir dengan cara tertentu.
- Konten yang dibuat oleh peserta didik seperti media sosial : media sosial mendorong pengembangan keterampilan mandiri. Seperti pengembangan konten peserta didik.
Sehingga penerapan pendekatan heutagogi diimplementasikan dalam praktek sebagai berikut :
- Pembelajaran yang saling bergantung seperti menyelidiki hal-hal baru, menemukan informasi baru, berpartisipasi dalam kegiatan penelitian,pengujian hipotesis, Memvalidasi pengetahuan, berkolaborasi dengan pendidik dan peserta didik lainnya.
- Double and triple loop learning, yang menekankan pada kemampuan menganalisis yang dipelajari, kemampuan menganalisis bagaimana informasi baru dan jalur pembelajaran memengaruhi sistem nilai dan kepercayaan, kemampuan mengenali pelajaran yang dipelajari dari pengalaman, penerapan Informasi dan pengalaman yang diketahui . dan situasi baru, kemampuan menjawab pertanyaan dan masalah yang berkaitan dengan lingkungan belajar.
- berpartisipasi secara online kemudian peserta didik dapat berpartisipasi dalam pelatihan tatap muka dan dalam komunitas pelatih dan pakar lainnya. Kemudian bagikan informasi dan konten di komunitas pendidikan, ajukan pertanyaan di komunitas, dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran komunitas.
Pada dasarnya, di era revolusi digital manusia menyelesaikan berbagai tantangan dengan menggunakan atau memanfaatkan berbagai inovasi teknologi yang dihasilkan. Untuk menghadapi tantangan pembelajaran di era revolusi digital pendekatan hetagogik sangat tepat. Heutagogi adalah kerangka kerja yang relatif baru untuk mengajar dan belajar.Â
Pada dasarnya pendekatan hetagogi memungkinkan pendidik hanya berperan sebagai fasilitator atau pembimbing dalam proses pembelajaran dan menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang ditentukan oleh siswa itu sendiri. Dalam pendekatan hetagogik, siswa memiliki otonomi penuh dalam merancang pembelajaran yang aktif, proaktif dan menyenangkan bagi dirinya sendiri. Memungkinkan pembelajaran yang inovatif dan memuaskan.
Melalui pembelajaran jarak jauh untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pendekatan hetagogik dalam pengajaran dan pembelajaran, seperti pelatihan di kelas dan komunitas pelatih serta pakar atau rekan lainnya . siswa Kemudian bagikan informasi dan konten di komunitas pendidikan, ajukan pertanyaan di komunitas, dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran komunitas.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â